Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Trauma yang Bukan Sekadar Patah Tulang, Athallah Noufal Mubarak…
Trauma yang Bukan Sekadar Patah Tulang
Tanda dan Gejala Fraktur
Fraktur → nyeri, deformitas, pendarahan
Fraktur terbuka → robekan/lesi kulit pada area fraktur
4 tanda:
Kerusakan jaringan lunak
Kompromi neurovaskular
Mudah terinfeksi
Anatomi Ekstremitas Inferior
Tulang
Coxae
Iliaca, Ischium dan Ilium
Femoris
Caput femoris
Fovea capitis femoris
Collum femoris
Trochanter mayor
Trochanter minor
Crista intertrochanterica
Fossa trochanterica
Linea aspera
Linea pectinea
Tuberositas glutea
Epicondylus medialis
Epicondylus lateralis
Condylus medialis
Condylus lateralis
Tibia
Linea m. solei (m. poplitea)
Condylus medialis tibiae
Condylus lateralis tibiae
Tuberculum intercondylare laterale
Tuberculum intercondylare mediale
Tuberositas tibiae
Malleolus medialis
Margo interosseus
Fibula
Capitulum fibulae
Margo interosseus
Malleolus lateralis
Tarsal
Talus
Caput tali
Trochlea tali
Processus posterior tali
Facies malleolaris medialis
Facies malleolaris lateralis
Facies articularis calcanea
(anterior-media-posterior)
Calcaneous
Sustentaculum tali
Sulcus tendinis m.flexor halucis longi
Tuber calcanei
Processus trochealis (trochlea fibularis)
Sulcus tendinis m.fibularis (m.peronei longi)
Cuboideum
Naviculare
Cuneiform
Metatarsal
Tuberositas ossis metatarsal I-V
Phalanges
Phalanx distal
Phalanx proksimal
Phalanx media
Otot
Pangkal Paha
M.psoas major
M.iliacus
M.piriformis
M.obturator internus
M.gemellus superior
M.gemellus inferior
M.gluteus maximus
M.gluteus medius
M.gluteus minimus
M.tensor fascia latae
M.obturator externus
M.quadratus femoris
Tungkai Atas
Otot-otot ekstensor sendi lutut
M.sartorius
M.rectus femoris
M.vastus lateralis
Otot-otot aduktor (gambar 2.55)
M.pectineus
M.adductor longus
M.adductor brevis
M.vastus intermedius
M.vastus medialis
M.adductor minimus
M.adductor magnus
M.gracillis
Otot-otot fleksor sendi lutut (gambar 2.54)
M.biceps femoris caput longum
M.semitendinosus
M.biceps femoris caput breve
M.semimembranosus
Tungkai Bawah
Otot-otot fleksor
Lapis dangkal:
M.gastrocnemius
M.soleus
M.plantaris
Lapis dalam
M.popliteus
M.flexor digitorum longus
M.tibialis posterior
M.flexor hallucis longus
Otot-otot ekstensor
M.tibialis anterior
M.extensor digitorum longus
M.fibularis (peroneus)
M.extensor hallucis longus
Intrinsik Kaki
Otot-otot plantar pedis
Otot-otot ibu jari kaki:
M.abductor hallucis
M.flexor hallucis brevis
M.adductor hallucis (caput obliquum dan caput transversum)
Otot-otot jari kaki kelima:
M.abductor digiti minimi (quinti) pedis
M.Aexor digiti minimi (quinti brevis) pedis
M.opponens digiti minimi (quinti) pedis
Otot-otot ruang tengah kaki:
M. flexor digitorum brevis
M.quadratus plantae
Mm.lumbricales
Mm. interossei plantares
Mm.interssei dorsales pedis
Faktor Nutrisi
Perbanyak kalori harian -> mempercepat sembuhnya fraktur -> 2500++ cal untuk orang dewasa
Perbanyak asupan protein -> 20++ gram per hari -> susu, telur, ikan, kacang, tahu, dan tempe
Perbanyak asupan antioksidan tinggi, likopen, lipoic acid -> mempercepat penyembuhan fraktur karena meminimalisir efek negatif oksidatif dan menangkal radikal bebas.
