Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
TEORI MOTIVASI, Peningkatan Penjualan: Sebuah perusahaan ritel dapat…
TEORI MOTIVASI
Teori karakteristik pekerjaan (job characteristics theory) adalah teori yang mengemukakan bahwa ada beberapa karakteristik pekerjaan yang, jika ada dalam suatu pekerjaan, dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Teori ini dikembangkan oleh Hackman dan Oldham pada tahun 1976. Terdapat lima karakteristik utama yang mempengaruhi pekerjaan menurut teori ini:
- Task Variety: Pekerjaan yang memungkinkan karyawan untuk melakukan beragam tugas atau aktivitas cenderung lebih memotivasi. Contohnya, seorang supervisor di pabrik yang bertanggung jawab atas perencanaan produksi, pengawasan, dan pelatihan staf akan mengalami variasi tugas yang lebih besar daripada seseorang yang melakukan tugas yang monoton.
- Task Identity: Pekerjaan yang memungkinkan karyawan untuk melihat hasil dari tugas mereka dari awal hingga akhir cenderung lebih memuaskan. Sebagai contoh, seorang tukang kayu yang memulai dengan memotong kayu mentah dan akhirnya membuat produk jadi memiliki identitas tugas yang lebih besar.
- Task Significance: Pekerjaan yang memberikan dampak positif pada orang lain atau pada organisasi umumnya lebih memotivasi. Misalnya, seorang perawat yang merawat pasien dengan baik merasa tugasnya memiliki signifikansi yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan pasien.
- Autonomy: Karyawan yang memiliki kendali lebih besar atas cara mereka menyelesaikan pekerjaan mereka cenderung merasa lebih termotivasi. Seorang desainer grafis yang memiliki otonomi untuk memilih metode dan alat yang digunakan dalam proyeknya memiliki tingkat otonomi yang tinggi.
- Feedback: Pekerjaan yang memberikan umpan balik terkait kinerja karyawan dapat meningkatkan motivasi. Sebagai contoh, seorang penulis berita yang mendapat umpan balik reguler dari pembaca atau penyuntingnya dapat merasa lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas tulisannya.
Dalam perusahaan, teori karakteristik pekerjaan dapat diterapkan dengan merancang pekerjaan dan tugas-tugas karyawan sedemikian rupa sehingga memenuhi karakteristik di atas. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan.
Equity Theory adalah teori motivasi yang menghubungkan antara motivasi dan kepuasan karyawan dengan keadilan atas apa yang diterima dari perusahaan, teori ini kemudian menghubungkann kedua faktor:
Apa yang karyawan terima: (Output): Perusahaan mungkin menawarkan program seperti promosi, pemberdayaan, pengayaan pekerjaann dan rotasi pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka
Apa yang kayrawan berikan keperusahaan (Input): karyawan mengorbankan waktu, energi dan upaya mereka bagi perusahaan.
- Gaji dan Imbalan: Seorang karyawan mungkin bekerja keras dan berdedikasi jika ia percaya bahwa usahanya akan dihargai dengan kenaikan gaji atau bonus yang adil.
- Promosi: Seorang pegawai mungkin memiliki ekspektasi bahwa usahanya akan memungkinkannya untuk naik pangkat dalam perusahaan. Ekspektasi ini dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras.
- Lingkungan Kerja: Jika seorang karyawan berharap lingkungan kerja yang sehat dan mendukung, ia mungkin lebih termotivasi untuk berkontribusi secara positif.
Ekspektasi teori adalah teori dalam ilmu ekonomi dan manajemen yang menyatakan bahwa individu dalam sebuah organisasi memiliki harapan dan ekspektasi tertentu yang mempengaruhi perilaku dan motivasi mereka. Mereka cenderung bertindak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dari partisipasi atau kontribusi mereka dalam organisasi.
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) adalah sebuah kerangka kerja yang menyatakan bahwa menetapkan tujuan yang spesifik dan menantang dapat meningkatkan motivasi dan kinerja individu. Dalam konteks perusahaan, teori ini mengemukakan bahwa ketika karyawan memiliki tujuan yang jelas dan ambisius, mereka lebih cenderung bekerja dengan tekun untuk mencapai tujuan tersebut.
-
Teori penguatan (reinforcement theory) adalah sebuah pendekatan dalam psikologi yang menjelaskan bagaimana perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh konsekuensi atau hasil dari tindakan tersebut. Teori ini berfokus pada penggunaan penguatan positif atau negatif untuk memotivasi atau memengaruhi perilaku. Penguatan positif adalah pemberian hadiah atau stimuli positif untuk meningkatkan perilaku, sementara penguatan negatif adalah penghilangan stimuli negatif untuk mencapai tujuan yang sama. Teori ini telah digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam psikologi, pendidikan, dan manajemen.
Teori Determinasi Diri (Self-Determination Theory - SDT) adalah kerangka kerja psikologi yang menggambarkan bagaimana motivasi individu dipengaruhi oleh kebutuhan dasar mereka untuk otonomi, kompetensi, dan keterkaitan sosial. Teori ini menekankan pentingnya individu merasa memiliki kendali atas tindakan mereka, merasa kompeten dalam melakukan tugas, dan memiliki hubungan yang memenuhi kebutuhan sosial.
Self efficacy adalah keyakinan seseorang atas kemampuannya untuk melakukan tugas dan mencapainya sampai berhasil. Ketika memiliki efikasi diri yang kuat, lebih mungkin untuk berhasil.
Contoh: Wanita yang baru saja menerima posisi pekerjaan yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, tetapi merasa bahwa dia memiliki kemampuan untuk belajar dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Peningkatan Penjualan: Sebuah perusahaan ritel dapat menetapkan tujuan peningkatan penjualan tahunan sebesar 10%. Karyawan di departemen penjualan kemudian memiliki sasaran individu yang berkontribusi untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang spesifik ini dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras.
Dalam semua ini, teori penetapan tujuan digunakan untuk memberikan fokus, motivasi, dan arah yang jelas kepada karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
-