Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ARDS et causa HAP dengan shock septic dan ulkus diabetikum post…
ARDS et causa HAP dengan shock septic dan ulkus diabetikum post debridement
Penegakan Diagnosis
primary survey
sepsis merupakan kondisi mengancam nyawa karena respons tubuh terhadap infeksi dan dapat diklasifikasikan dengan SOFA score (SOFA score = 10)
Sepsis dengan komplikasi disfungsi organ disebut sepsis berat, yang bisa berkembang menjadi syok sepsis.
Syok sepsis menyebabkan hipotensi persisten walaupun dengan resusitasi cairan adekuat sama seperti pasien kasus ini
secondary survey
anamnesis
HAP
faktor resiko
ventilasi mekanis selama > 48 jam
durasi tinggal di rumah sakit
tingkat keparahan penyakit yang mendasari
adanya penyakit penyerta
Pemeriksaan fisik dan penunjang
ARDS berat
kriteria berlin
onset
gambaran radiologi
penyebab selain dari jantung
parameter oksigenasi
Patofisiologi ARDS
ase eksudatif : fase permulaan, dengan cedera pada endothelium dan epitelium, inflamasi, dan eksudasi cairan. Terjadi 2-4 hari sejak serangan akut.
Fase proliferatif : terjadi setelah fase eksudatif, ditandai dengan influks dan proliferasi fibroblast, sel tipe II, dan miofibroblast, menyebabkan penebalan dinding alveolus dan perubahan eksudat perdarahan menjadi jaringan granulasi seluler/ membran hialin. Merupakan fase menentukan : cedera bisa mulai sembuh atau menjadi menetap, ada resiko terjadi lung rupture (pneumothorax).
Fase fibrotik/recovery : Jika pasien bertahan sampai 3 minggu, paru akan mengalami remodeling dan fibrosis. Fungsi paru berangsur- angsur membaik dalam waktu 6 – 12 bulan, dan sangat bervariasi antar individu, tergantung keparahan cederanya.
septic shock
tatalaksana
Shock septic
mengukur tingkat laktat. mengukur ulang jika laktat awal> 2 mmol / L
dapatkan kultur darah sebelum pemberian antibiotik
memberikan antibiotik spektrum luas
mulai pemberian cepat 30 ml/kg kristaloid untuk hipotensi atau laktat >4 mmol/L
Berikan vassopressor jika pasien mengalami hipotensi selama atau setelah resusitasi cairan untuk mempertahankan MAP >65mmHg
ARDS
fokus pengobatan suportif
mengurangi fraksi pirau, konsumsu oksigen
meningkatkan pemberian oksigen
menghindari cedera lebih lanjut
beri ventilasi mekanis
mencegah volutrauma (paparan volume tidal yang besar), barotrauma (paparan tekanan dataran tinggi), dan atelektauma (paparan atelektasis)
beri diuretik biar ga kelebihan cairan
dukungan nutrisi sampai pulih
insulin dan nutrisi
komplikasi
Penggunaan ventilasi mekanis (barotrauma dan infeksi nosokomial khususnya pneumonia terkait ventilator)
Berhubungan dengan kondisi yang mendasari dan komplikasi sekunder akibat lamanya perawatan di ICU dan rumah sakit termasuk delirium
Neuromyopathy perawatan kritis
Trombosis vena dalam, dan perdarahan gastrointestinal
Pasien mengalami tahap fibrotik memerlukan trakeostomi karena intubasi yang berkepanjangan dan sulit menghentikan penggunaan ventilasi mekanis. pasokan oksigen mungkin diperlukan untuk jangka waktu yang lebih lama sampai cedera paru pulih
prognosis
Mortalitas 45% pada kelas berat.
Faktor risiko lain usia lanjut, disfungsi organ yang sudah ada sebelumnya, dan ARDS yang timbul dari cedera paru langsung.