Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Biopsychology of Motivation (Eating, Sex, & Reward Circuits),…

- - - - Faktor-faktor yang Menentukan Apa yang Kita Makan
        
        Learned Taste Preferences and Aversions
        
        Belajar Mengonsumsi Vitamin dan Mineral
      - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Saat Kita Makan
        
        Premeal Hunger
        
        Jadwal makan regular
        
        Pavlovian Conditioning of Hunger
        
        Ekspektasi akan makanan
    - - Satiety Signals
        
        Makanan yang masuk ke usus dan glukosa yang terserap ke dalam darah akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh sudah cukup mendapat asupan
      - Sham Eating
        
        Sinyal satiasi belum tentu membuat organisma berhenti makan
      - Appetizer Effect and Satiety
        
        Mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil di awal (appetizer) justru dapat meningkatkan nafsu makan
      - Serving Size and Satiety
        
        Semakin besar porsi makanan yang disajikan, maka kecenderungan orang untuk makan lebih banyak juga meningkat
      - Social Influences and Satiety
        
        Makan lebih banyak saat makan bersama (ramai-ramai)
      - Sensory-Specific Satiety
        
        Semakin beragam (bervariasi) rasa makanan yang disajikan akan berpengaruh terhadap porsi makanan
  - - - Rasa lapar adalah rasa kontraksi yang disebabkan oleh perut yang kosong, sedangkan rasa kenyang adalah rasa kembung pada perut.
    - - Peptida dapat berfungsi sebagai sinyal kenyang
    - - Hipotalamus lebih berperan dalam metabolisme energi, bukan langsung mengatur makan
    - - Serotonin adalah bahan kimia lain yang berperan dalam rasa kenyang
    - - Hanya penurunan ekstrem (50%) yang memicu lapar
    - - Mengalami rasa lapar yang tidak pernah terpuaskan, sedikit atau tidak ada rasa kenyang, dan metabolisme yang sangat lambat.
  - - - Tubuh menjaga keseimbangan energi (homeostasis)
      - Glucostatic Theory
        
        Lapar muncul saat kadar glukosa darah turun
        
        Makan = mengembalikan kadar glukosa ke set point (normal)
      - Lipostatic Theory
        
        Setiap orang punya set point untuk lemak tubuh
        
        Jika lemak menurun → tubuh mendorong untuk makan
        
        Tujuannya: mengembalikan lemak ke titik normal
    - - Kita makan karena dorongan kesenangan & motivasi positif, bukan karena kekurangan energi
      - Motivasi utama: Antisipasi kesenangan dari makan
        
        Makan karena tertarik pada makanan enak, bukan karena tubuh kekurangan energi
      - Faktor pemicu lapar
        
        Kehadiran atau harapan ada makanan enak
        
        Rasa lapar = hasil dari gabungan banyak faktor (rasa, pengalaman, ekspektasi)
      - Tidak fokus pada satu penyebab
        
        Semua faktor saling berperan.
        Tidak hanya melihat kekurangan energi sebagai satu-satunya alasan lapar
  - - - Anoreksia: Menahan makan atau berolahraga sesuai makanan yang masuk dan obsesi dengan berat badannya
      - Bulimia Nervosa: Memuntahkan makanannya dan obesesi kurus namun tidak bisa mengendalikannya
        
        Berawal dari obsesi terhadap citra tubuh dan kelangsingan tubuh namun cenderung memiliki citra tubuh yang menyimpang, melihat diri mereka jauh lebih gemuk dan kurang menarik daripada kenyataannya. Berkaitan dengan OCD dan depresi
    - - Penyebab
        
        Evolusi menyebabkan perilaku memilih makan berkalori tinggi, makan kenyang, menyimpan energi dan menggunakan energi efisien
        
