Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STROKE, Ivani Andria Putri 2106654372 A - Modul Gangguan Kardiovaskuler …
STROKE
Definisi dan Etiologi
Definisi
Gangguan neurologis fokal (atau terkadang global) yang terjadi secara tiba-tiba, yang berlangsung selama 24 jam atau lebih (atau menyebabkan kematian), yang dikaitkan dengan cedera pembuluh darah (infark, perdarahan) pada sistem saraf pusat (WHO).
Etiologi
Iskemik
penyebab
Thrombotic strokes
Disebabkan oleh trombus (blood clot) yang berkembang di dalam arteri yang memasok darah ke otak
Terjadi ketika aliran darah ke salah satu arteri kecil jauh di dalam otak menjadi tersumbat
sering ditemukan pada orang yang menderita diabetes atau hipertensi.
Embolic strokes
Blood clot atau plak yang berkembang di tempat lain di dalam tubuh dan dan bergerak melalui aliran darah ke otak.
definisi
Kematian jaringan otak karena gangguan aliran darah ke daerah otak karena tersumbatnya arteri serebral atau vena serebral
Hemoragik
definisi
Pembuluh darah yang memasok otak pecah → pendarahan pada area tertentu pada otak → sel dan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi → too much pressure on brain cells → menyebabkan kerusakan otak
Penyebab
subarachnoid hemorrhage (SAH)
terjadi ketika darah memasuki ruang subarachnoid, yang dapat terjadi karena ruptur aneurisma intraserebral atau ruptur malformasi arteriovenosa (AVM).
intracerebral hemorrhage (ICH)
terjadi ketika pendarahan terjadi di parenkim otak itu sendiri → terbentuknya hematoma di dalam otak
Penyebab paling umum → Hipertensi yang tidak terkendali
Faktor Resiko
non modifable
Umur, Jenis Kelamin, Ras tertentu, Genetik
modifable
Merokok, penyakit kardiovaskular, hipertensi obesitas, DM, Dislipidemia, Fibrilasi Atrium, Sickle cell anemia, kontrasepsi oral, dan penyakit jantung lain
Patofisiologi
Stroke Iskemik
Oklusi arteri paling sering disebabkan oleh emboli arteri ke arteri.
Kecepatan rata-rata aliran darah otak dipertahankan 50 mL/100 g per menit melalui proses autoregulasi serebral
Pembuluh darah otak melebar dan menyempit sebagai respons terhadap perubahan tekanan darah
diperparah oleh Aterosklerosis, hipertensi kronis, dan cedera akut
Penurunan aliran darah otak
infark jaringan otak
Gejala Klinis
Kesulitan berbicara, kebingungan, atau kesulitan dalam memahami pembicaraan
Masalah penglihatan pada satu atau kedua mata
Sakit kepala parah tanpa penyebab yang diketahui
Kesulitan berjalan, merasa pusing, atau kehilangan keseimbangan
Mati rasa, kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai pada satu sisi tubuh
Stroke Hemoragik
intracerebral hemorrhage (ICH)
Gejala Klinis
Sakit kepala, diikuti oleh muntah dan penurunan kesadaran.
Sakit telinga di sisi yang sama, kesulitan berbicara (afasia).
Riwayat tekanan darah tinggi secara kronis.
Kelemahan separuh tubuh di sisi yang berlawanan.
Terjadi saat aktif/beraktivitas
subarachnoid hemorrhage (SAH)
Gejala Klinis
Sakit kepala yang parah dan tiba-tiba
Kehilangan kesadaran
Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)
Kaku pada leher (meningismus)
Mual dan muntah
Tanda-tanda perangsangan meningeal, seperti kaku pada leher
Terapi Obat Farmakologi
Trombolitik
Alteplase
mekanisme kerja
Mempercepat fibrinolisis dengan meniru t-PA endogen
contoh obat
Actilyse
Antiplatelet
GPIIB/IIIA Receptor Inhibitors
mekanisme kerja
Menghambat kompleks reseptor GP IIb/IIIa
contoh obat
Abciximab, eptifibatide, tirofiban
PDE III Inhibitors
mekanisme kerja
Menginhibisi phosphodiesterase dan adenosine deaminase
contoh obat
Cilostazol, dipyridamole
Antagonis ADP P2Y12 Receptor
mekanisme kerja
Menghambat pengikatan ADP ke reseptor P2Y12 dan menghambat aktivasi reseptor GP IIb/IIIa
contoh obat
Clopidogrel
Inhibitor TxA2
mekanisme kerja
Menonaktifkan COX-1 yang mensintesis tromboksan secara permanen dalam trombosit
contoh obat
Aspirin
Antikoagulan
Heparin
mekanisme kerja
berikatan dengan Antitrombin III (AT III), meningkatkan aktivitas ATIII, yang kemudian menghambat faktor koagulasi Xa
