Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Anemia, Nur Fauzhan Dwi Prasetio 2306279706, Nur Fauzhan Dwi Prasetio…

- - - - Jika Hb <130 g/L pada pria atau Hb <115 g/L pada wanita, pertimbangkan IDA.
        
        Lanjutkan dengan pemeriksaan kadar ferritin.
        
        Ferritin >100 µg/L → IDA tidak mungkin, bahkan jika ada penyakit inflamasi.
        
        Ferritin 15–50 µg/L → Mungkin IDA pada pasien lansia atau dengan penyakit inflamasi.
        
        Tentukan dan tangani penyebab mendasar.
        Rujuk jika diperlukan.
        
        Ferritin <15 µg/L → Sangat mungkin IDA.
        
        Tentukan dan tangani penyebab mendasar.
        Rujuk jika diperlukan.
        
        Berikan oral iron.
        Evaluasi respons Hb dalam 4 minggu.
        
        Jika Ada Respons Hb
        Lanjutkan terapi oral iron
        
        1 more item...
    - - Ferrous sulphate
        
        tablet: 200 mg Fe elementer
        
        Oral drops: 125 mg/mL → 25 mg/mL Fe
      - Ferrous fumarate
        
        tablet: 210 mg -> 68 mg Fe
        
        tablet: 322 mg -> 100 mg Fe *
        
        capsule: 305 mg -> 100 mg Fe *
        
        Oral solution: 140 mg/5 mL → 45 mg/5 mL Fe
      - Ferrous gluconate
        
        tablet: 300 mg -> 35 mg Fe
      - Sodium feredetate
        
        Oral solution: 190 mg/5 mL → 27.5 mg/5 mL Fe
    - - Tujuan Terapi
        
        Pemulihan manifestasi hematologi
        
        Penggantian sumber simpanan tubuh
        
        Pencegahan / penyembuhan kerusakan neurologis
      - Pilihan Terapi
        
        Oral
        
        Vitamin B12: Cobalamin oral 1–2 mg/hari (selama 1–2 minggu)
        
        dilanjutkan: 1 mg/hari
        
        Parenteral (IM)
        
        Cyanocobalamin: 1000 mcg IM
        
        Setiap hari selama 1 minggu
        
        Lalu 1x/minggu selama sebulan
        
        Lalu 1x/bulan
        
        1 more item...
        
        Spray Nasal
        
        Untuk pasien dalam remisi
        
        dosis: sekali seminggu
        
        Tidak untuk pasien dengan masalah hidung
        
        Anemia Defisiensi Asam Folat
        
        Folat oral 1 mg/hari selama 4 bulan
        
        Umumnya cukup kecuali ada penyebab yang tidak bisa diperbaiki
        
        Jika malabsorpsi:
        
        Dosis dinaikkan menjadi 1–5 mg/hari
- - - - Low MCV → Microcytic anemia
        
        Jika ringan dan sesuai riwayat defisiensi besi:
        
        Ya → Pengobatan presumtif, ulangi tes 1 bulan
        
        Hgb naik >1 g/dL
        
        ya: Diagnosis defisiensi besi -> lanjutkan terapi 1-> bulan lagi, edukasi susu sapi
        
        tidak: Uji perdarahan gastrointestinal, rujuk gastroenterolog pediatri
        
        tidak: Lakukan studi besi, elektroforesis Hgb, kadar timbal
        
        → Defisiensi besi (tidak respons): uji GI bleed
        
        → Anemia penyakit kronis: obati penyebab
        
        → Thalassemia: konseling/rujuk
        
        → Tidak ditemukan penyebab: rujuk hematolog anak
      - Normal MCV → Normocytic anemia (Lihat Figure 2)
      - High MCV → Macrocytic anemia (Lihat Figure 3)
  - - - wanita: Hb < 12 g/dLPria: Hb < 13 g/dL
    - - Hitung indeks retikulosit
        
        Respons Retikulosit
        
        Rendah (<2%) → masalah produksi
        
        Tinggi (≥2%) → kehilangan darah atau hemolisis
        
        Lanjut Berdasarkan MCV
        
        MCV > 100 fL (Makrositik)
        
        cek: vitamin B12 & asam folat
        
        ↓ B12 → Cek MMA → Jika ↑ = defisiensi B12 → terapi B12 oral
        
        ↓ Folat → Homosistein ↑ → terapi asam folat
        
        Normal → cari penyebab lain (biopsi sumsum tulang jika perlu)
        
