Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK - Coggle Diagram
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
Pengertian Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Salah satu tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah) yang mengarah pada perkembangan inteligensi yang berguna mengarahkan manusia sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. Dalam pendidikan Islam, bukan hanya memberikan titik tekan pada hafalan tapi lebih pada proses intelektualitas dan proses pemahaman (Arif, 2002).
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif di lingkungan sekolah. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu:
(1) Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
(2) Tahap praoperasional (2-4 tahun)
(3) Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)
(4) Tahap operasonal formal (11-15 tahun)
Karakteristik Kemampuan Proses dan Keterampilan Kognitif Peserta
Didik
Proses kognitif dapat diterangkan dengan pendekatan sistem pemrosesan informasi. Inti dari pendekatan pemrosesan informasi ini adalah proses memori dan proses berpikir.
Uraian berikut menjelaskan beberapa konsep tentang kemampuan kognitif anak yang terkait perkembangan proses kognitifnya, seperti persepsi, memori dan atensi.
Persepsi, Istilah persepsi berasal dari kata ‘perception’, yang berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya (KBBI Daring).
Memori adalah sistem kognitif manusia yang mempunyai fungsi menyimpan informasi atau pengetahuan. Suharnan menyatakan bahwa: “Ingatan atau memori menunjukkan pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information over time)” (Suharnan, 2005).
Atensi merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem kognitif. Menurut Chaplin (2002) atensi adalah konsentrasi terhadap aktivitas mental.
Komponen Keterampilan Kognitif Peserta Didik
Antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya mengalami proses kognitif yang sama namun kemampuannya yang berbeda-beda. Begitu pula dengan keterampilan kognitifnya. Itulah salah satu yang menyebabkan tiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Terdapat beragam kecenderungan kemampuan keterampilan kognitif peserta didik, yakni metakognitif, strategi kognitif, gaya kognitif, dan pemikiran kritis.
Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi
atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerja. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena individu menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses kognitifnya sendiri.
Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting dikuasai oleh seseorang peserta didik dalam belajar atau memecahkan masalah. Strategi kognitif merupakan kemampuan tertinggi dari domain kognitif, setelah analisis, sintesis, dan evaluasi.
Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berfikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan memproses informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.
Pemikiran kritis merupakan kemapuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Perkembangan kognitif, secara umum dipengaruhi dua faktor utama, yakni hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu tidak terpisah secara sendiri sendiri melainkan saling terhubung (Asrori, 2012).
Faktor hereditas, Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya.
Faktor lingkungan Terdapat dua faktor lingkungan yang sangat besar peranannya yakni keluarga dan sekolah.
Implikasi Perkembangan Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran
Berdasarkan paparan perkembangan kognitif di atas, implikasi dalam pembelajaran perlu melihat bangunan metodologi pendidikan Islam sehingga dari situ dapat ditentukan beberapa strategi pembelajaran dengan mempertimbangkan aspek perkembangan kognitif peserta didik. Prinsip pemakaian metodologi pendidikan agama Islam dibagi menjadi: (1) pengenalan yang utuh terhadap peserta didik: umur, kepribadian, dan tingkat kemampuan mereka; (2) berstandar kepada tujuan, oleh karena metode diaplikasikan untuk mencapai tujuan; (3) menegakkan uswah hasanah (contoh tauladan yang baik) terhadap peserta didik (Arif, 2002).