PENGERTIAN, INDIKATOR DAN KATA
KUNCI MODERASI BERAGAMA

Pengertian Moderasi Beragama

Moderasi beragama mengacu pada pendekatan atau sikap
dalam beragama yang menekankan toleransi, keseimbangan,dan menghindari ekstremisme dalam praktik beragama. Ini melibatkan penghargaan terhadap beragam keyakinan agama dan budaya, menjalani keyakinan agama dengan seimbang,mencegah konflik agama, menghindari ekstremisme, dan menjalani agama sebagai panduan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci Moderasi Beragama

Menjaga Komitmen kebangsaan

Taat konstitusi

Berimbang

Toleransi

Adil

Anti Kekerasan

Kemaslahatan umat

Penghormatan kepada tradisi

Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan adalah landasan penting moderasi berhubungan dengan sesama manusia dan berbuat baik kepada mereka. Dalam Islam, kemanusiaan dijunjung tinggi, bahkan di atas agama dalam situasi-situasi kritis yang mengancam nyawa. Memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dianggap sebagai bentuk ibadah, seperti menyelamatkan nyawa atau makan makanan yang diharamkan dalam kondisi darurat.

Nilai kemanusiaan adalah landasan penting moderasi beragama, mendorong kesadaran akan pentingnya berhubungan dengan sesama manusia dan berbuat baik kepada mereka. Dalam Islam, kemanusiaan dijunjung tinggi,bahkan di atas agama dalam situasi-situasi kritis yang mengancam nyawa. Memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dianggap sebagai bentuk ibadah, seperti menyelamatkan nyawa atau makan makanan yang diharamkan dalam kondisi

Adil atau "itidal" merupakan perintah bagi orang-orang beriman dalam Islam, yang berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan proporsionalitas. Ini merupakan bagian dari penerapan keadilan dan etika dalam Islam, menekankan kesamaan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

"Tawazun" atau berimbang adalah pemahaman dan praktik agama yang seimbang dalam semua aspek kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Ini juga melibatkan memberikan hak kepada orang lain tanpa penambahan atau pengurangan.Tawazun merupakan kemampuan individu untuk menjaga keseimbangan dalam hidup mereka sebagai Muslim, manusia dan anggota masyarakat

Menjaga komitmen kebangsaan (mu'ahadah wathaniyyah) adalah bagian penting dari moderasi beragama, dan komitmen mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, seperti yang dilakukan oleh para pendiri bangsa Indonesia yang tidak memprioritaskan ego kesukuan, budaya atau agama saat merancang negara ini.

Taat pada aturan yang telah disepakati adalah turunan dari
komitmen kebangsaan, dan ini merupakan kewajiban mutlak dalam Islam. Selama aturan tidak mengarah pada keburukan
atau keharaman, semua pihak, termasuk umat Islam diwajibkan untuk mematuhinya, terlepas dari setuju atau tidak etuju dengan aturan tersebut. Aturan yang telah disepakati adalah mengikat bagi semua orang.

Toleransi atau Tasamuh adalah sikap menerima perbedaan
dengan hati yang ringan. Ini melibatkan kesediaan untuk
menerima berbagai pandangan dan pendirian yang berbeda,
bahkan jika tidak sependapat dengan mereka. Tasämuh
terkait erat dengan kebebasan hak asasi manusia dan
memungkinkan untuk menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan individu. Orang yang memiliki sifat tasämuh akan
menghargai dan membiarkan pendapat, pandangan, dan
kepercayaan yang berbeda dengan mereka

Anti-kekerasan dalam konteks moderasi beragama adalah penolakan terhadap ekstremisme yang mendorong kekerasan dan perusakan, baik terhadap individu maupun tatanan sosial

Moderasi beragama telah lama praktikkan di masyarakat
Nusantara, di mana Islam terbuka terhadap budaya lokal asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Umat Islam diwajibkan mempertahankan budaya sesuai
dengan Islam, mengisi budaya yang kosong dengan nilai-nilai
Islam, dan mengubah budaya yang bertentangan dengan
Islam secara bijak dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
Moderasi beragama mencakup sikap ramah terhadap budaya lokal dan pengakuan serta penghargaan terhadap budaya
dalam masyarakat.