contoh obat
Heparin, Enoksaparin
Warfarin
mekanisme kerja
menghambat enzim Epoksida Reduktase (VKOR), yang penting untuk aktivasi vitamin K dalam tubuh, sehingga mencegah pembekuan darah
contoh obat
Warfarin
Antihiperlipidemia
statin
mekanisme kerja
Inhibisi HMG CoA) → menghambat konversi HMG-CoA menjadi mevalonat → penurunan sintesis kolesterol hepatik → peningkatan reseptor LDL permukaan sel → penurunan LDL-C
contoh obat
Atorvastatin
Neuroprotektif
Piracetam
mekanisme kerja
Meningkatkan metabolisme selular dan glikolisis
mengoptimalkan aliran darah cerebral dan mengurangi risiko trombosis dengan meningkatkan fungsi eritrosit dan menurunkan agregasi platelet
contoh obat
Piracetam
Citicoline
mekanisme kerja
Senyawa intermediet yang esensial dalam sintesis phosphatidylcholine (fosfolipid membran neuron)
Mengurangi kadar glutamat di otak dan meningkatkan ATP (neuroproteksi)
contoh obat
Citicoline
Antihipertensi
Beta Blocker
mekanisme kerja
menginhibisi efek kronotropik dan inotropik pada jantung , sehingga terjadi penurunan detak jantung
contoh obat
Labetalol
Diuretik tiazid
mekanisme kerja
menghambat NCC dan reabsorpsi Na+ dan Cl- terhambat, sehingga volume urin meningkat
contoh obat
Hidroklorotazid
CCB
mekanisme kerja
menghambat influks Ca2+ ke dalam otot polos pembuluh darah sehingga terjadi penurunan resistensi perifer
contoh obat
Diltiazem, nicardipine
ARB
mekanisme kerja
memblokir reseptor Angiotensin II Tipe 1 (AT1), sehingga efek Angiotensin II terhambat
contoh obat
Candesartan
ACE Inhibitor
mekanisme kerja
menghalangi kerja enzim peptidyl dipeptidase dalam menghidrolisis angiotensin I menjadi angiotensin II
contoh obat
Enalapril
Tata Laksana
Hiperakut
Manajemen RS : Tata Laksana di Ruang Gawat Darurat
Evaluasi Cepat dan Diagnosis
Pemeriksaan neurologik dan skala stroke
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Terapi Suportif
Stabilisasi hemodinamik (sirkulasi)
Pengendalian peningkatan tekanan intrakranial
Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
Penanganan transformasi hemoragik
Pengendalian suhu tubuh
Pengendalian kejang
Terapi Spesifik Stroke Iskemik Hiperakut
Pasien dengan hipertensi
Turunkan tekanan darah dengan antihipertensi
Pasien dengan kejang pada onset stroke
Dapat diberikan terapi apabila kelainan neurologis yang timbul bukan merupakan fenomena post-iktal maupun kejang karena epilepsi
Trombolisis dengan rtPA
Dosis IV rtPA: 0,6-0,9 mg/kgBB
Maksimal 90 mg
Infus (60 menit): Dosis = 90% dari dosis total
Bolus (inisial): Dosis = 10% dari dosis total
Pasien kandidat terapi endovaskular
Apabila masuk ke dalam kriteria pemberian trombolisis intravena, tetap harus diberikan rtPA IV
manajemen pra-rumah sakit
Pengenalan gejala stroke menggunakan Face, Arm, Speech, Time
Pasien yang telah dipastikan mengalami stroke SEGERA dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
Perlu diperhatikan oleh petugas pembawa pasien stroke
Jangan terlambat membawa ke rumah sakit
Cairan kristaloid yang diinfuskan hanya pada pasien dehidrasi, pre-syok, syok
HINDARI pemberian cairan glukosa/dekstrosa, kecuali pasien hipoglikemia
JANGAN menurunkan tekanan darah. Hindari hipotensi, hipoventilasi, atau anoksia
Manfaatkan telemedicine melalui jaringan pelayanan stroke (UGD, unit stroke/ICU)
Manajemen RS: Tata Laksana Umum di Ruang Rawat
Cairan
Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin → menjaga euvolemi. Tekanan vena sentral dipertahankan antara 5-12 mmHg
Nutrisi
Nutrisi enteral sebaiknya diberikan segera, paling lambat sudah harus diberikan dalam 48 jam
Mencegah dan mengatasi komplikasi
Perdarahan Subarachnoid
Klasifikasi Perdarahan Subarachnoid Skala Botterell & Hunt and Hess
Pasien kelas I atau II (H&H PSA)
Tirah baring total dengan posisi kepala ditinggikan 30 derajat
Bila perlu → O2 2-3 L/menit.
Pasien kelas III, IV atau V (H&H PSA)
Lakukan tatalaksana A-B-C sesuai dengan protokol pasien di ruang gawat darurat.
Intubasi endotrakheal untuk mencegah aspirasi dan menjamin jalan napas yang adekuat.