        MCV < 100 fL (Mikrositik)
        
        cek: Fe, TIBC, saturasi transferrin, ferritin
        
        Fe ↓ + Ferritin ↓ = Anemia defisiensi besi → Ferrous sulfate
        
        Ferritin normal/tinggi + saturasi <20% = Anemia penyakit kronik
        
        Jika respon terapi buruk → evaluasi def. B12/folat → jika tetap → biopsi
  - - - ringan: 9 - 10,9 g/dL
        
        sedang: 7 - 8,9 g/dL
        
        berat: < 7 g/dL
        
        Sangat berat: < 4 g/dL
    - - tablet tambah darah (TTD) yang mengandung ferrous fumarate 60 mg/hari selama masa kehamilan atau minimal 90 tablet.
  - - - Hb, indeks eritrosit
      - Retikulosit absolut
      - Ferritin serum dan TSAT
    - - TSAT ≤ 30% dan ferritin ≤ 500 ng/mL
        
        Pemberian zat besi bertujuan untuk: Meningkatkan Hb tanpa ESA → Mengurangi kebutuhan ESA
    - - pemberian zat besi
      - ESA (Erythropoiesis-Stimulating Agents).
  - - - PPI menyebabkan hipoklorhidria
        
        menghambat absorpsi besi
        
        anemia
- - - - Serius
        
        Nyeri perut hebat atau muntah, batuk berdahak berdarah atau muntah yang tampak seperti ampas kopi
      - Umum
        
        Diare, konstipasi, mual, sakit perut, tinja berwarna hijau, hilang nafsu makan
    - - Hipersensitivitas, haemochromatosis dan sindrom kelebihan zat besi lainnya,
    - - Monitor Hb dan hematokrit; jumlah dan indeks sel darah merah, feritin serum
  - - - Hilang nafsu makan, mual, muntah, diare, sembelit, perubahan warna pada feses
    - - Pantau serum Fe, total kapasitas pengikatan Fe, Hb, dan jumlah retikulosit.
    - - Menurunkan absoprsi antibiotik (tetrasiklin, fluoroquinolones)
      - Dengan antasida produk dengan Zn, Ca, fosfor, dll absorbsitas dapat menurun
  - - - Konstipasi, diare, kram perut, hilang nafsu makan. urin dan tinja yang berwarna gelap atau hitam.
    - - Mengurangi absorpsi fluoroquinolones dan beberapa obat lainnya
      - Absorpsi berkurang dengan garam Ca, gaean Ng, da suplemen mineral lainnya
      - Penggunaan konkomitan Fe dan tetrasiklin dapat mengrangi absorpsi keduanya
    - - hemosiderosis, anemia hemolitik, ulkus peptikus, inflammatory bowel disease, transfusi darah berulang
  - - - Rasa panas di dada, nyeri perut, hilang nafsu makan, mual, muntah, diare, sembelit, perubahan warna pada feses.
    - - Antasida dapat menurunkan penyerapan tablet tambah darah.
      - Zat besi dapat mengikat antibiotik dan menurunkan absorpsinya.
      - Hindari kopi dan teh
  - - - Umum
        
        mual, kehilangan nafsu makan, kembung, sakit perut, rasa pahit atau tidak mengenakan di mulut,
      - Serius
        
        alergi (gatal-gatal, ruam, kemerahan, mengi, kesulitan bernapas), meningkatkan risiko kejang pada penderita epilepsi yang menerima fenobarbital
    - - Hipersensitivitas, sindrom kelebihan zat besi, anemia pernisiosa, dan anemia hemolitik
    - - Aminosalicylic acid, arsenic trioxide, dan chloramphenicol
        
        Mengganggu penyerapan atau metabolisme vitamin B12
  - - - Diare, pembengkakan di area tubuh
    - - Capecitabine, fluorouracil, pafolacianine
        
        efektivitas dapat berkurang jika dikonsumsi bersamaan dengan asam folat dosis tinggi
      - Alkohol
        
        dapat mengganggu penyerapan dan metabolisme asam folat
  - - - Gatal atau ruam ringan, nyeri badan, mati rasa, sensasi kesemutan, mual, muntah, sakit perut, diare, pusing ringan
        
        Terapinya
        
        Terapi suportif (antihistamin untuk gatal, analgesik ringan untuk nyeri)
        
        terapi nonfarmakologi (istirahat, hidrasi cukup). Efek samping dapat menghilang seiring waktu selama pengobatan.
    - - Dimercaprol
        
        membentuk kompleks toksik dengan zat besi
      - Golongan ACE inhibitors
        
        meningkatkan risiko reaksi alergi berat (hipersensitivitas) dan hipotensi
      - Sediaan zat besi lain
        
        Meningkatkan risiko keracunan besi
  - - - Mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, detak jantung cepat, nyeri dada ringan
  - - - Demam, gejala flu, hipotensi/hipertensi ringan, sakit kepala
- - - - Sumsum tulang merah adalah jaringan ikat vaskular yang sangat aktif
        
        Mengandung sel punca pluripotent (hemocytoblasts) yang bisa membentuk berbagai jenis sel darah.
        
