Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Topik 4 Experiential Learning untuk Pembelajaran Sosial Emosional, Dewi…
Topik 4
Experiential Learning
untuk Pembelajaran Sosial Emosional
guru perlu memahami gaya belajar peserta didiknya yang beragam
penyebab perbedaan gaya belajar
faktor bawaan, seperti kepribadian
pengalaman tertentu dalam kehidupan
tuntutan/situasi lingkungan
pendidikan tertentu
tugas yang diberikan
budaya tempat individu menetap
4 Siklus Pembelajaran Kolb
Mengalami (experiencing)
Refleksi (reflecting)
Berpikir (thinking)
Melakukan/berperilaku (acting)
Teori Ekologi Bronfenbrenner
interaksi anak dan lingkungan tempatnya berinteraksi dapat mempengaruhi perkembangan anak
Lingkungan
Mikrosistem
Mikrosistem adalah lingkungan yang paling kecil tempat anak berinteraksi langsung. Mikrosistem yang paling dekat dengan anak adalah lingkungan rumah/keluarga. Lingkungan ini juga mencakup tempat penitipan anak, teman sepermainan, sekolah bahkan lingkungan sekitar rumah.
Mesosistem
mesosistem adalah hubungan antar rumah/keluarga, sekolah, teman sebaya atau antar mikrosistem yang berbeda.
Ekosistem
Eksosistem berkaitan dengan lingkungan yang lebih besar. Interaksi yang terjadi belum tentu terjadi secara langsung, namun dapat mempengaruhi perkembangan anak, seperti kondisi ekonomi, sistem politik, sistem pendidikan atau seringkali merupakan faktor situasional.
Makrosistem
Lingkungan yang lebih besar meliputi sistem nilai dan budaya yang ada dan memberikan pengaruh cukup besar pada perkembangan anak
Chronosistem
lingkungan yang sangat bergantung dengan dimensi waktu, namun memberikan dampak pada perkembangan anak, seperti perubahan kondisi lingkungan, transisi pada keadaan yang berbeda, transisi dalam kehidupan, dan perubahan lain yang terjadi.
Gaya Belajar menurut Kolb
Diverging (Divergen)
Gaya belajar dengan kombinasi elemen Pengalaman Konkrit dan Observasi Reflektif. Individu dengan gaya belajar ini mencoba melihat situasi/pengalaman dari beragam perspektif.
Assimilating (Asimilasi)
Gaya belajar dengan kombinasi konseptualisasi abstrak dan observasi reflektif. Individu dengan gaya ini cukup terampil mengolah informasi dan dapat menjelaskan dengan logis.
Converging (Konvergen)
Gaya belajar dengan kombinasi Konseptualisasi Abstrak dan Eksperimen Aktif. Individu dengan gaya ini akan berusaha menemukan kegunaan praktis dari teori. Individu ini cenderung mampu memecahkan masalah dengan baik.
Accommodating (Akomodasi)
gaya belajar dengan kombinasi pengalaman konkrit dan eksperimentasi aktif. Individu ini senang belajar dari pengalaman langsung. Dalam menyelesaikan masalah, ia akan mencari informasi terlebih dahulu dan menggunakan cara yang sudah tersedia.
Gaya Belajar
Visual
Menyukai belajar dengan memberi kode warna atau membuat diagram pada catatannya. Ia merasa hal ini membantunya mengorganisasikan informasi dan menginternalisasikannya dengan lebih baik
Auditori
Menyukai belajar dalam kelompok dan mendiskusikan materi dengan orang lain, terkadang akan membaca catatannya dengan suara keras karena itu membantunya mendengar apa yang dia pelajari, merekam ceramah dari guru.
Kinestetik
Memiliki banyak energi dan suka melakukan berbagai hal, laboratorium, dan aktivitas langsung membantunya memahami ide dan topik tertentu, terkadang meninjau materinya saat dia berjalan-jalan.
Reading and Writing
Menyukai belajar dengan membuat catatan penting selama kelas dan sering membacanya. Saat dia mencoba menghafal sesuatu dia akan sering menuliskannya, dia juga memastikan untuk membaca secara berulang-ulang.
Keterkaitan dengan Mata Kuliah Lainnya
Design Thinking
Topik experiential learning memiliki relevansi yang cukup erat dengan mata kuliah Design Thinking, dimana sebagai guru kita perlu memiliki empati yang tinggi terhadap peserta didik yang kita ajar. Guru harus bisa mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dialami peserta didik dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dialami peserta didik (sesuai kebutuhan peserta didik). Sebagaimana tahapan design thinking yaitu membangun empati, merumuskan tujuan, menciptakan solusi, membangun prototipe, serta ujicoba dan evaluasi.
Praktik Pengalaman Lapangan
Topik experiential learning memiliki relevansi yang cukup erat dengan mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan. Saat praktik mengajar di sekolah terdapat beragam masalah yang dialami peserta didik, sehingga apa yang dipelajari pada topik experiential learning ini akan sangat bermanfaat untuk diterapkan saat PPL. Terutama dalam mengidentifikasi masalah peserta didik dengan mengobservasi, wawancara, pencatatan perilaku, serta memberikan treatment yang tepat kepada peserta didik yang memiliki masalah.
Prinsip Pengajaran dan Asesmen
Pada mata kuliah ini dipelajari juga mengenai gaya belajar siswa. Dalam hal ini, memahami bahwa kebutuhan peserta didik dalam satu kelas sangat beragam (kemampuan awal, gaya belajar, dsb) oleh karena itu perlu adanya diferensiasi dalam pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) yang mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa agar setiap peserta didik dapat memaksimalkan pembelajarannya. Selain itu, mempelajari juga mengenai pendekatan Culturally Responsive Teaching yang juga sangat berkaitan erat dengan experiential learning. Peserta didik dalam satu kelas memiliki latar belakang budaya yang beragam sehingga pengalamannya akan sangat beragam. Oleh karena itu guru perlu mengaitkan materi pembelajaran sesuai dengan budaya/pengalaman yang mungkin pernah dialami peserta didik sehingga peserta didik merasakan relevansi materi dengan budaya/pengalamannya sehingga ia lebih termotivasi untuk belajar.
Dewi Hernawati (2312674)
PPG Prajabatan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia