Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
DEEPVEIN THROMBOSIS - Coggle Diagram
DEEPVEIN THROMBOSIS
-
-
Tanda dan Gejala
-
Kemerahan ringan dan nyeri tekan pada betis saat palpasi mungkin terlihat. DVT juga dapat dikaitkan dengan nyeri pada betis yang disebabkan oleh dorsofleksi pasif kaki (terlihat pada Homan sign).
DVT proksimal, gejalanya berupa anggota tubuh yang bengkak dan nyeri, yang bisa berwarna kehitaman atau biru. DVT proksimal pada anggota tubuh yang pucat atau putih dan nyeri dikenal sebagai phlegmasia alba dolens, dan DVT proksimal pada anggota tubuh yang berwarna kehitaman atau biru dikenal sebagai phlegmasia cerulea dolens. Keduanya dapat menyebabkan kehilangan anggota tubuh dan memerlukan terapi agresif, termasuk trombolisis atau trombektomi.
Klasifikasi
-
Proksimal, bila vena poplitea atau vena paha terlibat
Distal, bila vena betis terlibat
Definisi
Deepvein Thrombosis (DVT) melibatkan pembekuan darah abnormal di dalam vena yang sering mempengaruhi betis, paha, vena popliteal, atau vena panggul, dengan konsekuensi potensial terhadap aliran darah ke jantung.
Etiologi
Bedasarkan Virchow Triad, terdapat 3 faktor stimuli terbentuknya tromboemboli, yaitu :
-
Gangguan pada keseimbangan antara prokoagulan dan antikoagulan yang menyebabkan aktivasi factor pembekuan
-
Tatalaksana
Tujuan terapi DVT adalah untuk mencegah perluasan thrombus, membatasi bengkak yang progesif pada tungkai, melisiskan atau membuang bekuan darah (trombektomi) dan mencegah disfungsi vena atau sindrom pasca thrombosis dikemudian hari, dan mencegah emboli.
Antikoagulan
Heparin (LMWH)
Diberikan secara subkutan dan sering digunakan pada awal pengobatan DVT, serta profilaksis DVT
-
NOAC
4 NOAC telah disetujui untuk mengobati DVT, termasuk inhibitor thrombin langsung serta inhibitor factor Xa. NOAC juga mempunyai waktu paruh yang lebih pendek dibandingkan warfarin, yang merupakan keuntungan jika antikoagulasi harus dihentikan secara tiba-tiba.
-
Terapi trombolitik
Trombolisis terarah kateter (CDT) dapat digunakan untuk mengobati DVT sebagai tambahan terapi medis. Bukti saat ini menunjukkan bahwa CDT dapat mengurangi beban bekuan darah dan kekambuhan DVT dan akibatnya mencegah pembentukan sindrom pasca trombotik dibandingkan dengan antikoagulan sistemik.
Filter vena cava
Filter vena cava diindikasikan dalam beberapa keadaan. Hal ini termasuk kontraindikasi absolut terhadap antikoagulasi, perdarahan yang mengancam jiwa saat menggunakan antikoagulasi, dan kegagalan antikoagulasi yang adekuat.
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan klinis bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis DVT. DVT ekstremitas bawah bisa bergejala atau tanpa gejala.
Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan DVT ekstremitas bawah seringkali tidak menunjukkan gejala eritema, nyeri, hangat, bengkak, atau nyeri tekan. Pasien dengan gejala DVT proksimal mungkin mengalami nyeri ekstremitas bawah, nyeri tekan betis dan pembengkakan ekstremitas bawah.
Pemeriksaan Penunjang
-
Uji D-dimer
Tingkat D-dimer dapat diukur dengan menggunakan 3 jenis pengujian, yaitu:
-
-
-
Nilai D-dimer yang negative dapat mengesampingkan DVT dan PE. Hasil D-dimer positif palsu ditemukan pada peradangan, kehamilan, keganasan dan pada usia lansia. Sedangkan pada hasil negative D-dimer biasanya dikarenakan gejala yang muncul terlambat dan DVT nya kecil dibawah lutut.
Ultrasonografi vena
Pemeriksaan ini non-invasif, relative murah, aman dan tersedia. Ada 3 jenis ultrasonografi vena yaitu :
USG kompresi, biasanya dilakukan pada vena dalam proksimal, khususnya vena femoralis dan poplitea
USG dupleks, lebih sering digunakan untuk menyelidiki vena betis dan iliaca.
-
Venografi kontras
Venografi adalah tes diagnostic definitive untuk DVT, namun jarang dilakukan karena tes non-invasi (D-dimer dan USG vena) lebih tepat dan akurat untuk dilakukan.
MRI
MRI adalah tes diagnostic pilihan untuk dugaan thrombosis vena iliaca atau vena cava inferior ketika venografi tomografi computer dikontraindikasikan atau secara teknis tidak memadai.