Perbanyak asupan kalsium -> susu, ikan, telur, dan biji wijen
Vitamin C -> memproduksi kolagen -> jeruk, stroberi, kiwi, dan brokoli
Vitamin D -> penyerapan kalsium dan pembentukan jaringan tulang baru -> ikan berlemak, kuning telur, susu, dan sereal
Mekanisme Nyeri
Transduksi
Antihistaminics
Opioids
NSAIDs
Local anesthetics
Transmisi
Local anesthetics
Opioids
Modulasi
Opioids
NMDA receptor antagonists
a2 Agonists
Persepsi
Opioids
a2 Agonists
General anesthetics
Pemeriksaan Primer & Anamnesis
Pemeriksaan primer
Asesmen tanda vital → ABCDE
Evaluasi luka → obati yang mengancam nyawa
Anamnesis
Jika memungkinkan
Mekanisme terjadinya luka, usia, riwayat penyakit, penyakit sekarang → tata laksana
Pemeriksaan Fisik
Look, feel, move
Look
Robekan kulit/lesi kulit, bengkak, memar, deformitas, perubahan warna kulit
Feel
Palpasi → nyeri tekan & denyut nadi dorsalis pedis dan tibialis posterior
Move
Melihat kemampuan gerak → jika memungkinkan
Dorsofleksi, plantarfleksi
Pemeriksaan Radiologis
CT-Scan
Fraktur yang sulit dilihat dengan cross-sectional
CT → fragmen yang kompresi, kedalaman depresi, robekan meniscus
MRI
Fraktur menekan medulla spinalis
Lihat jaringan lunak
Neurovaskular
X-Ray
Rule of twos
2 tampilan
2 sendi
2 tungkai
2 cedera
2 kali kesempatan
Ultrasound
Fraktur pada anak
Diagnosis
Kerja
Luka terbuka pada Betis Kanan
Banding
Kontusio (memar) pada tungkai bawah
Cedera jaringan lunak
Fisiologi dan Biokimia
Inflamasi
Terjadi pengeluaran imunitas seluler
Sel hematopoetik yg berperan: makrofag, neutrofil, dan trombosit
Sitokin yg berperan: PDGF, TNF-Alpha, TGF-Beta, IL-1, IL-6, IL-10, dan IL-12
Pengeluaran TNF-ALFA, angiogenesis, endokondral akhir
Terjadi selama 24 jam pertama
Pembentukan Kalus
Pembentukan kalus halus
sekitar 2-3 minggu setelah patah
Pertumbuhan kapiler ke dalam kalus dan peningkatan pembuluh darah pun terjadi.
Pertumbuhan tulang aposisional tramembran I
Pembentukan kalus keras
Sekitar 3-4 bulan pasca fracture
pembentukan tulang intramembran
mengurangi ketegangan secara lebih sentral
Komplikasi
Kronis
Osteoartritis
suatu kondisi patologis pada sendi yang disebabkan oleh perusakan progresif dari tulang rawan sendi
Osteoporosis
penyakit yang identik dengan orang berusia lanjut atau lansia. Kondisi penyakit osteoporosis ditandai rendahnya massa tulang dan hilangnya jaringan tulang.
Kekauan Sendi
kondisi di mana sendi tubuh manusia tidak dapat bergerak atau bergerak dengan sangat terbatas karena berbagai alasan, seperti cedera, inflamasi, degenerasi, atau perubahan patologis dalam struktur sendi.
CPRS
CRPS adalah jenis nyeri kronis yang sering terjadi pada ekstremitas, baik itu tangan atau kaki, dan cenderung muncul setelah adanya trauma.
Non-Union
Non-union adalah kondisi di mana patah tulang tidak berhasil meregenerasi atau membentuk jaringan tulang seperti yang seharusnya terjadi
Malunion
Malunion terjadi ketika patah tulang sembuh dalam posisi yang tidak normal, mengakibatkan kelainan bentuk yang bisa tampak secara kosmetik dan/atau mempengaruhi fungsi tubuh.
Akut
Compartement Syndrome
perdarahan atau edema di dalam kompartemen akibat fraktur tibia
Cedera Vaskular
Cedera pada arteri poplitea bisa terjadi sebagai akibat dari fraktur tibia proksimal
Infeksi
Infeksi yang terjadi secara pasti terkait dengan invasi mikroorganisme dan respons sistem kekebalan tubuh individu
Pertolongan Pertama
Survei Primer
Pendekatan ABCDE
Survei Sekunder
Allergics
Medications currently used
Past Illness
Last meal
Lingkungan yang terkait dengan cedera pasien
Pemeriksaan Status Lokal
Look → Apakah adanya pembekakan, memar deformitas, perubahan warna kulit, perubahan postur?
Feel → Palpasi/raba bagian yang terindikasi cedera
Move → Menggerakkan bagian tubuh, apakah terdapat abnormalitas atau tidak
Penanganan Definitif
Recognize
Berdasarkan lokasi, ekstensi, konfigurasi, hubungan antar fragmen, hubungan dengan lingkungan luar, dan keberadaan komplikasi
Reduction
Aposisi adekuat dan susunan normal tulang
Semakin luas kontak antar fragmen → penyembuhan naik
Retain
Menjaga agar tulang tidak bergerak
Pembidaian
Rehabilitation
Tata-Laksana
Antiobiotik
Debridemen
Membersihkan luka dari benda asing dan jaringan mati
Penutupan Fraktur
Jika kecil dapat langsung dijahit setelah debridemen
Stabilisasi Fraktur
Mengurangi infeksi dan membantu penyembuhan jaringan lunak
Rehabilitasi
Tahap 1
Mengurangi nyeri dan pembengkakan→ Inovasi TECAR
Tahap 2
Mengembalikan kekuatan otot, koordinasi dan keseimbangan, dan mobilitas sendi
Dapat dilakukan dengan sepeda, elastic straps, dan gerakan tip-toes
Tahap 3
Latihan di rumah untuk memeprcepat rehabilitasi
Knee-bending, mengangkat tumit perlahan, dan melatih keseimbangan
Athallah Noufal Mubarak (2206046986)