Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ETIKA DALAM PERSPEKTIF FILASAT ISLAM - Coggle Diagram
ETIKA DALAM PERSPEKTIF FILASAT ISLAM
Tujuan Kajian
Artikel ini berkaitan tentang etika dalam perspektif filsafat Islam.
Etika merupakan salah satu cabang dari kajian filsafat, maka sangat perlu untuk mengupas tuntas tentang permasalahan etika yang bersandarkan pada ruang lingkup filsafat, khususnya dalam perspektif filsafat Islam.
Dari perspektif ini dapat diketahui pandangan para pemikir atau filsuf Muslim terutama dari pandangan al-Farabi, Ibnu Miskawaih, dan al-Ghazali tentang etika. Mereka merupakan filsuf-filsuf yang memang fokus pada kajian-kajian tentang etika.
Abstrak
Etika juga merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tingkah laku manusia dilihat dari segi baik buruknya tingkah laku tersebut.
Etika adalah filasat tentang tindakan manusia sebagai manusia.
Tingkah laku manusiawi ini bukan tingkah laku yang tidak ada artinya, tetapi yang mengejar nilai-nilai kebaikan.
Pernyataan Masalah
Ada dua masalah dalam bidang moral agama yang tidak dapat dipecahkan tanpa menggunakan metode etika yaitu Pertama, masalah interpretasi terhadap perintah atau hukum yang termuat dalam wahyu.
Kedua, bagaimana masalah moral yang baru yang tidak langsung dibahas dalam wahyu dapat dipecahkan sesuai dengan semangat agama itu.
Perbincangan
1. Etika perspektif Filasat Islam
Tidak dapat disangkal bahwa etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral manusia. Penganut agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agama yang diyakininya.
Etika Islam adalah usaha yang mengatur dan mengarahkan manusia kejenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia dibawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT Untuk menuju keridhoan-Nya.
Etika dalam Islam identik dengan ilmu akhlak, yakni ilmu tentang keutamaan-keutamaan dan bagaimana cara mendapatkannya agar manusia berhias dengannya, dan ilmu tentang hal yang hina bagaimana cara menjauhinya agar manusia terbebas dari padanya.
Etika dalam Islam merupakan misi kenabian yang paling utama setelah pengesaan Allah Swt.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat adalah "idealitas" yang sama bagi seluruh manusia di setiap waktu dan tempat dalam usaha untuk mencapai tujuan ini, etika mengalami kesukaran oleh karena fisik dan anggapan orang terhadap perbuatan itu baik atau buruk yakni sangat relatif sekali, karena setiap orang atau golongan mempunyai konsepsi tersendiri.
Etika menentukan ukuran tingkah laku yang baik dan yang buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal manusia. Pola hidup yang diajarkan Islam bahwa seluruh kegiatan peribadatan, hidup, dan mati adalah semata-mata dipersembahkan kepada Allah, maka tujuan terakhir dari segala tingkah laku manusia menurut pandangan etika Islam adalah keridhaan Allah."
Islam berpihak pada teori etika yang bersifat fitri. Artinya semua manusia (baik itu muslim atau bukan) memiliki pengetahuan fitni tentang baik dan buruk.
Pandangan Filsuf Muslim tentang etika
- Al-Farabi
Konsep etika yang ditawarkan al-Farabi dan menjadi salah satu hal penting dalam karya-karyanya berkaitan erat dengan pembicaraan tentang jiwa dan politik.
Al-Farabi juga menekankan empat jenis sifat utama yang harus menjadi perhatian untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat yakni keutamaan teoretis, keutamaan pemikiran, keutamaan akhlak, dan keutamaan amaliah.
Menurut al-Farabi, kebahagiaan adalah pencapaian kesempurnaan akhir bagi manusia. Dengan demikian, perilaku berpikir adalah perilaku yang dapat mewujudkan kebahagiaan bagi manusia.
Pandangan Ibnu Miskawaih
Moral, etika atau akhlak menurut Ibnu Miskawaih adalah sikap mental yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Sikap mental terbagi dua, yaitu yang berasal dari watak dan yang berasal dari kebiasan dan latihan.
Karena itu Ibnu Miskawaih sangat menekankan pentingnya pendidikan untuk membentuk akhlak yang baik.
Inti kajian akhlak, menurut Ibnu Miskawaih adalah kebaikan (al-khair), kebahagiaan (al-sa'adah), dan keutamaan (al-fadilah) Kebaikan adalah suatu keadaan dimana kita sampai kepada batas akhir dan kesempurnaan wujud.
Pandangan Alghazali
Etika atau akhlak menurut pandangan al-Ghazali bukanlah pengetahuan (ma'rifah) tentang baik dan jahat atau kemauan (quadrah) untuk baik dan buruk, bukan pula pengamalan (i) yang baik dan jelek melainkan suatu keadaan jiwa yang mantap.
Berpendapat sama dengan ibn Miskawaih iaitu etika harus dimulai dengan pengetahuan tentang jiwa, kekuatan dan sifatnya.
Membahagikan klarifikasi jiwa manusia kepada tiga iaitu daya nafsu, daya berani dan daya berfikir.
Dapatan Kajian
Etika dipandang sebagai seni hidup yang mengarah kepada kebahagian dan memuncak kepada kebijakan.
etika ini lebih kepada kebahagiaan dan keselamatan individu di dunia dan akhirat.
Metodologi
Penulis menggunakan teori penyelidikan.