Strategi Implementasi Penguatan Moderasi
Beragama di Tingkat Nasional

Penyelenggara Negara: Sosialisasi, koordinasi, komunikasi
publik, reformasi birokrasi, literasi moderasi, dan ruang dialog publik

Lembaga Keagamaan: Melibatkan lembaga dan tokoh agama,
mengatur regulasi rumah ibadah, dan menyebarkan agama

Kementerian Agama: Kajian praktik keberagamaan, sosialisasi konsep moderasi, koordinasi, inovasi dalam layanan, pengusulan jabatan moderasi beragama, dan peningkatan kapasitas.

Masyarakat: Perlindungan hak beragama, pendidikan, inovasi
kerukunan, literasi moderasi, dan pengembangan referensi

Indikator Moderasi Beragama

Toleransi

Anti-kekerasan

Komitmen Kebangsaan

Penghormatan terhadap kebudayaan lokal

Pelayanan Sosial dan Kemanusiaan

Pemeliharaan Budaya dan Tradisi Nasional

Mendukung Kebijakan Publik

Kesadaran terhadap Isu-isu Nasional

Partisipasi dalam Proses Politik

Komitmen terhadap Persatuan

Pengabdian pada Militer

MMendukung Kebebasan Beragama

Menghindari Stereotip dan Prasangka Agama

Partisipasi dalam Dialog Antaragama

Pemberian Ruang untuk Konversi Agama

Mendukung Proyek Bersama untuk Kemanusiaan

Menerima Perbedaan dalam Pakaian atau Simbol Agama

Menghormati Ibadah yang Berbeda

Kampanye Anti-Penganiayaa

Mendukung Korban Kekerasan

Pendidikan Non-kekerasan

Penolakan terhadap Ekstremisme dan Terorisme

Protes Damai

Media dan Kampanye Kesadaran

Pelayanan Psikologis dan Rehabilitasi

Negosiasi Diplomatik

Makanan dan Gaya Hidup

Kepercayaan dan Ritual Keagamaan

Tradisi dan Perayaan

konsultasi dan Partisipasi Komunitas

Bahasa

Seni dan Budaya Lokal

Pendidikan Kebudayaan

Penghargaan Terhadap Pengetahuan Tradisional

Peta jalan pengarusutamaan moderasi beragama

Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama pada Kementerian
Agama

Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama pada Lingkup
Nasional

Penguatan 2022: Berfokus pada penyelenggaraan layanan
keagamaan dengan perspektif moderasi.

Penguatan 2023: Mendorong partisipasi masyarakat dalam
moderasi beragama

Penguatan 2021: Fokus pada pemahaman moderasi beragama
di dalam Kementerian Agama

Penguatan 2024: Meneguhkan pengakuan dan apresiasi
terhadap moderasi beragama oleh negara dan bangsa

Penguatan 2022: Peningkatan kapasitas penyelenggara
negara dan lembaga keagamaan dalam menerapkan moderasi beragama melalui pelibatan kelompok kunci dan harmonisasi
regulasi.

Penguatan 2024: Fokus pada peneguhan kerukunan umat
beragama dan kehidupan beragama berperspektif moderasi dengan pencapaian indeks kerukunan, kesalehan, penerimaan
terhadap keragaman budaya, pengakuan pelaku moderasi,rumah ibadah yang toleran, pendidikan berperspektif moderasi, dan media massa yang mendukung moderasi beragama.

Penguatan 2021: Fokus pada pengembangan pemahaman moderasi beragama dengan langkah seperti sosialisasi, regulasi, dan pendirian lembaga moderasi.

Penguatan 2023: Pengarusutamaan moderasi beragama
dalam semua aspek kehidupan beragama melalu implementasi, partisipasi tokoh publik, kebijakan afirmasi, dan
peran media.