Caterpillar Company (CAT) merupakan perusahaan alat berat berlokasi di Peoria, Illinois. Perusahaan ini menghadapi persaingan berat dari perusahaan alat berat Jepang, yaitu Komatsu yang menawarkan bulldozer di Amerika Serikat dengan harga 40% lebih murah dari produk CAT. Caterpillar kalah bersaing dan pada 1985 kerugian yang dialami adalah sebesar $953 juta. Akibatnya, CAT harus menutup banyak pabrik, memulangkan karyawannya dan memotong pengeluaran-pengeluaran. Akan tetapi, hal ini tidak membantu memulihkan kondisi perusahaan. CAT harus tetap bersaing. Untuk dapat bersaing CAT harus dapat menjual lebih murah atau paling tidak sama dengan harga pesaingnya. CAT kemudian memutuskan untuk memasang STI senilai $2 miliar, terdiri atas 7.000 terminal yang dihubungkan kepada 50.000 karyawan, 180 diler (dealer) yang tersebar di 1000 lokasi dengan menggunakan media satelit dan serat optik, STI eksekutif yang dapat menganalisis data, tren, dan evaluasi kinerja diler, EDI yang menghubungkan ke diler diler dan pemasok-pemasok, telekonferensi (teleconference), CIM (robot, CAD, CAM) pada beberapa pabrik, MRP II, dan sistem pembelian serta logistik. Hasilnya adalah pengurangan biaya sediaan dalam proses sebesar 60% yang berakibat penghematan jutaan dolar, waktu pemesanan barang turun dari 45 hari menjadi hanya 10 hari, pengiriman tepat waktu meningkat sebesar 70%. Akibat semua ini adalah CAT memenangkan persaingan dengan menguasai kembali 30% pasar alat berat dan memenangkan "Excellence in IS" award dari Information Week pada 1991