Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Bengkak Seluruh Tubuh, Athallah Noufal Mubarak (2206046986) - Coggle…

- - - - Focal segmental glomerulosclerosis
        
        Minimal change disease
        
        Idiopatic membranous nephropathy
    - - Penyakit sistemik → Diabetes melitus dan lupus
        
        Infeksi virus→ HIV, Hepatitis B,CMV,Sars-CoV-5
        
        Penggunaan obat-obatan→ heroin
  - - - Penyakit sistemik → Diabetes melitus dan lupus
      - Infeksi virus→ HIV, Hepatitis B,CMV,Sars-CoV-5
      - Penggunaan obat-obatan→ heroin
      - Faktor genetik→ mutasi gen sel podosit
  - - - Focal glomerular glomerulosclerosis
        
        Minimal change disease
        
        Idiopatic membranous nephropathy
    - - Penyakit sistemik → Diabetes melitus dan lupus
        
        Infeksi virus→ HIV, Hepatitis B,CMV,Sars-CoV-5
        
        Penggunaan obat-obatan→ heroin
  - - - Banyak terjadi pada anak-anak, terutama anak laki-laki
      - Insidensi di seluruh dunia → 2-7 kasus baru/ 100.000 anak di bawah 18 tahun
      - Prevalensi di Indonesia → 6 dari 100.000 anak
      - SN yang disebabkan oleh faktor genetik→ kebanyakan bermanisfestasi pada usia 2-18 tahun
  - - - Sindrom nefrotik merupakan sekumpulan gejala klinis yang ditandai dengan
      - Proteinuria (> 40 mg/m2/jam)
      - Hipoalbuminemia (< 30 g/L)
      - Hiperlipidemia (300 mg/dL)
      - Edema
  - - - Sindrom nefrotik adalah kondisi di mana glomerulus (bagian ginjal) mengalami kerusakan, yang menyebabkan:
      - Proteinuria: Banyak protein, terutama albumin, bocor ke urin.
      - Hipoalbuminemia: Kadar albumin dalam darah menurun, menyebabkan kurangnya tekanan osmotik.
      - Edema: Cairan berkumpul di jaringan, menyebabkan pembengkakan.
      - Hiperlipidemia: Hati memproduksi lebih banyak lipid sebagai respons terhadap hipoalbuminemia.
  - - - Penurunan kadar albumin→ memicu sintesis albumin di hati
      - Peningkatan aktivitas sintesis→ peningkatan sintesis lipoprotein
      - Minimal change disease→ hiperkolesterolemia dan hiperlipidemia di dalam darah
  - - - Bengkak → diwali area wajah → baru bagian lainnya
      - Kelelahan
      - Nafsu makan menurun
      - Urin berbusa
      - Asites (kasus parah)
  - - - Tekanan darah → 25% pasien TD naik
        
        Frekuensi nadi → 72x
        
        Frekuensi napas → 32x
        
        Suhu → 36,7
        
        Berat badan → 20 kg
        
        Tinggi badan → 100 cm
    - - inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
        
        Kesimetrisan abdomen, bentuk, kontur dari otot-otot abdomen, ukuran, kondisi kulit, serta edema
        
        shifting dullness
        
        Perkusi umbilikus ke lateral abdomen
        
        Perkusi umbilikus → lateral → bunyi timpani → bunyi redup
        
        Tandai bunyi redup
        
        Pasien memiringkan badan → tunggu 30-60 detik
        
        Perkusi kembali yang sudah ditandai
        
        Ada perubahan redup → timpani? POSITIF
        
        ballotement
        
        Menggunakan dua tangan
        
        Ginjal kanan: tangan kiri pada posterior abdomen, di kaudal costae 12, dan ujung jari kena CVA. Tangan kanan di atas abdomen lateral
        
        Tarik napas dalam, lakukan dorong ginjal dgn tangan kiri. Tangkap dengan tangan kanan.
        
        Jika ada perabaan: POSITIF
        
        buli
        
        Palpasi di simfisis pubis
        
        Cari nyeri atau distensi
        
        Jika distensi: perkusi!
        
        Cek ketinggian distensi buli
        
        Buli distensiL obstruksi, hiperplasia prostat, dan masalah neurologis (stroke dan multiple sclerosis)
        
        cva
        
        Dari belakang pasien, tangan kiri pada sudut VCA, tangan kanan mengetok menggunakan palmar
        
        Cek reaksi pasien dan tanyakan nyeri pukul/bukan
        
        Jika anak-anak cek reaksi dan non-verbal
        
        Ketok dengan lembut
        
        edema
        
        Bagian kepala: puffy face, moon face, palpebra
        
        Bagian ekstremitas → cek vena, tendon, penonjolan tulang, bandingkan kanan-kiri
        
        Palpasi → pitting edema → atas tibia, belakang malleolus medial, dan dorsum pedis
  - - - Edema → Mulai dari sekitar mata, wajah, dan kaki, bahkan pada area genitalia
        
        Asites abdomen atau efusi pleura (severe) => kenaikan berat badan
        
        hipertensi
    - - Urinalysis → Proteinuria masif dan Hematuria (bisa ditemukan)
        
        Tes darah → Cholesterol level hipoalbuminemia
        
        BUN, creatinine
        
        Serum albumin
    - - Gejala
        
        Utama → bengkak/edema
        
        umum → kelelahan dan kurangnya nafsu makan
        
        Bisa juga ditemukan urin berbusa
      - Riwayat
        
        Penyakit sistemik (diabetes mellitus)
        
        Penyakit autoimmune
        
        Penyakit keluarga
        
        Penggunaan obat NSAID
  - - - Hepatik: insufisiensi hati, sirosis hepatoseluler, sindrom Budd-Chiari
      - Pencernaan: enteropati eksudatif, limfangiektasia, malnutrisi
      - Jantung: edema angioneurotik herediter
      - Imun: anafilaksis
      - Ginjal: glomerulonefritis kronis, nefropati diabetik, glomerulosklerosis segmental fokal, nefropati terkait HIV, nefropati IgA, glomerulonefritis membranosa.
  - - - Gambar A: pewarnaan perak atau silver → gambaran spikes atau pembentukan tonjolan akibat material dari membran basal yang mulai menumpuk di antara deposit kompleks imun.
        
        Gambar B: mikroskop elektron → penebalan dinding kapiler glomerulus akan terlihat jauh lebih jelas → mengandung kompleks imun antara membran basal dan sel podosit
        
        effacement/hilangnya podocyte foot processes
    - - Gambaran A: pewarnaan PAS (periodic acid schiff) → membran basal normal dan tidak ada tanda-tanda proliferasi sel di glomerulus.
        Gambaran B: mikroskop elektron → hilangnya struktur normal podocyte foot processes sehingga terlihat pada bagian tersebut berubah menjadi rata atau hilang.
    - - Gambaran A: terjadi kolaps pada loop kapiler, peningkatan matrkis ekstrasel, dan deposit hyalinosis atau endapan protein plasma sepanjang dinding kapiler
        Gambaran B: adanya droplet lipid dan sel foam
- - - - Pengamatan sifat fisik
      - Volume
      - Warna
      - Kejernihan
      - Bau
      - Analisis kimia
        
        Celup strip secara singkat pada spesimen bersuhu ruang
        
        Tiriskan strip
        
        Tunggu dan amati reaksi perubahan warna selama 45 – 120 detik tergantung pada sifat yang diamati
        
