Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Gagal Jantung Kongestif Pemicu 2 PBL Kardiovaskular, Ischemic heart…
Gagal Jantung Kongestif
Pemicu 2 PBL Kardiovaskular
Patofisiologi Hipertensi
menyebabkan kerusakan
berbagai organ
Chronic stress on the endothelium
of systemic blood vessels
Endothelial dysfunction
Arterosklerosis
Akumulasi plak di dinding arteri cerebral
Penurunan aliran darah cerebral
Stroke iskemik
Akumulasi plak di dinding arteri koroner
Penurunan aliran darah miokardial
Ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen dengan
oksigen yang disuplai
Coronary artery
disease
loss of normal arterial architecture in the brain
due to stress of increasing bp
arteri cerebral
melemah
pembentukkan
dan rupturnya
mikroaneurisma
intracerebral hemorrhage
Meningkatnya tekanan darah di sirkulasi retina
hipertensi retinopati
otot polos arteriol aferen ginjal konstriksi untuk menghindari transmisi meningkatnya tekanan darah di glomerulus
otot polos arteriol aferen
hipertrofi karena vasokonstriksi
berkepanjangan
Menebalnya dinding arteri dan
menyempitnya arteriol aferen
menurunnya
glomerulus
blood flow
iskemi glomerular
dan tubular
Sklerosis glomerular
dan atrofi tubular
Hipertensi nefrosklerosis
Stres kronik dan
trauma endotelial dan
sel otot polos ginjal
Luka --> Ekskresi sitokin dan
ekstraselular matriks, seperti
fibrin dan kolagen ke
lapisan subendotelial
Definisi
sindrom klinis kompleks yang diakibatkan oleh gangguan struktural atau fungsional pengisian atau pengeluaran darah ventrikel.
Etiologi
Iskemia
menyebabkan kurangnya aliran darah ke otot jantung sehingga akan menurunkan EF
Penyakit Katup Jantung
Hipertensi
Kardiomiopati
Faktor Risiko
Penyakit arteri koroner
Serangan jantung
Penyakit katup jantung
Hipertensi
Detak jantung tidak teratur
Penyakit jantung bawaan
Diabetes
Infeksi virus
Usia
Patofisiologi Gagal Jantung
Kongestif
Left Sided Heart Failure
disfungsi sistolik atau kontraksi ventrikel
Akibatnya
tidak bisa berkontraksi / memompa darah secara efektif
Ejectrion fraction menurun
Aliran darah balik di kapiler vena pulmonalis
Darah balik ke paru-paru
fluid build up
4 more items...
Kerusakan miokardium
Disfungsi diastolik
Darah gacukup dipompa untuk tubuh
right-sided heart failure
Kalau disebabkan oleh left sided HF= biventricular HF
Penyebab selain left sided HF
left-to-right cardiac shunt
defek pada septum atrium atau septum ventrikel
darah mengalir dari sisi kiri yang bertekanan lebih tinggi ke sisi kanan yang bertekanan lebih rendah
meningkatkan volume cairan di sisi kanan
hipertrofi konsentris ventrikel kanan
jantung rentan terkena iskemia
1 more item...
chronic lung disease
menghambat pertukaran oksigen
level oksigen menjadi rendah
arteri pulmonalis konstriksi untuk meningkatkan tekanan darah pulmonal
membuat ventrikel kanan susah untuk memompa darah keluar
hipertrofi ventrikel kanan
1 more item...
cor pulmonale with left-sided failure
emboli paru/ acute respiratory distress syndrome
Hipertensi
pulmonal
Darah susah dialirkan
ke arteri pulmonalis
Hipertrofi ventrikel kanan
Gagal jantung
kanan
1 more item...
Mekanisme Kompensasi
Frank–Starling mechanism
neurohormonal alterations
RAAS
dlm jangka waktu lama bisa menyebabkan edema
the development of ventricular hypertrophy and remodeling
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
penampakan
struktur tubuh
warna wajah
posisi ketika berbaring
tanda distress
Tanda-tanda vital
kesadaran
tekanan darah dengan sfigmomanometer
laju nadi
laju napas
saturasi oksigen
suhu
Inspeksi
Pucat
Ikterus
Pendarahan subkonjungtiva
Xantelasma
Jugular Venous pressure
Palpasi
Perkusi
Denyut arteri
tekanan darah
Auskultasi
Normalnya
Bunyi S1 dan S2
bunyi s3
kelebihan volume akibat gagal jantung atau peningkatan aliran transvalvular yang menyertai regurgitasi mitral atau trikuspid lanjut.