Perdarahan Intracerebral
Emergensi Hipertensi Arterial
Mempertahankan CPP
Koreksi Tekanan Darah
Pemberian obat Antiepilepsi
Koreksi Koagulopati
Stroke Iskemik Akut
Pemberian Antiplatelet
Rekomendasi: Aspirin
Dosis awal 160-325 mg dalam 24-48 jam setelah onset untuk semua stroke iskemik akut
Pemberian dual antiplatelet (aspirin dan clopidogrel) dalam 24 jam selama 21 hari
pada pasien dengan stroke minor
Pengobatan terhadap kondisi yang dialami pasien
Hipertensi
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Pemberian antikoagulan
Lini pertama
: Warfarin *dengan pemantauan INR minimal 1 bulan sekali
Kondisi Khusus
Geriatri
Terapi reperfusi dengan aktivator plasminogen jaringan (tPA) atau pengambilan bekuan endovaskular (ECR) → diindikasikan secara klinis dan tidak ada kontraindikasi
Risiko utama dari kedua prosedur → transformasi hemoragik
Ibu Menyusui
risiko tinggi yang memerlukan antikoagulan
Warfarin, UFH, atau LMWH
risiko rendah
Aspirin dosis rendah
Pediatri
Terapi Anti-trombolitik
Aspirin
Dosis 5mg/kg hingga maksimum 300 mg dalam waktu 24 jam diagnosis AIS tanpa adanya kontraindikasi. Setelah 14 hari kurangi dosis aspirin menjadi 1 mg/kg hingga maksimal 75mg
Alteplase (tPA)
Dapat digunakan pada anak > 8 tahun
Ibu Hamil
UFH
Diberikan subkutan setiap 12 jam untuk mengontrol PTT atau mempertahankan kelas anti-Xa 0,35-0,70 U/ml
UFH atau LMWH
sampai minggu ke-13, diikuti substitusi antagonis vitamin K sampai melahirkan, setelah itu UFH atau LMWH dilanjutkan kembali
LMWH
2x sehari selama kehamilan direkomendasikan dengan aktivitas puncak anti-Xa 4 jam setelah injeksi
Parameter Monitoring
CT Scan Otak
Tanda spot adalah prediktor kerusakan dan kematian neurologis awal dan mungkin berguna untuk pengambilan keputusan klinis dalam pengaturan tertentu
CT scan lebih detil karena mengambil gambar dari potong-potongan organ yang diperiksa
ditandai dengan bercak putih terkait dengan pembesaran hematoma yang disesuaikan dengan daerah otak
Pemeriksaan Laboratorium
hematologi rutin
Trombosit
170 – 380 x 10³/mm³ atau 170 – 380 x 10⁹/L
Eritrosit
Pria : 4,4 - 5,6 x 10⁶ sel/mm³ atau 4,4 - 5,6 x 10¹² sel/L
Wanita : 3,8-5,0 x 10⁶ sel/mm³ atau 3,5 - 5,0 x 10¹² sel/L
Leukosit
3200 – 10.000/mm³ atau 3,2 – 10,0 x 10⁹/L
Hemoglobin
Pria : 13-18 g/dL atau 8,1-11,2 mmol/L
Wanita : 12 - 16 g/dL atau 7,4 – 9,9 mmol/L
Hematokrit
Pria : 40%-50% atau 0,4-0,5
Wanita : 35%-40% atau 0,3 -0,4
Pemeriksaan Darah
Activated Partial Thrombin Time (APPT)
Nilai normal: 21 – 45 detik
D-Dimer
Nilai normal: (-) atau < 0,5 mcg /mL atau < 0,5 mg/L SI
INR
Nilai normal: 0,8-1,2
Fungsi Ginjal
Ureum: 10-50 mg/dL
Kreatinin: 0,6 – 1,3 mg/dL SI: 62-115 μmol/L
Fibrinogen
Nilai normal: 00 – 450 mg/dL atau 2,0 – 4,5 g/L (SI unit)
Nilai kritis: < 50 atau > 700 mg/dL
Prothrombin Time (PT)
Nilai normal: 10 - 15 detik
Gula Darah Sewaktu
Nilai normal: (-) atau < 0,5 mcg /mL atau < 0,5 mg/L SI
EKG
Depresi segmen ST (35%) dan Inversi gelombang T
U wave (28%)
Perpanjangan interval QT (45%)
Respon Sel-Sel Tubuh
Ferroptosis
Kematian sel intraseluler yang dependen terhadap besi.
Parthanatos
Kematian sel akibat overaktivasi enzim nuklear PARP-1
Autofagi
Proses pemecahan dan perusakan protein lama, rusak, dan abnormal, serta zat lain dalam sitoplasma
Fagoptosis
Kematian sel yang masih hidup secara fagositosis oleh mikroglia
Nekroptosis
Nekrosis teregulasi yang dimediasi oleh death receptors
Pyroptosis
Kematian sel yang dipicu oleh sinyal-sinyal proinflamatori dan berhubungan dengan inflamasi
Apoptosis
Kematian sel secara terprogram
Terapi Non Farmakologi
Berhenti merokok dan/ meminum alkohol
Rutin melakukan aktivitas fisik
Menjaga pola makan
Istirahat yang cukup
Ivani Andria Putri
2106654372
A - Modul Gangguan Kardiovaskuler