        Bandingkan hasil warna pada pads dengan color chart yang telah disediakan pada sumber pencahayaan yang baik
      - Strip reagen/dipstick
      - Mikroskopik
      - Eritrosit
      - Leukosit
  - - - Reaksi strip reagen (dipstick)
      - Pads mengandung tetrabromfenol biru dan buffer asam sitrat
      - pada pH 3 warna kuning
      - protein meningkat → corak hijau → kebiruan
      - Interpretasi nilai semikuantitatif 1+, 2+, 3+, dan 4+ mewakili konsentrasi 30, 100, 300, or 2000 mg/dL
      - False positive: urin alkali
      - False negative: urin asam, protein yang terkandung bukan albumin
  - - - Kadar albumin rendah 3.5 - 4.5 g/dL
      - Anemia ringan
      - Peningkatan lemak → kolesterol total dan trigliserida
      - Uji serologis lainnya → dilakukan untuk menentukan penyebab sekunder
- - - - Gagal Jantung -> dalam kondisi gagal jantung -> terjadi penurunan output jantung -> peningkatan tekanan vena -> mengakibatkan rembesan cairan ke ruang interstitial -> pada gagal jantung kiri -> cairan terakumulasi di paru-paru -> edema pulmonal.
    - - Malnutrisi Protein -> rendahnya kadar albumin akibat malnutrisi atau penyakit hati seperti sirosis -> mengurangi tekanan onkotik intravascular -> penumpukan cairan dalam jaringan.
        Sindrom Nephrotic -> kehilangan protein melalui urin -> penurunan tekanan onkotik dan timbulnya edema.
    - - Reaksi Inflamasi -> mediator inflamasi seperti histamin dan bradikinin -> memicu dilatasi serta peningkatan permeabilitas kapiler -> cairan dan protein keluar dari pembuluh darah -> ruang interstitial.
    - - Gagal Ginjal -> ketidakmampuan ginjal untuk mengekskresi natrium dan air -> akumulasi cairan dalam tubuh -> edema
  - - - Edema Kardial -> dihasilkan dari gangguan kardiovaskular, termasuk gagal jantung dan hipertensi.
        Edema Pitting -> jenis edema di mana tekanan pada area yang bengkak meninggalkan jejak atau lekukan -> berkaitan dengan retensi cairan sistemik, seperti yang terjadi pada gagal jantung atau penyakit ginjal -> karakteristiknya -> jejak yang terbentuk saat tekanan diberikan -> ekstremitas atau perut.
    - - Edema Akut -> muncul tiba-tiba -> terkait dengan cedera, reaksi alergi, atau kondisi medis mendesak.
        Edema Kronis -> berkembang secara perlahan -> berhubungan dengan penyakit jangka panjang -> hipertensi atau gagal jantung.
    - - Edema Anasarka -> edema sistemik -> menyebabkan pembengkakan menyeluruh di seluruh tubuh -> jaringan subkutan -> disebabkan karena kondisi serius -> gagal jantung kongestif, sirosis hati, atau sindrom nefrotik -> karakteristiknya -> pembengkakan yang luas -> menyebabkan distensi abdomen (ascites) -> disertai gejala lain seperti sesak napas akibat edema paru.
      - Edema Palpebra -> pembengkakan pada kelopak mata -> respons terhadap peradangan, alergi, atau infeksi -> disebabkan oleh konjungtivitis, reaksi alergi, atau infeksi bakteri -> karakteristiknya -> kemerahan, gatal, dan kemungkinan keluarnya nanah pada kasus infeksi -> edema palpebra dapat mempengaruhi penglihatan jika cukup parah.
    - - Edema Transudat -> cairan yang jernih dengan kadar protein rendah -> penurunan tekanan onkotik -> terkait dengan kondisi seperti gagal jantung.
        Edema Eksudat -> cairan keruh dengan kadar protein tinggi -> terjadi akibat peradangan atau infeksi -> peningkatan permeabilitas vaskular -> menunjukkan adanya kerusakan pada dinding kapiler.
- - - - Pengaturan Diet
        
        Asupan Protein:
        
        Hindari konsumsi protein berlebihan untuk mencegah peningkatan beban kerja glomerulus.
        
        Protein diberikan sesuai Recommended Daily Allowances (RDA), yaitu 2 g/kg/hari.
        
        Restriksi Garam:
        
        Asupan garam harus dibatasi hingga 1-2 g/hari untuk mencegah retensi natrium yang dapat memperburuk edema.
        
        Restriksi Cairan:
        
        Pada pasien dengan edema parah, pembatasan cairan diperlukan untuk mengurangi beban volume cairan dalam tubuh.
    - - Infeksi:
        
        Pasien sindrom nefrotik berisiko mengalami infeksi, terutama peritonitis primer, akibat kehilangan imunoglobulin melalui urin.
        
        Antibiotik profilaksis dianjurkan pada pasien dengan edema atau asites berat.
        
        Tromboemboli:
        
        Risiko tromboemboli meningkat akibat kondisi hiperkoagulabilitas yang disebabkan oleh peningkatan kadar fibrinogen dan penurunan antitrombin III.
        
