Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pneumonia - Coggle Diagram
Pneumonia
Definisi
Pneumonia merupakan peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Epidemiologi
Pada tahun 2015, persentase kematian global akibat infeksi saluran nafas bawah menurun dibandingkan tahun 2000 yaitu dari 55,7 menjadi 43,4 kematian/100.000 penduduk dan masih menempati urutan ke 3 penyebab kematian dengan 5,7% dari seluruh kematian dengan persentase kumulatif sebesar 32,2%.
Di Indonesia, menurut riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018, penderita pneumonia segala usia mencapai 2,21% dengan rincian kelompok usia 44-64 tahun 2,5%, usia 64-74 tahun 3,0%, dan usia 75 tahun keatas 2,9%.
Faktor Resiko
Usia
Lingkungan Pekerjaan
Kebiasaan gaya hidup
Adanya kondisi medis lainnya
Manifestasi Klinis
Demam
Pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada
Sakit dada karena pleuritis dan sesak
Batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah)
Berkeringat
Menggigil
Klasifikasi
Health care-associated Pneumonia
Pasien dirawat di rumah sakit selama 2 hari atau lebih dalam 90 hari terakhir
Lansia penghuni panti jompo atau dalam perawatan jangka panjang
Pasien yang menerima terapi antibiotik IV dirumah
Pasien dialisis
Pasien yang menerima perawatan luka kronis
Pasien yang menerima kemoterapi
Pasien dengan imunokompromais
Hospital-acquired pneumonia
Infeksi baru terjadi 48 jam atau lebih setelah masuk rumah sakit
Community-acquired Pneumonia
Infeksi paru akut pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit atau berada di fasilitas kesehatan jangka panjang. 14 hari atau lebih sebelum datang ke rumah sakit
Ventilator-associated pneumonia
Infeksi baru terjadi 48 jam atau lebih setelah intubasi endotrakeal
Etiologi
Yang didapat di Masyarakat
:Streptococcus pneumonia, mycoplasma pneumonia, hemophilus influenza, legionella pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob oral, adenovirus, influenza tipe A dan B
Yang didapat di rumah sakit
: Basil usus gram negative (e.coli, klebsiella pneumoniae), pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus, anaerob oral.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Penderita sakit tampak berat, kadang-kadang dijumpai sianosis, nafas yang cepat dan dangkal, kadang ada nafas cuping hidung, adanya herpes simpleks disekitar bibir, demam dan nadi cepat
Pada regio thoraks
Terdapat adanya konsolidasi jaringan paru
Inspeksi : Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan
Palpasi : Fremitus meningkat
Perkusi : Redup atau pekak
Auskultasi : adanya pleural fiction rub, nafas bronkial, dan ronkhi basah
Pemeriksaan Penunjang
Sputum
Sediaan apusan langsung
Kultur sputum
Kriteria dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biakan yaitu ditemukan sel PMN >25/ipk dan sel epitel <10/ipk
Darah
Leukosit 10.000-15.000/mm3 , tidak lebih dari 30.000/mm3
Radiologi
Ditemukan perselubungan yang relatif homogen pada daerah yang terkena, sering pada lobus bagian bawah,
Gambaran radiologis berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram
Mikrobiologi
Biakan sputum dan kultur darah untuk mengetahui adanya S.Pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus
Tatalaksana
Tindakan Umum
Kalau pasiennya sianosis beri O2
Minta pasien untuk banyak minum agar cairan banyak keluar seperti keringat yang banyak
Minta pasien untuk aktif menggerakkan kaki beberapa kali sehari untuk mencegah thrombosis
Pemberian antibiotik bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap kuman penyebab infeksi, akan tetapi sebelum antibiotika definitif diberikan, antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk menjaga kondisi pasien
Tindakan suportif meliputi pemberikan oksigen untuk mempertahankan PaO2 > 8 kPa (SaO2>92%) dan resusitasi cairan intravena untuk memastikan stabilitas hemodinamik
Rekomendiasi antibiotika empiris pada CAP
Terapi pasien rawat jalan
Sebelumnya sehat dan tidak menggunakan antibiotik dalam 3 bulan sebelumnya
Makrolid
Doxicilin
Ada komorbid (penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, alkohol, antibiotik 3 bulan sebelumnya)
Fluoroquinolon respirasi (moxifloxacin, gemifloxacin/levofloxacin 750 mg)
B lactam + makrolid
Pada daerah dengan angka infeksi tinggi dengan resistensi tinggi makrolid terhadap S.pneumoniae, dipertimbangkan sesuai poin 2
Rawat Inap tidak di ICU
Fluoroquinolon respirasi atau B lactam + Makrolid
Rawat Inap di ICU
B lactam (cefotaxim, ceftriaxon atau ampicilin sulbaktam) + azitromisin atau fluoroquinolon respirasi
Patofisiologi
Diagnosa Banding
Infark Paru
Pleuritis eksudativa karena TB
CA paru
Pencegahan
Tutup hidung dan mulut dengan tissue, saputangan, atau lengan dalam baju jika ingin batuk atau bersin
Tidak meludah di sembarang tempat dan siapkan penampung dahak
Gunakan masker
Komplikasi
Efusi pleura
Abses paru
Empiema
Gagal jantung