Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Topik 1 - Koneksi Antar Materi, PAS…
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Topik 1 - Koneksi Antar Materi
5 Komponen Pembelajaran Sosial Emosional menurut CASEL
Self-awareness
(Kesadaran diri)
Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
Self-management
(Manajemen diri)
Kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda.
Responsible decision making
(Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu.
Social awareness
(Kesadaran sosial)
Kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang berbeda.
Relationship skills
(Keterampilan sosial)
Kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan individu dan latar belakang yang berbeda.
Contoh Penerapan Sosial Emosional di Dalam Profesi
Berusaha untuk bersyukur atas segala apapun yang sedang dan telah terjadi.
Selalu menghargai segala bentuk perbedaan pendapat.
Bersikap toleran di setiap lingkungan yang kita tempati.
Menerapkan prinsip inklusivitas terutama ketika mengajar.
Tidak mengambil keputusan ketika kondisi diri sedang marah.
Mampu bekerja sama dengan baik dan tidak memandang golongan tertentu terhadapnya.
Mampu menyesuaikan diri di setiap lingkungan.
Kaitan dengan Pembelajaran Sebelumnya
Mata Kuliah Semester 1
Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah
Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan mata kuliah PPA I di SD yakni bagaimana seorang guru dapat menyusun asesmen yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Selain itu, pembelajaran sosial emosional dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran yang salah satunya dengan teknik asesmen atau refleksi diri atau penilaian antar teman dan lain sebagainya. Hal ini akan melatih peserta didik untuk turut merasakan perasaannya dan perasaan orang lain dengan baik.
Praktik Pengalaman Lapangan I
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu tempat mengimplementasikan dan melatih kompetensi sosial emosional diri. Sekolah tempat PPL dapat menjadi bahan refleksi diri mengenai kompetensi sosial emosional yang sudah dimiliki dan perlu dikembangkan. Saya menghadapi berbagai karakteristik peserta didik dan iklim sekolah yang dinamis. Hal ini juga dapat melatih kemampuan sosial emosional seorang calon guru seperti saya.
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Di dalam mata kuliah ini membahas tentang berbagai teori perkembangan yang salah satunya adalah teori perkembangan sosial-emosional. Terdapat dua teori utama di dalamnya yakni Teori Ekologi Bronfenbrenner dan Teori Perkembangan Rentang Hidup Erik Erikson. Keduanya memiliki keterkaitan yang sama yakni membahas mengenai hubungan timbal balik lingkungan dengan seorang individu. Selama perjalanan hidup seorang individu akan mengalami berbagai tantangan dari lingkungannya. Maka dari itu kompetensi sosial-emosial sangat diperlukan bagi seorang individu sebagai makhluk sosial agar mereka memiliki perkembangan yang normal.
Computational Thinking
Pada mata kuliah
Computational Thinking
mahasiswa dilatih untuk memformulasikan persoalan dan menentukan solusi atas persoalan yang dihadapi. Selama proses ini mahasiswa diharapkan untuk dapat mengelola kompetensi sosial emosionalnya dengan baik selama prosesnya karena sistemnya berkelompok. Berbagai tahapan yang tidak mudah dilalui untuk menuju tujuan tersebut. Hal ini juga akan melatih kemampuan sosial emosional seorang mahasiswa atau calon guru.
Design Thinking
Pada mata kuliah
Design Thinking
kelompok mahasiswa dilatih untuk mendesain suatu ide atau gagasan dengan melalui berbagai tahapan aturan yang berlaku. Tahapan
design thinking
ini memungkinkan untuk para mahasiswa berdiskusi dan menemukan berbagai tantangan yang ada di dalamnya. Selama proses ini tentunya para mahasiswa akan dihadapi berbagai tantangan, dan tantangan inilah yang dapat melatih kemampuan sosial emosional para mahasiswa di dalam kelompok. Selain itu, dalam proses mendesain mahasiswa diminta untuk berempati terhadap pengguna. Hal ini merupakan salah satu implementasi kompetensi sosial emosional mahasiswa.
Filosofi Pendidikan Indonesia
Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia dibahas tentang keberagaman yang begitu lekat dengan bangsa Indonesia. Keberagaman itulah yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki kompetensi sosial emosional yang baik agar dapat menyesuaikan dengan kedinamisan lapisan masyarakat yang dihadapi. Selain itu, Ki Hajar Dewantara memberikan gagasan mengenai sistem among dan budi pekerti bagi seorang guru implementasikan. Hal ini juga menyangkut terkait pembelajaran sosial emosional yang harus diterapkan di sekolah.
Teknik Pembelajaran Sosial Emosional
Terintegrasi dalam mata pelajaran
Menerapkan model pembelajaran kooperatif
Menggunakan metode
role playing
Menerapkan asesmen/refleksi diri
Di dalam protokol
(Budaya atau Tata Tertib)
Memberlakukan aturan pembiasaan seperti berdo’a bersama sebelum masuk kelas dan dipimpin oleh salah seorang peserta didik di dalam kelas tersebut.
Budaya 6S ketika di sekolah yakni dengan senyum, salam, sapa, sopan, santun, semangat.
Berkolaborasi atau gotong royong membersihkan lingkungan secara rutin setiap minggunya untuk seluruh warga sekolah.
Aktivitas rutin (waktu khusus di luar kegiatan akademik)
Menghirup nafas dalam-dalam disertai mengatur tempo nafas (deep breathing) sembari memejamkan mata.
Melakukan kerja kelompok.
Melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti santunan.
Menerapkan teknik senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.
Mengimplementasikan urutan teknik POOCH (Problem/masalah; Options/pilihan; Outcomes/hasil/konsekuensi; dan Choices/keputusan yang diambil)
Menjenguk orang sakit.
Disusun oleh:
KURNIA AKBAR, S.Pd.
(23910676)