Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Acute Coronary Syndrome (ACS), Eva Fitri Handayani 2106757805 MGK - A -…
Acute Coronary Syndrome (ACS)
Terapi Farmakologi
Terapi akut
Morfin
mekanisme kerja
pre-sinaps
Morfin berikatan dengan reseptor opioid (MOR)
Inhibisi kanal Ca2+
masuknya Ca2+ menurun
penurunan pelepasan glutamat
1 more item...
post-sinaps
Morfin berikatan dengan reseptor opioid (MOR)
Pembukaan kanal ion K+
efflux K+ meningkat
Hiperpolarisasi post-sinaps
1 more item...
dosis
1-5 mg intravena, diulang setiap 10-30 menit
digunakan pada pasien yang tidak responsif dengan terapi 3 dosis Nitrat sublingual
ESO
Pruritus, sakit perut, retensi urin, mual, konstipasi, pusing, somnolen
Nitrat
mekanisme kerja
Nitrat memproduksi nitrit oksida (NO) di
dalam otot polos pembuluh darah
Mengaktifkan Guanylyl cyclase dan cGMP
peningkatan second messenger cGMP
Stimulasi defosforilasi myosin light-chain
relaksasi otot polos
contoh obat
nitrogliserin
dosis
Sublingual: 0,3-0,6 mg tiap 5 menit hingga nyeri hilang
maksimal 1,2 mg telah dikonsumsi dalam 15 menit
IV: 1-5 mg, dapat diulang setiap 10-30 menit
Profilaksis: Kapsul lepas lambat 2,5-6,5 mg 2-4 kali/hari
ESO
flushing, sakit kepala, hipotensi
Isosorbide Dinitrate
dosis
Sublingual: 5-10 mg tiap 2-3 jam
Oral: 20-120 mg/hari dalam dosis terbagi, max 240 mg/hari
IV: 2-12 mg/jam dapat dititrasi ke 20 mg/jam tergantung respon pasien
ESO
Hipotensi, toleransi ke nitrat yang lain, mual, muntah, pusing, palpitasi, takikardi, alergi, vasodilatasi
Calcium Channel Blocker (CCB)
mekanisme kerja
Memblokir L-type calcium channel
DHP
Pada otot polos pembuluh darah
Menghambat masuknya ion Ca2+
Relaksasi otot pembuluh darah
1 more item...
Non-DHP
Pada otot polos miokardium
Menghambat masuknya ion Ca2+
Pemblokiran nodus SA dan AV jantung
1 more item...
contoh obat
CCB DHP
Amlodipin
dosis
PO: 5 - 10 mg 1 x sehari
ESO
Edema, sakit perut, mual, mengantuk, kelelahan
CCB Non-DHP
Verapamil
dosis
PO: 180-240 mg/hari dibagi 2-3 dosis
ESO
Bradiarritmia, edema, hipotensi, konstipasi, pusing, sakit kepala
Diltiazem
β-Blocker
mekanisme kerja
β-blocker menghambat reseptor β secara kompetitif
Noradrenalin terhambat untuk berikatan dengan reseptor β
Adenil siklase (AC) tidak dapat membentuk cAMP dari ATP
Protein kinase A (PK-A) tidak teraktivasi
Fosforilasi saluran kalsium
tipe L tidak terjadi
1 more item...
Fosforilasi situs pada retikulum
sarkoplasma (SR) tidak terjadi
1 more item...
contoh obat
Bisoprolol
dosis
1,25 mg PO setiap hari; tingkatkan secara bertahap jika perlu
maksimal 10 mg/hari
ESO
Bradikardia, memperparah gagal jantung, mual, muntah, konstipasi, diare, kelelahan, hipotensi
Terapi antitrombotik
Antiplatelet
Aspirin
mekanisme kerja
Asetilasi gugus hidroksil serin pada situs
aktif enzim siklooksigenase (COX)-1
Menghambat sintesis Thromboxane A2 (TxA2)
Menghambat agregasi platelet
Menghambat pembentukan trombus
dosis
PO: 160-325 mg/hari
Dosis maintenance 81-325 mg/hari
ESO
Bronkospasme, reaksi hipersensitivitas, dispepsia, mual, muntah, diare, nyeri perut ringan, heartburn, pendarahan GI
FDA
C (trimester 1 dan 2), D (trimester 3)
P2Y12 Inhibitor
mekanisme kerja
Berikatan dengan reseptor P2Y12
Menghambat pengikatan ADP pada reseptor P2Y12
Menghambat agregasi platelet
Menghambat pembentukan trombus
contoh obat
Clopidogrel
dosis
PO: Dosis awal 300 mg, dilanjutkan dengan 75 mg 1x sehari (dalam kombinasi dengan aspirin)
ESO
hipersensitivitas, diare, sakit perut, gangguan GI
FDA: B
GP IIb/IIIa Inhibitor
mekanisme kerja
Berikatan dengan reseptor GP IIb/IIIa
Menghambat pengikatan fibrinogen pada reseptor GP IIb/IIIa
Menghambat agregasi platelet
Menghambat pembentukan trombus
contoh obat
Eptifibatide
dosis
IV: Dosis awal 180 mcg/kg secara IV bolus, dilanjutkan dengan 2 mcg/kg per menit melalui infus hingga 72 jam
ESO
Pendarahan, hipotensi, reaksi lokal di tempat suntikan, trombositopenia, sakit punggung, anafilaksis
Antikoagulan
Heparin tidak terfraksi
mekanisme kerja
menghambat antitrombin faktor koagulasi
terutama faktor Xa dan faktor IIa (trombin)
dosis
IV bolus 60 unit/kg (max:4000 unit)
12 unit/kg/hari (max 1000 unit/hari) sebagai infus IV
ESO
Trombositopenia, hiperkalemia, osteoporosis
FDA: C
LMWH (Enoxaparin)
mekanisme kerja
menghambat faktor Xa dengan afinitas yang lebih tinggi dibanding trombin
dosis
SC: 1 mg/kg, sehari dua kali
ESO
Demam, peningkatan serum aminotransferasi, Hematoma neuraksial
FDA: B
Fondaparinux
mekanisme kerja
berikatan dengan antirtombin dan meningkatkan inaktivasi faktor Xa
dosis
SC: 2,5 mg sehari sekali
ESO
Anemia, demam, mual
FDA: B
Fibrinolitik
mekanisme kerja
Tissue Plasminogen Activator (t-PA)
dengan cara
mengaktivasi sistem fibrinolitik
mengonversi proenzim plasminogen
(inaktif) menjadi enzim plasmin (aktif)
mendegradasi fibrin
contoh obat
Alteplase
dosis
15 mg IV bolus
ESO
Perdarahan parah (intrakranial, retroperitoneal, GI, saluran pernapasan, genitourinari)
Cholesterol Management
Statin
mekanisme kerja
Inhibisi HMG-CoA reductase secara kompetitif
Inhibisi konversi HMG-CoA menjadi asam mevalonat
Biosintesis kolesterol terhambat
contoh obat
atorvastatin
dosis
Awal: 10-20 mg PO setiap hari
Kisaran dosis: 10-80 mg setiap hari
ESO
Diare, nasofaringitis, artralgia (nyeri sendi), myalgia (nyeri otot), mual, infeksi saluran kemih
FDA: X
Cholesterol Absorption Inhibitor
mekanisme kerja
Menghambat NPC1L1 (protein transporter kolesterol pada usus halus)
Absorpsi kolesterol berkurang di usus halus
Mengurangi pengiriman kolesterol usus ke hati
Penurunan simpanan kolesterol di hati
Meningkatnya pembersihan kolesterol dari darah
contoh obat
Ezetimibe
dosis
10 mg sekali sehari
ESO
diare, artralgia, myalgia, sinusitis
FDA: C
PCSK9
mekanisme kerja
Penghambatan aktivitas PCSK9 dengan antibodi monoklonal
Mengurangi degradasi reseptor LDL
Meningkatkan ekspresi dari LDLR pada hepatosit
Menurunkan kadar kolesterol LDL dalam plasma
contoh obat
Alirocumab
dosis
Regimen setiap 2 minggu
SC: 75 mg sekali setiap 2 minggu
dapat ditingkatkan setelah 4- 8 minggu (maks 150 mg)
Regimen setiap 4 minggu
300 mg sekali setiap 4 minggu
ESO
reaksi tempat suntikan, influenza, nasopharyngitis
Antihipertensi
ACE Inhibitor
mekanisme kerja
Menghambat enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
Menghambat konversi Angiotensin I
menjadi Angiotensin II (vasokonstriktor)
vasodilatasi
tekanan darah menurun
contoh obat
captopril
dosis
6,25-12,5 mg per oral 3 kali/hari dimulai dalam 24 jam setelah infark miokard akut; titrasi hingga 25-50 mg 3 kali/hari
ESO
Hipotensi, hiperkalemia, trombositopenia, angioedema
FDA: D
Diminum saat perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
ARB
mekanisme kerja
Selektif memblokir reseptor angiotensin II tipe 1 (AT 1)
vasodilatasi
Penurunan resistensi pembuluh darah perifer
tekanan darah menurun
menghambat sekresi aldosteron
Penurunan retensi air dan sodium
contoh obat
valsartan
dosis
Initial: 80-160 mg/hari PO
Kisaran dosis: 80-320 mg/hari. Maks: 320 mg/hari
ESO
Hipotensi, pusing, sakit kepala, batuk kering
Antagonis aldosteron
mekanisme kerja
pengikatan kompetitif reseptor pada tempat pertukaran Na-K yang bergantung pada aldosteron di tubulus distal
menyebabkan peningkatan ekskresi Na+, Cl-, dan air serta retensi K+ dan H+
contoh obat
spironolakton
dosis
25-100 mg setiap hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi
ESO
Hipomagnesemia, hiponatremia, hipokalsemia, hiperkalemia
Algoritma Terapi
Umum
Terapi Awal
di rumah
ISDN sublingual 3x/5 menit
Tirah baring + MONACO/MONATICA (tidak harus diberikan semua/bersamaan)
Morfin
1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit
untuk pasien tidak responsif dengan terapi 3 dosis nitrat sublingual
Nitrat
IV: 1-5 mg, jika tidak responsif dengan terapi 3 dosis nitrat sublingual, diulang 10-30 menit
tidak boleh diberikan untuk pasien hipotensi (sistolik <90 mmHg)
Oksigen
segera untuk pasien saturasi O2 arteri <95%/distres respirasi
diberikan dalam 6 jam pertama
Aspirin
Sublingual: 160-320 mg
Clopidogrel/Ticagrelor
Clopidogrel: Dosis awal 300 mg per oral dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari
Ticagrelor: dosis awal 180 mg per oral dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari
NSTEMI
CCB, Statin, Nitrat, Beta blocker
STEMI
Terapi Reperfusi
definisi
Tindakan membuka kembali sumbatan
sehingga
darah dapat mengalir dan infark miokard dapat dicegah
IKP primer
terapi DAPT (1 tahun)
Aspirin
PO: 160-320 mg
Ticagrelor
loading dose: 180 mg
maintenance dose: 90 mg dua kali sehari
Clopidogrel
loading dose: 600 mg
maintenance dose: 150 mg perhari
digunakan jika kontraindikasi ticagrelor
terapi jangka panjang
aspirin dosis kecil
terapi fibrinolitik
pasien datang setelah muncul gejala <3 jam dan tidak dapat dilakukan IKP primer segera
pemberian antikoagulan
Ibu Hamil
Antiplatelet
Aspirin 325 mg
berikan hingga usia kehamilan 32 minggu, dilanjutkan dengan 81 mg selama masa kehamilan
Antikoagulan
Pemberian heparin harus dihentikan sebelum persalinan
Terapi akut
nitrat atau beta blocker
Hindari penggunaan ACEi, ARB, Statin
Geriatri (>65 tahun)
Antiplatelet
Aspirin, Clopidogrel, atau GPI
Antikoagulan
UFH + GPI, Bivalirudin
Terapi oksigen
Obat anti angina
NTG dan β-blocker
Obat hipertensi
ACEi/ARB
Obat lipid/cholesterol management
Statin
Mempertimbangkan terapi invasif
IKP
Kondisi khusus: Diabetes
pemberian antitrombotik
aman ibu hamil: metformin
Patofisiologi
Penyebab utama
Penyebab sekunder
Kongenital, koagulopati, viskositas darah meningkat, vasospasme arteri koroner, sindrom vaskulitik, embolisme koroner
↑ Heart Rate, ↑ Kontraktilitas, ↑ Tekanan Dinding Jantung
meningkatnya demand oksigen miokardial
STEMI
NSTEMI
subendocardial infark
jumlah berlebih makrofag dan limfosit T
jumlah berlebih makrofag dan limfosit T
terjadi
inflamasi pada lokasi ruptur
1 more item...
