Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Dengue Fever, Respon Imun saat Infeksi Sekunder, Muhammad Nico Fadhil …
Dengue Fever
Diagnosis dan Penularan
Sindrom Syok Dengue (SSD)
Takikardi, nadi lemah
Lesu, gelisah
Tekanan nadi <20 mmHg dengan peningkatan diastolik
Hipotensi
Tersangka Dengue
Demam akut mendadak selama 2-7 hari dengan manifestasi klinis (minimal 2)
Terkonfirmasi
Isolasi virus dengue dari serum. Peningkatan IgG 4x lipat atau peningkatan IgM spesifik virus dengue. Deteksi virus atau antigen dengan ELISA, Immunosorbent assay, Rapid test dll
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam mendadak tinggi dengan selama 2-7 hari;
Manifestasi perdarahan
Trombosit ≤100.000 sel/mm3
Minimal satu tanda-tanda plasma leakage
Diagnosis Laboratorium
Hematokrit
Normal pada awal fase demam
Peningkatan tiba tiba bersamaan/segera setelah penurunan trombosit
Peningkatan > 20% → kemungkinan kebocoran plasma
Lainnya
Hipoproteinemia, Hipoalbuminemia
kebocoran plasma
Trombosit
Normal pada fase awal
Penurunan tiba tiba (<100.000) (akhir fase demam)
Kembali normal pada fase konvalesens
Sel Darah Putih
Normal pada fase awal demam
Penurunan total sel darah putih menjelang akhir fase demam
Jumlah sel darah putih <5000, dengan neutrofil < limfosit (fase kritis)
Picture
Penularan
Virus dengue biasanya menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk spesies Aedes yang terinfeksi .
Jarang terjadi, demam berdarah dapat menyebar melalui rute lain
Seseorang yang terinfeksi demam berdarah saat hamil dapat menularkan virus tersebut ke janinnya.
Picture
Parameter Monitoring
Kriteria Memulangkan Pasien
Tampak perbaikan secara klinis
Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
Tidak dijumpai distres pernafasan
Hematokrit stabil
Jumlah trombosit >50.000/μl dan menunjukan kecenderungan meningkat
Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik stabil) Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik stabil)
Nafsu makan membaik
Monitoring Pasien Saat Terapi Cairan
Pasien dengan perdarahan spontan
Periksa TTV sesering mungkin, periksa Ht, Hb, dan trombosit tiap 4-6 jam
Pasien dengan warning sign
Periksa Ht dan TTV 1-2 jam setelah cairan awal masuk
Evaluasi: Ht dan TTV 204 jam setiap cairan dikurangi/ditambah
Pasien dengan compensated shock
Periksa TTC, CRT, Ht dan Urine flow setelah resusitasi cairan awal diberikan
Dilanjutkan dengan pemantauan setiap 2 jam setelah cairan diturunkan
Pasien rawat inap dengan trombosit <100.000 dengan tanda gawat darurat
Jika Ht normal → periksa Hb, Ht, dan trombosit 24 jam sekali
Jika Ht > 20% → periksa Hb, Ht, dan trombosit 12 jam sekali
Pasien tersangka dengue tanpa tanda gawat darurat
Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, dan trombosit
Monitoring TTV
Respon Imun
Innate immune system
Mengontrol penyebaran awal virus dan mengurangi beban virus, serta merangsang respons kekebalan adaptif.
Sel dendritik, sel langerhans, dan sel kulit, bagian tubuh yang paling awal bertemu DENV karena adanya kemoatraktan. mengeluarkan sitokin (TNF-alpha) yang merekrut sel NK
Sel NK berguna untuk restriksi replikasi DENV dan patogenesis di tahap awal dengan membuat Interferon
Makrofag menghasilkan sitokin (IL-8) yang akan merekrut neutrofil Neutrofil akan menghasilkan antiviral factors (TNF-alpha dan defensins)
DENV masuk kedalam sel makrofag dan memicu reaksi kaskade inflamasi
Sitokin merekrut neutrofil
Neutrophil extravasation
neutrofil keluar dari pembuluh darah menuju situs infeksi
mengalami NETosis (Neutrophil Extracellular Traps (NETs))
melawan infeksi
Neutrofil memicu dan meningkatkan respon sel B dan sel T
Adaptive immune system
Memberikan respons jangka panjang dan spesifik, terutama melalui produksi antibodi dan sel-sel T spesifik.
Pada infeksi sekunder oleh strain DENV yang berbeda, bisa terjadi Antibody-Dependent Enhancement (ADE),
di mana antibodi dari infeksi pertama justru memperparah infeksi kedua
Makrofag yang terinfeksi
membentuk kompleks MHC dengan sel T
berinteraksi dengan pengembangan DENV-spesifik sel B memori dan sel B plasma
Sel T teraktivasi
menghasilkan bermacam sitokin
Terjadi badai sitokin
over produksi IL-10
1 more item...
IL-1, IL-2, IL-10, CXCL-10, CCL-2, VEGF, TNF-a, IFN-a, IFN-y
1 more item...
Over Produksi sitokin Th2
1 more item...