        Pada pasien dengan risiko trombosis tinggi, aspirin dosis rendah atau heparin dapat diberikan sebagai langkah pencegahan.
  - - - Korticosteroid : Predinson
      - INDIKASI Terapi utama Sindrome Nefrotic Idiopatik (untuk Sindrome nefrotic sensitive steroid (SNSS)
      - Predinson-> bekerja dengan mengurangi peradangan pada glomerulus -> menurunkan permeabilitas kapiler terhadap protein -> yang akhirnya menurunkan proteinuria dan mengurangi edema
      - Dosis : 60mg / hari -> jika dikaitkan pada pemicu maka dosis untuk anak A adalah 40mg/hari selama 4 minggu dan penurunan dosis (tapering off) selama 4 minggu berikutnya
      - Tujuan diberikan treatment 4-4 agar mengurangi adanya relaps kembali
    - - Imunosupresan Agent
      - INDIKASI: untuk sindrome nefrotik yang steroid resistant (SRNS)
      - Jika dalam pengobatan kortiko steroid pasien tidak merespon (setelah 8-12 minggu) maka imunosupresant agent (CPA, CyA) dapat di diberikan kepada pasien
      - kerja obat: agen alkilasi yang bekerja dengan menekan proliferasi sel limfosit B dan T, sehingga mengurangi peradangan ginjal
      - Dosis :CPA adalah 2-3 mg/kg/hari selama 8-12 minggu, dengan dosis kumulatif maksimal 168 mg/kg untuk mencegah efek samping seperti azospermia dan risiko kanker di kemudian hari
    - - Anti Edema / diuretik
      - Indikasi: sangat penting pada pasien dengan edema berat seperti Pemicu ini
      - Furosemid:
      - Golongan: Diuretik loop.
      - Mekanisme: Meningkatkan ekskresi natrium dan air dari ginjal, mengurangi retensi cairan.
      - Dosis: 1-2 mg/kg/hari, misalnya pada pasien dengan berat badan 20 kg, dosis 20-40 mg/hari.
      - Spironolakton:
      - Golongan: Diuretik hemat kalium.
      - Fungsi: Mencegah hipokalemia yang dapat terjadi akibat penggunaan furosemid.
      - Dosis: 2-3 mg/kg/hari.
- - - - anak-anak
        
        kortikosteroid -> remisi -> baik
        
        85-90%: responsif -> relapse -> toksisitas:
        
        steroid,
        
        infeksi sistemik
    - - Nefropati membranosa
        
        30%: remisi spontan.
        
        sindrom nefrotik persisten
        
        40-50%: ESRD (10 tahun)
    - - ESRD -> buruk
        
        20%: remisi proteinuria
        
        10%: proteinuria, membaik
        
        25-30%: ESRD (5 tahun.)
  - - - 3% -> mengancam jiwa.
        
        3 bulan pertama setelah diagnosis -> tromboemboli vena simptomatik (VTE) (gumpalan vena tungkai dalam, vena ileofemoral, vena kava inferior, vena paru, vena ginjal, sinus sagital)
        
        Risiko tinggi: anak kongenital & nefropati membranosa, remaja,
    - - Gangguan hormon <- hilang protein pengikat di urin.
        
        globulin pengikat tiroid
        
        laju ekskresi globulin ~ berat proteinuria.
        
        sindrom nefrotik
        
        fungsi tiroid normal, nilai T3 dan TBG rendah
        
        jumlah serum albumin ↓ -> ↓ kalsium terikat -> hipokalsemia.
        
        50-80%
    - - hipokrom mikrositik
        
        defisiensi zat besi tipikal
        
        tidak resisten pengobatan zat besi.
        
        peningkatan volume vaskular,
        
        pengenceran.
        
        penurunan transferin serum
        
        penurunan protein urin jumlah besar
    - - Hiponatremia
        
        peningkatan natrium -> gangguan klirens air bebas -> retensi air
        
        penurunan hantaran natrium & air menuju ansa Henle tebal.
        
        gangguan pengasaman
        
        kelainan pada distal -> penurunan natrium ke arah asidifikasi distal
- - - - Protein bocor ke tubule
        
        proteinuria
        
        hipoalbuminemia
        
        Tekanan onkotik plasma turun
        
        Air dan elektrolit ke interstisial
        
        Edema perifer (kaki)
        
        1 more item...