        Kepercayaan dan budaya makan
        
        Peran genetis pada proses energy Input Vs energy Output
      - Treatment
        
        Injeksi Serotonin
        
        Untuk mempercepat kenyang. Namun, ada efek samping gangguan jantung
        
        Operasi gastrointestinal
        
        Untuk memperkecil lambung atau memperpendek usus
  - - - langkah-langkah dalam pencernaan
        
        fungsi utama lambung = tempat penyimpanan
        
        asam klorida dalam lambung memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil dan pepsin memulai proses pemecahan molekul protein menjadi asam amino
        
        lambung secara bertahap mengosongkan 5 isinya melalui sfingter pilorus ke duodenum, bagian atas usus, tempat sebagian besar penyerapan terjadi
        
        menelan, menggerakkan makanan dan minuman melalui kerongkongan menuju lambung
        
        enzim pencernaan dalam duodenum, banyak berasal dari kantong empedu dan pankreas, memecah molekul dan protein menjadi asam amino, dan molekul pati dan gula kompleks menjadi gula sederhana.
        
        gula sederhana dan asam amino dengan mudah melewati dinding duodenum ke dalam aliran darah dan dibawa ke hati
        
        air liur melumasi makanan dan memulai pencernaannya
        
        lemak diemulsi (dipecah menjadi tetesan) oleh empedu, yang diproduksi di hati dan disimpan di kantung empedu hingga dilepaskan ke duodenum
        
        lemak yg diemulsi tidak dapat melewati dinding duodenum dan dibawa oleh saluran kecil di dinding duodenum ke sistem limfatik
        
        mengunyah dan memecah makanan dan mencampurnya dengan air liur
        
        elektrolit diserap dari limbah di usus besar dan sisanya dikeluarkan dari anus
    - - energi dikirimkan ke tubuh dalam tiga bentuk
        
        lipid
        
        asam amino
        
        glukosa
      - energi disimpan dalam tiga bentuk
        
        lemak
        
        glikogen
        
        protein
      - sebagian besar cadangan energi tubuh disimpan sebagai lemak
      - lemak paling efisien untuk penyimpanan energi
    - - fase sefalik
        
        fase persiapan yang dimulai dari penglihatan, penciuman atau ekspetasi tentang makana, dan berakhir saat makanan mulai diserap ke dalam aliran darah
      - fase fasting
        
        energi cadangan ditarik dari penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan mendesak tubuh
      - fase absortif
        
        energi yang diserap dari makanan masuk ke aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- - - - Gonad
      - Pituitary Gland
        
        Anterior Pituitary (depan)
        
        Posterior Pituitary (belakang)
    - - Kontrol Anterior Pituitary
      - Kontrol Posterior Pituitary
    - - Sinyal Neural
      - Sinyal Hormonal
      - Sinyal Non-Hormonal
  - - - Dimorfisme seksual pada manusia (pria dan wanita) berkembang karena pengaruh hormon selama fase perkembangan janin dan pubertas.
      - Semua embrio awalnya memiliki gonad primordial yang bisa berkembang menjadi ovarium atau testis.
      - Pada minggu ke-7 kehamilan, gen Sry pada kromosom Y menghasilkan protein Sry, yang menyebabkan medula gonad berkembang menjadi testis.
      - Jika tidak ada protein Sry (misalnya pada embrio XX), maka korteks gonad berkembang menjadi ovarium.
    - - Terdapat dua sistem saluran reproduksi awal
        
        Wolffian system (laki-laki)
        
