Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) - Coggle Diagram
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia gestasi (WHO, 2018). BBLR dapat terjadi pada bayi cukup bulan maupun prematur, dengan klasifikasi berdasarkan berat lahir dan usia kehamilan.
Etiologi dan Predisposisi
Faktor ibu
Penyakit (anemia, perdarahan antepartum, preeklamsia, eklamsia, infeksi kandung kemih, malaria, IMS, hipertensi, jantung, penyalahgunaan obat dan minuman alkohol)
Umur (Pada kelompok umur beresiko yaitu umur <20 tahun >35 tahun dan kelompok umur tidak beresiko atau resiko ringan yaitu 20-35 tahun)
Paritas ( primipara, multipara, dan
grandemultipara)
Pendidikan (Pendidikan menentukan kemampuan menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi)
Jarak kelahiran (seorang ibu yang setelah persalinan membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk memulihkan tubuh dan mempersiapkan diri untuk persalinan berikutnya)
Faktor janin
Kelainan kromosom
Infeksi janin kronik (rubella bawaan)
Gawat janin
Kelahiran kembar
Faktor plasenta
Hidramnion
Plasenta previa
solutio plasenta
Ketuban pecah dini
Faktor Lingkungan
Terkena radiasi
Terpapar zat racun
Sarana Kesehatan yang tidak memadai (Suryani,2020)
Manifestasi Klinis
Rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak sub kutan masih tipis atau kurang
Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang
Fungsi saraf yang kurang atau belum matang, mengakibatkan reflek hisap, menelan, batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisannya lemah.
Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit, tumit mengkilap, telapak kaki halus
Tulang rawan atau telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinganya, tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan gerakannya lemah.
Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun dalam skrotum. Untuk perempuan klitoris menonjol labia minora belum tertutup oleh labia mayora (Jayanty, 2016).
Umur kehamilan <37 minggu, berat badan <2500 gram, panjang badan <46 cm, lingkar kepala <33 cm, lingkar badan <30 cm.
Patologi
Melibatkan perubahan morfologis dan fungsional organ-organ tubuh akibat prematuritas dan/atau retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR).
Paru-paru
Imaturitas alveolus dan defisiensi surfaktan pada bayi prematur menyebabkan dinding alveolus mudah kolaps, sehingga mengarah pada sindrom gangguan napas (Respiratory Distress Syndrome/RDS) (Kliegman et al., 2020).
Sistem Termoregulasi
Lemak subkutan yang minim dan permukaan tubuh yang luas menyebabkan hipotermia. Ketiadaan brown fat (lemak coklat) yang cukup mengganggu kemampuan bayi menghasilkan panas (Cunningham et al., 2018).
Saluran Pencernaan
Mukosa usus yang belum matang meningkatkan risiko nekrotizing enterocolitis (NEC). Patologis: Terdapat inflamasi, iskemia, dan nekrosis segmental pada dinding usus, sering disertai dengan perforasi (Kliegman et al., 2020).
Sistem Imun
Sistem imun belum matang, jumlah imunoglobulin, khususnya IgG yang diperoleh melalui plasenta, sangat rendah karena transfer aktif baru terjadi signifikan pada trimester akhir. Jaringan limfoid seperti timus dan limpa berkembang kurang sempurna → rentan terhadap infeksi (WHO, 2022).
Penatalaksanaan
Mandiri
Menggunakan perawatan metode kanguru untuk menjaga kehangatan bayi dan meningkatkan bonding serta menyusui. Menghindari paparan udara dingin dan segera mengeringkan bayi setelah lahir (WHO, 2022).
Mendorong ibu untuk memberikan ASI, baik langsung atau melalui perah, sesering mungkin untuk mencegah hipoglikemia (Roesli, 2020)
Mengukur suhu, frekuensi napas, dan detak jantung secara berkala.
Memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarga tentang cara perawatan bayi BBLR, termasuk tanda bahaya yang perlu diwaspadai.
Kolaborasi
Rujukan kerumah sakit
Bila bayi mengalami gangguan pernapasan, hipotermia berat, atau tidak dapat menyusu (Depkes RI, 2019). Rujukan ke unit perawatan neonatal intensif (NICU) untuk penanganan lanjutan
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
Untuk pemberian surfaktan, terapi oksigen, nutrisi parenteral, atau terapi antibiotik.
Kolaborasi dengan tim gizi
Konsultasi dengan ahli gizi untuk pengaturan nutrisi yang optimal. Dukungan laktasi untuk mempertahankan produksi ASI dan metode pemberian ASI yang sesuai.
Teknik Diagnosis
Saat pertemuan konsultasi pertama sebelum hamil
Terdapat riwayat berulang KMK (kecil masa kehamilan)
Terdapat riwayat abortus
Ibu mempunyai penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit liver, merokok, peminum alkohol dan mengonsumsi obat
Saat hamil dapat diduga
Terjadi perdarahan pada kehamilan
Kemungkinan kelainan plasenta
Kehamilan ganda
Hasil Laboratorium meliputi peningkatan kadar protein alfa atau HCG serum ibu, anemia, penyakit kolagen
Komplikasi
Gangguan kardiovaskuler
jantung relatif kecil saat lahir pada bayi premature kerjanya lambat dan lama. Meneyebabakan kecenderungan perdarahan intrakarnial, tekanan darah lebih rendah dari bayi aterm
Gangguan pernafasan
kurangnya surfaktan, pertumbuhan
dan perkembangan paru belum sempurna dan otot pernafasan masih lemah
Gangguan pencernaan
problem nutrisi, distensi abdomen, volue lambung berkurang daya untuk mencerna dan mengabsorsi lemak, vitamin, dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja kardio esofagus belum sempurna
Gangguan urogenitas
kemampuan untuk mengabsorsi urin menurun akibatnya dehidrasi gangguan keseimbangan dan elektrolit, terjadi dari tubulus yang kurang berkembang, produksi urin sedikit tidak mampu mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit sehingga terjadi oedem
Gangguan pembuluh darah
lebih dari 50% bayi prematur manderita perdarahan intraventrikuler yang disebabkan karena bayi prematur sering menderita apneau , asfiksia berat, dan sindrom pernafasan berat akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi, dan hiperapneau
Gangguan imunologi
daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG, gamma gloin bayi prematur belum sanggup membentuk antibody dan fugositas serta reaksi terhadap peradangan lebih baik (Suryani,2020)
Prognosis
Kematian perinatal pada bayi berat bayi rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasinya neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial dan hipoglikemia, bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada saraf dan akan terganggu bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya (Jayanty, 2016).