Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
HORDEOLUM, referensi - Coggle Diagram
HORDEOLUM
patofisiologi
Infeksi terjadi akibat penebalan, pengeringan, atau stasis dari sekresi kelenjar Zeis, Moll, atau Meibomian. Kelenjar Zeis dan Moll adalah kelenjar silia mata. Kelenjar Zeis mengeluarkan sebum dengan sifat antiseptik yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Kelenjar Moll menghasilkan imunoglobulin A, musin 1, dan lisozim yang penting dalam pertahanan kekebalan terhadap bakteri di mata. Ketika kelenjar-kelenjar ini tersumbat atau terhalang, pertahanan mata terganggu. Stasis ini dapat menyebabkan infeksi bakteri dengan Staphylococcus aureus sebagai patogen paling umum. Setelah terjadi respon inflamasi lokal dengan infiltrasi oleh leukosit, terbentuk kantong purulen atau abses.
definisi
Bintitan, yang juga dikenal sebagai hordeolum, merupakan salah satu penyakit mata adneksa yang paling umum. Penyakit ini ditandai oleh infeksi akut yang menyakitkan pada kelopak mata atas atau bawah. Secara klasik, hordeolum muncul sebagai pustula kecil di sepanjang tepi kelopak mata dan dapat dibedakan dari kalazion, yang biasanya melibatkan respons inflamasi yang lebih sedikit dan memiliki perjalanan penyakit yang lebih kronis.
klasifikasi
internal
Hordeolum internum cenderung menonjol terutama ke daerah konjungtiva tarsal dan biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan hordeolum eksternum.
external
Hordeolum eksternum biasanya menonjol ke arah kulit kelopak mata. Nanah dari hordeolum eksternum dapat keluar melalui pangkal bulu mata.
faktor risiko
Kebersihan Mata yang Buruk
: Tidak menjaga kebersihan mata, seperti sering menyentuh mata dengan tangan yang kotor, dapat meningkatkan risiko infeksi.
Menggunakan Riasan Mata
: Memakai riasan mata yang sudah kadaluwarsa atau tidak membersihkan riasan mata sebelum tidur dapat menyumbat kelenjar di kelopak mata.
Kondisi Kulit Tertentu
: Penyakit kulit seperti rosacea atau dermatitis seboroik dapat meningkatkan risiko terjadinya hordeolum.
Penggunaan Lensa Kontak
: Memakai lensa kontak tanpa menjaga kebersihan yang baik dapat menyebabkan infeksi.
Riwayat Hordeolum Sebelumnya
: Orang yang pernah mengalami hordeolum lebih mungkin mengalami infeksi ini lagi.
Mata Kering atau Blefaritis
: Kondisi kronis pada kelopak mata atau mata kering dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko infeksi.
Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi, termasuk hordeolum.
Paparan Lingkungan
: Debu, polusi, atau paparan bahan kimia tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya hordeolum.
gejala
kelopak mata bengkak
adanya rasa nyeri
rasa mengganjal
diagnosa banding
Basal cell carcinoma
Chalazion
Pneumo-Orbita(rare)
Preseptal cellulitis
Sebaceous gland carcinoma
Squamous cell carcinoma
tatalaksana
farmako
sistemik
eritromisin 500 mg
topikal
salep mata oksitetrasiklin
Oleskan salep mata kloramfenikol setiap 8 jam. Jika menggunakan tetes mata kloramfenikol, berikan maksimal 1 tetes setiap 2 jam.
ofloxacin salep mata
non farmako
Kompres hangat
cuci kelopak mata dengan sabun bayi
pijatan pada kelopak mata
edukasi
Tempelkan kompres hangat pada mata yang tertutup 4-6 kali sehari selama 15 menit masing-masing untuk membantu drainase.
Bersihkan kelopak mata dengan air, sabun, atau sampo yang tidak menyebabkan iritasi seperti sabun bayi. Ini dapat mempercepat penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
Jangan menekan atau menusuk bintil karena dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius.
Hindari penggunaan riasan wajah karena dapat menyebabkan infeksi.
Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Beritahukan pasien dan keluarganya untuk selalu menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan.
referensi
Willmann D, Guier CP, Patel BC, et al. Hordeolum (Stye) [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459349/
Hirunwiwatkul, P., Wachirasereechai, K., Khantipong, M., & Chongthaleong, A. (2012). Identifications of hordeolum pathogens and its susceptibility to antimicrobial agents in topical and oral medications. Asian Biomedicine, 6(2), 297–302.
https://doi.org/10.5372/1905-7415.0602.057
Cahyana, A. H., Firnandya, A. S., Naufal, M. A., Sangging, R. A., & Himayani, R. (2023). Intervensi Pada Penderita Hordeolum Intervention in Patients with Hordeolum. Medula, 13(1), 196–201.
Yang, S., Wu, B. C., Cheng, Z., Li, L., Zhang, Y. P., Zhao, H., Zeng, H. M., Qi, D. F., Ma, Z. Y., Li, J. G., Han, R., Qu, F. Z., Luo, Y., Liu, Y., Chen, X. L., & Dai, H. M. (2022). The Microbiome of Meibomian Gland Secretions from Patients with Internal Hordeolum Treated with Hypochlorous Acid Eyelid Wipes. Disease Markers, 2022.
https://doi.org/10.1155/2022/7550090