Tatalaksana:
Terapi awal untuk pasien dengan diagnosis kerja kemungkinan Sindrom Koroner Akut (SKA) atau SKA berdasarkan keluhan angina di ruang gawat darurat, sebelum hasil pemeriksaan EKG dan/atau marker jantung tersedia, biasanya melibatkan pemberian Morfin, Oksigen, Nitrat, dan Aspirin (MONA). Namun, tidak selalu semua obat diberikan atau diberikan bersamaan. Prioritas utama pada pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah meningkatkan pasokan oksigen ke jaringan yang mengalami nekrosis atau iskemi, memulihkan aliran darah ke area yang terkena, mengurangi kebutuhan oksigen, dan menjalankan rehabilitasi jantung secara dini.
Tatalaksana noninvasif pada PJK mencakup langkah-langkah farmakologis dan non-farmakologis. Langkah non-farmakologis termasuk pemberian oksigen selama 6 jam pertama, istirahat dalam 12 jam pertama, diet rendah lemak dan kolesterol, diet tinggi serat, kalium, magnesium, dan rendah natrium, serta pemeriksaan jantung berkala untuk memantau risiko PJK dan perkembangan terapi.
Tindakan farmakologis melibatkan antiangina, hipolipidemik, antiplatelet, antitrombin, dan fibrinolitik. Antiangina seperti Nitrat Organik, Beta Blocker, dan Antagonis Ca membantu mengurangi nyeri dada dan mencegah terjadinya infark. Hipolipidemik seperti Resin, 2HMGCoA reduktase inhibitor, Asam Fibrat, Asam Nikotinat, Probukol, Ezetimibe, dan Neomisin Sulfat diberikan pada pasien dengan kadar kolesterol tertentu. Antiplatelet seperti Aspirin, Klopidogrel, dan GP IIb/IIIa Inhibitor digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Antitrombin seperti Heparin, LMWH, Penghambat Direct Thrombin, dan Warfarin membantu mengurangi pembentukan gumpalan darah. Fibrinolitik seperti tPA dan Streptokinase digunakan dalam situasi tertentu untuk membantu melarutkan gumpalan darah.
Selain itu, obat golongan anti nyeri juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien PJK. Aspirin, Parasetamol, NSAIDs, dan opioid seperti morfin atau oksikodon merupakan jenis obat anti nyeri yang sering diberikan, namun setiap kelompok obat ini memiliki mekanisme kerja dan efek samping yang berbeda.
Setiap pengobatan tersebut memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan oleh dokter dalam menentukan terapi yang paling sesuai untuk pasien dengan PJK. Dosis, kontraindikasi, dan efek samping yang mungkin timbul harus dievaluasi secara individual sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.