        Seiring bertambahnya usia, produksi sel darah menurun.
        
        Sumsum tulang merah diganti oleh sumsum kuning (berisi lemak).
  - - - Myeloid stem cell
      - Lymphoid stem cell
      - Cabang Myeloid Stem Cell
        
        a. CFU-E (Colony-Forming Unit – Erythrocyte)
        
        ➡ Proerythroblast
        
        ➡ Retikulosit
        
        ➡ Erythrocyte (Sel darah merah)
        
        b. CFU-Meg (Colony-Forming Unit – Megakaryocyte)
        
        ➡ Megakaryoblast
        
        ➡ Megakaryocyte
        
        ➡ Platelet (Trombosit)
        
        CFU-GM (Granulocyte-Macrophage)
        
        ➡ Myeloblast
        
        Example
        
        Basophilic myeloblast ➡ Basofil
        
        Eosinophilic myeloblast ➡ Eosinofil
        
        Neutrophilic myeloblast ➡ Neutrofil
        
        ➡ Monoblast ➡ Monosit ➡ Makrofag
      - Cabang Lymphoid Stem Cell
        
        T Lymphoblast ➡ T Lymphocyte (Sel T)
        
        B Lymphoblast ➡ B Lymphocyte (Sel B) ➡ Plasma cell
        
        NK Lymphoblast ➡ NK cell (Natural Killer)
  - - - Setiap rantai dihubungkan ke gugus heme yang terdiri dari struktur cincin porfirin dengan atom besi (Fe) yang terikat di pusatnya, yang mampu mengikat oksigen.
    - - dimulai dari substrat suksinil-CoA dan glisin
        
        memerlukan kehadiran piridoksin fosfat (vitamin B₆) sebagai katalis.
        
        Setelah disintesis di mitokondria sitoplasmik dari RBC
        
        heme berdifusi ke ruang ekstramitokondrial
        
        bergabung dengan rantai α dan β untuk membentuk Hb.
    - - Makrofag di limpa, hati, atau sumsum tulang merah memfagositosis sel darah merah yang rusak dan aus.
        
        Bagian globin dan heme dari hemoglobin dipisahkan
        
        Globin dipecah menjadi asam amino, yang dapat digunakan kembali untuk mensintesis protein lain.
        
        Zat besi diambil dari bagian heme dalam bentuk Fe³⁺
        
        kemudian bergabung dengan protein plasma transferin
        
        Fe³⁺ melepaskan diri dari transferin dan menempel pada protein penyimpanan zat besi yang disebut ferritin
        
        1 more item...
    - - Gangguan Homeostatis
        
        Penurunan Suplai Oksigen ke Ginjal (dan Jaringan Lain)
        
        Reseptor (Receptors)
        
        input: Peningkatan Sekresi Erythropoietin (EPO)
        
        Pusat Kontrol (Control Center)
        
        Output
        
        1 more item...
        
        Di sumsum tulang merah, EPO merangsang proeritroblas untuk bermaturasi lebih cepat menjadi retikulosit (sel darah merah muda).
        
        Ginjal merespons dengan mengeluarkan hormon EPO ke dalam darah.
        
        Ginjal sangat sensitif terhadap kadar oksigen.
        
        pemicunya: Kadar oksigen dalam darah menurun (hipoksia).
    - - Pluripotent Stem Cell (Sel Punca Pluripoten)
        
        Erythroid Burst-Forming Unit (BFU-E)
        
        Erythroid Colony-Forming Unit (CFU-E)
        
        Proerythroblast
        
        Basophilic Erythroblast
        
        Polychromatic Erythroblast
        
        1 more item...
        
        Sel ini mulai mensintesis hemoglobin.
        
        sel awal yang mulai terlihat morfologinya menuju eritrosit.
        
        Di bawah stimulasi EPO, berkembang menjadi proeritroblas.
        
        Tahap awal dari komitmen ke arah pembentukan sel darah merah.
        Merespons EPO (erythropoietin), hormon yang merangsang pembentukan RBC.
        
        sel induk yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel darah.