        Müllerian system (perempuan)
      - Testosteron mendorong perkembangan sistem Wolffian.
      - Müllerian-inhibiting substance (MIS) menyebabkan degradasi sistem Müllerian pada laki-laki.
      - Tanpa testosteron dan MIS, sistem Müllerian berkembang secara default (perempuan).
    - - Organ reproduksi eksternal (penis, klitoris, skrotum, labia) berkembang dari struktur bipotensial yang sama.
      - Hormon androgen (misalnya testosteron) menyebabkan perkembangan menjadi struktur laki-laki.
      - Tanpa androgen, struktur tersebut berkembang ke arah perempuan.
    - - Pubertas dimulai dengan peningkatan hormon dari hipofisis anterior: growth hormone, gonadotropin, dan adrenocorticotropic hormone.
  - - - Hipotesis Aromatisasi
      - Peran Alfa-Fetoprotein
      - Maskulinisasi dan Defeminisasi
  - - - Van Goozen et al (1997): Wanita lebih banyak memulai hubungan seks selama masa ovulasi ketika kadar estradiol tinggi
    - - Bagatell et al (1994): Pria yang diberi antagonis GnRH, atau plasebo
      - Kelompok GnRH melaporkan penurunan
        
        Minat seksual
        
        Fantasi
        
        Hubungan seksual
      - Efeknya dihilangkan dengan dosis penggantian testosteron
  - - - Terdapat perbedaan fungsi antara hipotalamus jantan dan betina
        
        Mengontrol hormon dari kelenjar pituitari depan
    - - Bagian dari Hipotalamus
      - Lebih besar pada tikus jantan
      - Disebut juga Sexually Dimorphic Nucleus
    - - Ukurannya jauh lebih besar pada tikus jantan
      - Terkait dengan kadar testosteron
      - Ukuran berbanding lurus dengan aktivitas seksual tikus jantan
    - - Mengatur perilaku seksual jantan
  - - - Jenis kelamin (laki-laki/perempuan) yang diyakini seseorang sebagai dirinya
    - - Kondisi saat seseorang merasa dirinya terjebak di tubuh jenis kelamin lain
        
        Contoh: lahir sebagai laki-laki tapi merasa dirinya perempuan
    - - Gabungan dari berbagai aspek:
        
        Bentuk tubuh (Body type)
        
        Setiap aspek ini bisa berkembang secara mandiri (independen)
        
        Orientasi seksual (Sexual orientation)
        
        Identitas seksual (Sexual identity)
- - - - Penggunaan obat secara berulang menjadikan sensitivitas naik sehingga motivasi untuk mengonsumsi obat semakin kuat.
    - - Kecanduan terjadi bukan karena rasa senang saat mengonsumsi narkoba, tetapi karena keinginan yang kuat (craving) sehingga pecandu kronis "ingin" lebih dari yang mereka “sukai”.
  - - - Stress
        
        faktor utama kekambuhan
      - paparan terhadap isyarat lingkungan
        
        (misalnya, orang, waktu, tempat, atau objek) yang sebelumnya dikaitkan dengan penggunaan narkoba
      - priming obat
        
        paparan tunggal terhadap obat yang pernah disalahgunakan
  - - - Para pecandu narkoba sering :
        
        Membuat keputusan yang buruk.
        
        Mengambil risiko secara berlebihan.
        
        Kesulitan dalam pengendalian diri (self-control).
    - - Gejala utama kecanduan adalah terganggunya proses pengambilan keputusan, terutama yang berhubungan dengan pengendalian impuls dan penilaian risiko.
    - - Perjudian kompulsif, perilaku seksual kompulsif, kleptomania (mencuri barang secara kompulsif), dan belanja kompulsif juga
        tampaknya memillki beberapa mekanisme otak yang sama dengan kecanduan narkoba.
    - - Dopamin berperan besar dalam proses kecanduan.
        Namun, kecanduan juga melibatkan neurotransmitter lain, seperti :
        
        Glutamat
        
        Opioid endogen
        
        Norepinefrin
        
        GABA
        
        Endokannabinoid
  - - - Penggunaan rutin menyebabkan ketergantungan fisik. Penghentian menyebabkan gejala putus zat(withdrawl). Hal tersebut mendorong untuk kembali memakai agar mereka merasa “normal”.
    - - Faktor utama : mencari efek menyenangkan dari obat. Obat adiktif memiliki efek hedonis(menyenangkan) sehingga muncul keinginan untuk mengulanginya