transmural infark
aktivasi trombosit oleh ADP, kolagen, serotonin
memicu perubahan konformasi reseptor glikprotein IIb/IIIa
kaskade koagulasi teraktivasi
faktor VII dan X teraktivasi
protombin menjadi trombin
1 more item...
fibrinogen menjadi fibrin
1 more item...
Definisi
kondisi akibat dari kurangnya aliran darah ke otot jantung melalui arteri koroner berkurang secara tiba-tiba
penyebab utama
Aterosklerosis
dimulai dari
disfungsi endotel dan retensi serta modifikasi LDL di intima
Sel endotel kehilangan kemampuan
menjaga keseimbangan
Dinding pembuluh darah menjadi rentan terhadap penyempitan pembuluh darah, infiltrasi lemak, penempelan leukosit, aktivasi
platelet, dan stres oksidatif
Menyebabkan respons inflamasi
1 more item...
Perjalanan Penyakit
Aterosklerosis
Plak aterosklerosis tidak stabil
Fibrous cap pecah (rupture)
Komponen yang terdapat di dalam plak keluar
Aktivasi cascade koagulasi
Terbentuk trombus yang
menutupi lumen
Menghambat aliran darah (suplai oksiken menuju jantung menurun)
ketidakseimbangan supply-demand oksigen
2 more items...
Trombus mengalami emboli
Klasifikasi ACS
Unstable angina
Penyumbatan sebagian arteri koroner, tanpa kerusakan permanen pada otot jantung
Biomarker jantung tidak meningkat secara bermakna
STEMI
Oklusi total pembuluh darah arteri koroner
jika terdapat keluhan angina pektoris akut disertai elevasi segmen ST yang persisten
NSTEMI
Penyumbatan sebagian arteri koroner, dengan kerusakan pada otot jantung
Dibedakan dengan unstable angina melalui hasil pemeriksaan biomarker jantung
terjadi peningkatan bermakna
Faktor Risiko
Usia
Pria >45 tahun
(Pria>Wanita)
Genetik
Keluarga dengan riwayat
infark miokard
Penyakit komorbid
hipertensi, diabetes, hiperlipidemia
Gaya hidup
merokok, konsumsi makanan gizi buruk, kurang beraktivitas fisik
Obesitas
Penyalahgunaan kokain
Menyebabkan vasospasme
Parameter Monitoring
TTV
Saturasi oksigen
95-100%
Laju Pernafasan
<30 napas/menit
Tekanan darah
TD sistolik < 130 mm Hg
TD diastolik < 80 mm H
Denyut jantung
<70 bpm
Monitoring gejala klinis
keringat dingin, mual, muntah, nyeri abdominal, sesak nafas, pingsan
gejala dapat berlangsung selama 10 menit atau lebih
Monitoring EKG
Unstable Angina
Inversi gelombang T / Depresi segmen ST
NSTEMI
STEMI
Gelombang T hiperakut / Elevasi segmen ST
Monitoring marka jantung
Pemeriksaan troponin I/T
Unstable angina
tidak terjadi peningkatan signifikan
STEMI
NSTEMI
terjadi peningkatan signifikan
keberhasilan terapi
TNI: 0-0,04 ng/mL
TnT : 0-0,01 ng/mL
Monitoring Kreatinin Kinase
Kadar kreatinin akan meningkat 3-6 jam setelah pasien terkena serangan infark miokard
memuncak pada 15-24 jam
normal kembali pada 48-72 jam
keberhasilan terapi
CK-MB: 5-25 IU/L
Eva Fitri Handayani 2106757805
MGK - A