Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Chapter 6-Advertising Design, image, image - Coggle Diagram
Chapter 6-Advertising Design
6.1 Strategi pesan iklan
adalah pendekatan utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Strategi ini mengarahkan bagaimana pesan inti merek disusun, agar dapat memengaruhi konsumen baik secara kognitif, afektif, maupun konatif.
Tiga tipe utama Strategi pesan
1. Cognitive Strategies (Strategi Kognitif)
Fokus pada rasionalitas dan logika. Memiliki tujuan membangun kesadaran, memberikan informasi, dan menanamkan pengetahuan mengenai merek atau produk.
Contoh pendekatan:
Generik message → menekankan kategori produk (misalnya: “susu baik untuk kesehatan tulang”).
Preemptive message → mengklaim manfaat unik sebelum pesaing (misalnya: pasta gigi pertama dengan fluoride).
Unique Selling Proposition (USP) → menyoroti keunggulan produk yang khas.
Hyperbole → klaim berlebihan untuk memperkuat daya tarik.
Comparative advertising → membandingkan produk dengan pesaing secara langsung.
2. Affective Strategies (Strategi Afektif)
Menargetkan emosi konsumen untuk menciptakan keterikatan dengan merek. Cocok untuk produk dengan keterlibatan tinggi atau produk yang ingin membangun brand image.
Contoh Pendekatan:
Resonance advertising → menghubungkan iklan dengan pengalaman pribadi konsumen.
Emotional advertising → menggunakan humor, cinta, kebanggaan, rasa takut, dll.
3. Conative Strategies (Strategi Konatif)
Bertujuan mendorong tindakan segera, misalnya pembelian atau kunjungan ke toko. Biasanya digunakan pada promosi penjualan, iklan online, atau direct marketing.
Contoh: iklan dengan CTA “Beli Sekarang”, “Daftar Gratis Hari Ini”, atau “Hanya 3 Hari Lagi”.
6.2 Daya Tarik Iklan (Advertising Appeals)
Daya tarik iklan adalah pendekatan kreatif yang digunakan untuk membangkitkan respons emosional atau rasional dari audiens. Pemilihan daya tarik yang tepat akan membantu pesan iklan lebih mudah diingat, membangun citra merek, serta mendorong tindakan konsumen.
Jenis-jenis Daya Tarik Iklan
1. Fear Appeal (Daya Tarik Ketakutan)
Menggunakan rasa takut untuk mendorong konsumen bertindak. Contoh: Iklan rokok yang menampilkan dampak kesehatan serius.
2. Humor Appeal (Daya Tarik Humor)
Membuat iklan menyenangkan, menarik perhatian, dan mudah diingat.
Risiko
: humor dapat menutupi pesan merek atau tidak relevan dengan produk.
3. Sex Appeal (Daya Tarik Seksual)
Menggunakan simbol atau imaji seksual untuk mencuri perhatian. Bentuknya bisa: sugestif, erotis, atau simbolik. Efektif untuk beberapa produk, tetapi dapat memicu kontroversi atau retensi budaya
4. Music Appeal (Daya tarik musik)
Musik memperkuat mood, menciptakan asosiasi emosional, dan memudahkan recall merek.
Contoh: Jingle ikonik dari coca-cola atau Mcdonal's.
5. Rational Appeal (Daya tarik rasional)
Menekankan fakta, logika, dan manfaat produk. Cocok untuk konsumen dengan keterlibatan tinggi, misalnya pembelian elektronik atau produk keuangan.
6. Emotional Appeal (Daya tarik Emosional
Menghubungkan merek dengan emosi positif (cinta, kebahagiaan, kebanggaan) atau negatif (kesedihan, rasa bersalah). Contoh: Iklan amal yang menyentuh hati
7. Scarcity Appeal Daya tarik kelangkaan)
Menekankan keterbatasan waktu atau jumlah produk untuk menciptakan urgensi. contoh: “Hanya hari ini!”, “Stok terbatas!”.
6.3 Kerangka Eksekusi Iklan (Executional Frameworks)
erangka eksekusi iklan adalah cara atau bentuk penyajian pesan iklan secara visual dan naratif.
Jenis-jenis Kerangka Eksekusi Iklan
1. Animation (animasi)
Menggunakan karakter atau objek animasi untuk menyampaikan pesan. Contoh: maskot animasi M&M’s.
2. Slice-of-Life (Potongan Kehidupan Sehari-hari)
Menampilkan situasi realistis yang dialami konsumen sehari-hari, kemudian memperlihatkan bagaimana produk menyelesaikan masalah tersebut. Contoh: iklan sabun yang menampilkan ibu rumah tangga mencuci piring di rumah.
3. Storytelling (Penceritaan Naratif)
Menggunakan plot atau alur cerita seperti film pendek.
4. Testimonial (Kesaksian Konsumen)
Menghadirkan pelanggan nyata atau figur publik yang berbagi pengalaman positif menggunakan produk.
5. Authoritative (Pendekatan Otoritatif)
Mengandalkan pakar atau data ilmiah untuk memperkuat klaim produk. Cocok untuk produk kesehatan, teknologi, atau kecantikan.
6. Demonstration (Demonstrasi produk)
Menunjukkan secara langsung bagaimana produk bekerja dan keunggulannya. Contoh: iklan deterjen yang menunjukkan hasil cucian lebih bersih dibanding merek lain.
7. Fantasy (Fantasi)
Menggambarkan situasi imajinatif atau dunia fiksi yang menimbulkan daya tarik emosional. Contoh: iklan parfum yang menggambarkan dunia glamor dan penuh daya tarik.
8. Informative (Informasi Langsung)
Menyampaikan pesan secara langsung dan faktual tanpa unsur dramatisasi. Umumnya digunakan untuk produk dengan orientasi rasional seperti perbankan atau asuransi.
6.4 Sumber dan Juru Bicara Iklan (Sources and Spokespersons)
Salah satu keputusan penting dalam desain iklan adalah menentukan siapa
yang akan menyampaikan pesan.
Karakteristik Utama Juru Bicara Yang efektif
1. Credibility (kredibilitas)
Menunjukkan bahwa pembicara dapat dipercaya dan berpengetahuan.
Kredibilitas terdiri atas dua komponen utama:
Trustworthiness (Dapat dipercaya)
→ audiens percaya bahwa pesan yang disampaikan jujur.
Expertise (Keahlian)
→ juru bicara dianggap memiliki kompetensi atau pengalaman yang relevan dengan produk.
2. Attractiveness (Daya Tarik)
Termasuk daya tarik fisik, gaya komunikasi, dan kepribadian.
3. Similarity (Kesamaan dengan Audiens)
Konsumen lebih mudah menerima pesan dari orang yang mirip dengan mereka dalam hal gaya hidup, usia, atau nilai-nilai.
4. Likeability (Tingkat Kesukaan)
Juru bicara yang disukai menimbulkan perasaan positif terhadap merek.
Jenis-jenis Juru bicara Iklan
Celebrities (Selebriti)
CEO atau Eksekutif Perusahaan
Expert Spokespersons (Ahli), Digunakan untuk produk teknis atau medis.
Typical-Person Endorsement (Konsumen Biasa), Menggunakan orang biasa atau pelanggan nyata untuk memberikan testimoni.
Animated Spokesperson (Karakter Animasi)
6.5 Periklanan Internasional dan Global (International and Global Advertising)
1. Global Brand versus Local Adaptation (Merek Global vs. Adaptasi Lokal)
Global Branding (Pendekatan Global)
Perusahaan menggunakan pesan dan tema iklan yang sama di seluruh dunia. Tujuannya adalah membangun
identitas merek yang konsisten
dan mudah dikenali secara internasional. Cocok untuk produk dengan nilai universal, seperti teknologi, otomotif, atau fashion. Contoh: kampanye global Apple dengan pesan “Think Different” atau Nike dengan “Just Do It.”
Local Adaptation (Adaptasi Lokal)
Iklan disesuaikan dengan budaya, bahasa, dan kebiasaan pasar setempat.
Contoh: McDonald’s menyesuaikan menu dan pesan iklan di tiap negara (misalnya McSpicy Paneer di India).
2. Cultural and Social Differences (Perbedaan Budaya dan Sosial)
Budaya memengaruhi cara konsumen memandang simbol, warna, humor, dan nilai.
3.Legal and Ethical Constraints (Kendala Hukum dan Etika)
Setiap negara memiliki aturan iklan berbeda:
beberapa melarang iklan alkohol, rokok, atau produk anak-anak,
yang lain membatasi penggunaan selebriti atau klaim medis.
4.Media Availability (Ketersediaan Media)
Media digital global seperti YouTube, Instagram, dan TikTok membuat distribusi iklan lintas negara semakin mudah.