Bunyi S4
menandakan adanya abnormalitas seperti penurunan komplians ventrikel.
murmur
Gallop
Bunyi napas
Bunyi napas bronkial
Ronkhi
wheeze
Pemeriksaan Penunjang
Ekg
Low QRS voltages in the limbs leads
prominent precordial QRS voltages
very slow R wave progression in the chest leads
Radiothorax
Cardiomegaly
hipertensi vena pulmonal yang ditandai dengan cephalization → peningkatan pulmonal vein pressure
edema alveolar dan efusi pleura
garis septum interlobular perifer (kerley B)
Laboratorium
Anemia
Hiponatremia
Hiperkalemia
BNP >400pg/mL,
NT proBNP >2000pg/mL
Peningkatan transaminase
Peningkatan Troponin
Patologi Anatomi
Myocardial Structural Changes
Hipertrofi atau Dilatasi Ventrikel
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama
Usia
Tempat tinggal
Riwayat penyakit dahulu
hipertensi
diabetes mellitus
dislipidemia
penyakit serebrovaskular
tiroid
penyakit paru obstruktif
nyeri dada
infark miokard
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat pribadi dan sosial
Konsumsi alkohol
Obat/ narkoba
olahraga
nutrisi
Riwayat Penyakit sekarang
Onset dan durasi
Gejala yang menyertai
karakteristik keluhan
Tanda gagal jantung
dispnea
batuk
nokturia
kelelahan umum
tanda-tanda kongesti
hipoperfusi organ
syok kardiogenik
nyeri dada
anoreksia
edema
obat yang diminum
Diagnosis Banding
Acute Kidney Injury
Emboli Pulmonary
Acute Respiratory Distress Syndrome
Sirosis Hepar
Nephrotic Syndrome
Pulmonary Fibrosis
Klasifikasi dan
Staging
Berdasarkan fraksi ejeksi
ventrikel kiri
HF dengan fraksi ejeksi tereduksi (HFrEF)
fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40%
HF dengan fraksi ejeksi sedikit berkurang
fraksi ejeksi ventrikel kiri 41%-49%
HF dengan fraksi ejeksi yang diawetkan (HFpEF)
fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥ 50%
HF dengan peningkatan fraksi ejeksi
fraksi ejeksi ventrikel kiri >40% dengan riwayat fraksi ejeksi ventrikel kiri sebelumnya ≤ 40%.
Staging
ACC/AHA (Berdasarkan kelainan struktural)
Stadium A
Risiko tinggi gagal jantung
Stadium B
Pra-gagal jantung
Stadium C
Gagal jantung simptomatik
Stadium D
Penyakit jantung struktural lanjutan
NYHA (Berdasarkan kapasitas fungsional)
Kelas I
Gejala saat aktivitas lebih dari biasanya
Kelas II
Ada batasan aktivitas ringan
Kelas IIIa
Tidak dispnea saat istirahat
Kelas IIIb
Ada dispnea saat istirahat
Kelas IV
Semua gejala tetap ada saat istirahat
Klasifikasi
HF with reduced EF
HF with preserved EF
Tata Laksana
Farmakologi
Obat yang digunakan
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACE-I)
kaptopril
fosinopril
enalapril
lisinopril
Angiotensin II Blockers (ARB)
candesartan
valsartan
azilsartan
Beta-blockers
atenolol
bisoprolol
metoprolol
esmolol
karvediol
Diuretics
furosemide
Mineralocorticoid receptor antagonists (MRA/Aldosterone Antagonist)
spironolakton
eplerenone
Angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNI)
If-Channel Inhibitor
Hydralazine – isosorbide dinitrate
Digoksin
Guideline Tatalaksana
Non Farmakologi
Pencegahan
Diet
The Mediterranean whole grain
Plant based
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Penurunan berat badan
aktivitas fisik
Restriksi sodium
Menghindari penyalahgunaan zat
Hindari alkohol
Hindari rokok
dengan Alat dan Tindakan Bedah
Denervasi renal
Terapi resinkronisasi jantung (CRT)
Revaskularisasi
Operasi katup mitral
Aneurismektomi
external cardiac support
Implantable cardioverter defribrilator (ICD)
Transplantasi Jantung
Dukungan ventilasi oksigen
Ultrafiltrasi dan Hemodialisis
Prognosis
Skoring
Ottawa Heart Failure Risk Score
SHFM
BCN-Bio-HF
MAGGIC-HF
PREDICT-HF
GWTG-HF
Angka mortalitas setelah rawat inap
10% dalam 30 hari
22% dalam 1 tahun
42% dalam 5 tahun.
hingga lebih dari 50%, → pasien gagal jantung stadium D
Komplikasi
Fibrilasi Atrium
Aritmia Ventrikel
Stroke & Tromboemboli
Komplikasi Pulmoner
Sudden Cardiac Death
Gagal ginjal
Disfungsi hati
GI disorders
Letargi, lemah
Kaheksia Jantung
Insufisiensi katup fungsional (MG, TG)
Infeksi nosokomial
Indikasi Rujukan
Epidemiologi
Seluruh dunia
64,34 juta kasus
Ischemic heart disease
Long standing hypertension
Hipertrofi sel jantung
Concentric
Dilated cardiomyopathy
ruang jantung meningkat
preload meningkat
dinding jantung menipis dan melemah
pressure overload
eccentric
Volume overload
Scar tissue
Aortic stenosis
restrictive cardiomyopathy
menyebabkan