Faktor sitotoksik dilepaskan saat aktivasi sel Th CD4+ memicu makrofag
1 more item...
Patofisiologi
Virus Dengue
Serotipe
DENV-1
DENV-2
DENV-3
DENV-4
DENV masuk ke tubuh, akibat dari gigitan nyamuk lalu masuk ke bloodstream
DENV Menginfeksi sel langerhans
Sel langerhans yg terinfeksi menuju lymph node dimana terdapat makrofag dan sel monosit yg merupakan target infeksi
Virus bereplikasi dan menyebar di organ liver endotel, bone marrow, makrofag
Peningkatan viral load mengaktivasi sel T secara berlebihan
Peningkatan viral load juga memproduksi antibodi yang bereaksi silang
Replikasi virus
Virus dengue menargetkan sel imun dan menggunakan dua molekul reseptor permukaan sel untuk infeksi.
Pengikatan protein selubung pada reseptor kognitif memicu endositosis yang diperantarai reseptor.
Penurunan pH menyebabkan perubahan konformasi pada protein amplop, membentuk struktur seperti paku.
Menembus membran endosom lalu Kapsid dilepaskan ke dalam sitoplasma setelah fusi membran.
RNA virus dilepaskan dan bergerak ke retikulum endoplasma kasar untuk diterjemahkan.
Genom virus diterjemahkan sebagai rantai poliprotein tunggal yang panjang.
Enzim protease virus mengaktifkan protein lain dalam rantai poliprotein.
1 more item...
Algoritma Terapi Obat
Internassional
Nasinal
Manifestasi
Infeksi Virus Dengue
Simtomatik
Demam berdarah dengue
(dengan kebocoran plasma)
DBD tanpa
syok
DBD dengan
syok
DBD terjadinya kebocoran plasma sedangkan pada DD tidak
Expanded dengue syndrome (manifestasi atipik)
Demam dengue
Tanpa
perdarahan
Disertai
perdarahan
Perdarahan jarang terjadi. Namun, perdarahan gastrointestinal yang berat dapat terjadi pada orang-orang yang sebelumnya sudah ada penyakit ulkus peptikum.
Demam tidak jelas
(sindroma infeksi virus)
Umumnya terjadi pada infeksi dengue primer tapi masih mungkin terjadi pada infeksi sekunder fase awal
Asimtomatik
Perjalanan Klinis Infeksi Dengue
Picture
Mekanisme Obat
Terapi Farmakologi DBD
Terapi Simptomatik
Antiemetik
Ondansetron
antagonis reseptor 5-Ht3, menginhibisi reseptor 5-Ht3 di CTZ dan saraf vagus di saluran pencernaan, mencegah transmisi mual muntah
Metoclopramide
Sentral
Antagonis reseptor D2 dan 5-Ht3 di CTZ
Perifer
Agonis parsial 5-Ht4 → stimulasi Ach → motilitas & pengosongan lambung ↑
Domperidone
Antagonis reseptor D2 di CTZ dan usus, antiemetik dan motilitas & pengosongan lambung ↑
Sedatif
Diazepam
Melibatkan potensiasi neurotransmisi asam gamma-amino butirat (GABA) yang dihasilkan dari pengikatan pada situs benzodiazepin pada reseptor GABA-AMelibatkan potensiasi neurotransmisi asam gamma-amino butirat (GABA) yang dihasilkan dari pengikatan pada situs benzodiazepin pada reseptor GABA-A
influks Cl- secara terus-menerus → hiperpolarisasi membran neuronal → Menghasilkan efek sedatif untuk meredakan syok pada infeksi DBD
Antipiretik
Inhibisi COX-Pathway → inhibisi PGE2
Paracetamol
Diuretik
Furosamide
Menghambat kanal ion Na+/K+/Cl- yang terletak di lengkung henle → mencegah pengangkutan ion untuk reabsorpsi di tubulus → peningkatan ekskresi air
Terapi Suportif
Kristaloid
Koloid
Menggantikan cairan tubuh yang keluar dari dalam sel yang disebabkan oleh plasma leakage dan pendarahan
Respon Imun saat Infeksi Sekunder
Saat infeksi primer oleh serotip-1
menghasilkan CD4+ dan CD8+ spesifik serotip 1 yang aktif dan diklon
Sel T CD4+ aktifasi membantu Sel B.
Menghsilkan antibodi spesifik serotip-1
efisen saat membersihkan infeksi DENV
Terbentuknay Sel T CD4+ dan CD8+ memori yang spesifik serotip-1
Saat Infeksi Sekunder homolog, ada recall memory
antibodi anti-DENV serotip-1 mengenali peptida MHC ,kontrol infeksi yang efektif
Saat infeksi sekunder heterolog, ada potensi mengaktifkan Sel T cross-rective memori (yang lebih spesifik ke srotip 1 ketimbang 2).
1 more item...
Muhammad Nico Fadhil
221066362243
lailskjdfnjlajkls
asdiflujhnaoilskjdfhn
aosildujfhnoalisudjfhn
aioslejufhndlaioskdjofhn