Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pengaruh Berita Politainment terhadap Partisipasi Politik Pemilih Gen-Z…
Pengaruh Berita Politainment terhadap Partisipasi Politik Pemilih Gen-Z pada Pemilu 2024
Permasalahan
Awal Mula
Arus pemberitaan yang berlangsung selama 24 jam dan perkembangan internet yang pesat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam pemberitaan berjenis infotainment sejak tahun 1990-an.
Media tidak lagi hanya tentang surat kabar yang menjual koran, tetapi organisasi berita di seluruh dunia kini bersaing untuk mendapatkan lebih banyak klik dan peningkatan keterlibatan pembaca secara online. Demikian pula, para jurnalis di era digital menghadapi tekanan untuk menulis berita yang menarik perhatian secara online. Di masa lalu, mereka berfokus pada umpan balik dari editor dan pembaca, tetapi sekarang kesuksesan mereka dinilai dari berapa banyak orang yang mengklik artikel mereka dan membagikannya di media sosial.
Tuntutan untuk menampilkan hiburan ini menciptakan lahan subur bagi fenomena politainment, sebagai tempat para politisi dan media menggunakan humor, sensasi, dan elemen-elemen hiburan lainnya untuk membentuk opini publik.
Politainment di Masa Pemilu
Media banyak memberitakan hal yang tidak substansial
Berita yang tidak substansial dan sensasional rentan memperkeruh polarisasi yang kerap terjadi saat Pemilu
Situasi
Situasi Umum
Berita Substansi dikalahkan Sensasi
Blumler dan Gurevitch dalam Mcnair (2002, p. 2) mengemukakan bahwa ada masalah dalam cara media berita menyampaikan isu-isu politik kepada publik. Media dinilai lebih fokus pada hiburan (infotainment) daripada pelaporan mendalam dan analisis yang serius. Hal ini terjadi karena media berita lebih banyak dikomersialkan dan mirip tabloid, yang menyebabkan penurunan kualitas jurnalisme politik. Singkatnya, pelaporan yang tidak bias mengenai isu-isu publik yang penting semakin merosot.
Jurnalisme seharusnya mencerahkan pemikiran publik
Apa Itu Fenomena Politainment
Dalam buku
Politainment: The Ten Rules of Contemporary Politics
, David Schultz mendefinisikan Politainment sebagai perpaduan unsur politik dan hiburan dalam pemberitaan media. Politik, menurut Schultz, adalah tentang kemampuan membujuk orang untuk mendukung seorang calon pejabat publik melalui metode penceritaan yang memikat. Schultz menyimpulkan bahwa sebuah cerita yang bersifat personal mengenai seorang politikus jadi jauh lebih menarik untuk disimak daripada pembicaraan kompleks mengenai fakta atau data (Schultz, 2012).
Politainment menggambarkan tren yang memprihatinkan di mana informasi politik dijadikan lebih ringan untuk menjangkau audiens yang mengutamakan hiburan daripada substansi. Isu-isu kompleks diremehkan dan disajikan dengan cara yang ringan dan penuh sensasi. Media menggabungkan narasi politik dengan cerita-cerita yang tidak ada hubungannya dengan politik, sehingga menciptakan sebuah karya jurnalistik yang dangkal.
(Gonzálo et al., 2023)
Situasi Khusus
Pemberitaan Pemilu 2024
Pertanyaan Retorik
Apakah benar pergeseran media dan budaya informasi dalam era digital, khususnya fenomena politainment, dapat membentuk partisipasi publik dalam pemilu?
Bagaimana politainment, sebagai bentuk presentasi informasi politik yang dikemas dengan hiburan, memengaruhi pola partisipasi publik dalam politik, baik partisipasi aktif maupun pasif?
Solusi
Penyelesaian Masalah
Eksperimen
Teori yang digunakan
Teori Uses and Gratification Jay Blumler & Denis McQuail
Mengapa Penelitan tentang Dampak Politainment Terhadap Pemilu 2024 Menjadi Penting?
Cara media memberitakan isu politik dapat memengaruhi pilihan dan bagaimana masyarakat berpartisipasi di Pemilu 2024
Pentingnya memahami lanskap politik yang berubah seiring perkembangan media, terkhususnya fenomena politainment yang mengubah cara orang terlibat dalam politik.
Pemberitaan politainment dapat mengaburkan garis antara fakta dan fiksi.
Permasalahan Khusus
Pertanyaan Penelitian