Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Tetralogy of Fallot Pemicu 4 PBL Kardiovaskular, Terjadi kelainan pada…
Tetralogy of Fallot
Pemicu 4 PBL Kardiovaskular
Embriologi Jantung
Pada minggu 3-8
Terbentuk lip
Akhir minggu ke-4
Pembentukan sekat
Terdapat
Septum primum
Septum sekundum
Pembentukan endocardial cushion
Minggu ke-5
Terjadi pembentukan
Rigi truunkus
Berpilin
Septum aorticopulmonar
membagi
Aorta
Trunkus pulmonalis
Rigi bulbar
Definisi
kelainan jantung bawaan (kongenital) yang terdiri dari empat jenis kelainan struktur pada jantung bayi
Obstruksi saluran pembuluh arteri pulmoner/ right ventricular outflow tract (RVOT) obstruction karena penyempitan (stenosis)
Defek septum ventrikel/ Ventricular septal defect (VSD)
Posisi aorta yang tidak normal (bergeser ke kanan)/ Overriding aorta
Hipertrofi ventrikel kanan/ right ventricular hypertrophy (RVH).
Etiologi
Bersifat multifaktorial
Penempatan septum interventrikel bagian infundibular yang abnormal (anterocephaled)
Akibat
diabetes ibu yang tidak diobati
asupan asam retinoat ibu
fenilketonuria
kelainan kromosom (trisomi 21, 18, 13)
mikrodelesi kromosom 22q11.2
sindrom Alagille dengan mutasi JAG1/NOTCH2
Faktor Risiko
Intrinsik
Diabetes
Obesitas
Phenylketonuria (PKU)
Mutasi gen
Riwayat Keluarga
Usia ibu >35 tahun
Ekstrinsik
Teratogen
Thalidomide
Retinoic Acid dan Vitamin A
Alkohol
Hipoksia
Rokok
Defisiensi Nutrisi
Obat terapi
Antikonvulsan
Antiaritmia
Antidepresan
Infeksi Virus
Rubella
Hiponatremia
Patofisiologi dan Patogenesis
Terjadi kelainan
Septum aorticopulmonar tidak membagi aorta dan trunkus pulmonalis dengan simetris
Terjadi
Diameter aorta lebih besar daripada diameter trunkus pulmonalis
Terjadi
Stenosis trunkus pulmonal
Aliran balik darah karena darah sulit masuk ke trunkus pulmonal
Aliran darah balik menabrak septum interventricularis pars membranosa yang sedang terbentuk
1 more item...
Ventrikel kanan harus memompa darah dengan kekuatan lebih
Right Ventricular Hypertrophy
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Anamnesis
Gejala
Faktor risiko
Riwayat penyakit
Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik
inspeksi
sianosis
Mukosa mulut
Lidah
Jari
clubbing finger n toes
Palpasi
Left sternal border
RVH
Auskultasi
S1 normal
S2 single
Murmur ejeksi sistolik
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Analisis gas darah
Cardiac catheterization
Chest radiography
Ekokardiogram
Diagnosis Banding
Pulmonary atresia
Double outlet right ventricle
Rheumatic heart disease
Infective Endocarditis
Transposition of the great arteries
Tata Laksana
Farmakologi
Morfin sulfat
Mengurangi hiperpnea
Beta blocker/ vasodilator
Prostaglandin
Membuka ductus arteriosus pada pasien neonatus
Keadaan
Asidosis
NaHCO3
Anemia
Transfusi darah
Non Farmakologi
Knee-chest position
Masker oksigen dan ventilasi mekanik
Pembedahan paliatif
Pirau arteri sistemik ke pulmonal
Pirau potts
central shunt
BT shunt
Pirau waterson
Pirau vena ke arteri pulmonal
Pirau glen
Pirau bidirectional cavopulmonary
Pembedahan korektif
Pemisahan sirkulasi sistemik dan pulmoner
Transplantasi jantung
Prognosis
Baik
Pasien asimptomatik
Bisa terjadi komplikasi
pasca operasi
Memperpanjang
kelangsungan hidup
Buruk
Angka harapan hidup berkurang
Kemungkinan mati
mendadak
Hipoksia kronis
Komplikasi
Abses otak
Trombosis serebral
Polycythemia
Bacterial endocarditis
Edukasi Pencegahan
Edukasi ibu hamil
Melakukan aktivitas fisik
Kontrol diabetes
Konsumsi asam folat
Hindari konsumsi alkohol
Menghindari paparan zat toksik
Vaksinasi rubella
Indikasi Rujuk RoF
dokter gigi
Tata laksana
Digoksin → karies gigi
Beta bloker dan diuretik → xerostomia dan lichenoid
ACE-inhibitor dan CCB→ hiperplasia gingiva
Antikoagulan oral → gusi berdarah
Perawatan gigi
Antibiotik profilaksis amoxicilin sebelum tindakan
Fluorida
Kumur dengan klorheksidin sebelum perawatan
Tindakan pembedahan
Sikat gigi teratur
Kemampuan dokter umum= 2
Jika sudah terdeteksi ToF rujuk ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah
Jika belum dan membutuhkan penegakan diagnosis, rujuk ke faskes yang menyediakan ekokardiografi
Terjadi kelainan pada ToF