Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
DESIGN THINKING DAN COMPUTATIONAL THINKING - Coggle Diagram
DESIGN THINKING DAN COMPUTATIONAL THINKING
Konsep Design Thinking Dalam Pembelajaran Yang Berpusat Pada Peserta Didik
(Brown, 2008) Design Thinking merupakan suatu pendekatan yang terpusat pada manusia dengan inovasi yang diambil dari perangkat perancang untuk mengintegrasikan kebutuhan manusia, dapat berupa teknologi untuk kesuksesan bisnis. Pola pikir ini berfokus pada orientasi tindakan
Design Thinking dideskripsikan sebagai cara berpikir atau proses kognitif yang diwujudkan dalam tindakan merancang proses pemikiran. Design Thinking juga didefinisikan sebagai proses kognitif yang digunakan oleh pendidik sebagai suatu usaha perancangan mengenai proses pembelajaran dan perancangan yang memungkinkan para peserta didik belajar secara multi disiplin
karakteristik yang ditemui dalam Design Thinking
Berbasis Solusi atau People Centered
Hands-On
Highly Creative
Dilakukan Secara Berulang atau Iterative
Desain Pembelajaran Berbasis Teknik Design Thinking
Mulai dari Diri. Design Thinking adalah sebuah metodologi, juga sebuah pola pikir, untuk memunculkan potensi kreatif yang ada dalam diri setiap orang. Berawal dari dunia desain dan industri kreatif, Design Thinking kemudian meluas ke berbagai ranah termasuk di antaranya ranah pendidikan
Eksplorasi Konsep.
Empathize - Membangun Empati. Pada fase ini, perancang perlu membentuk pemahaman mendalam terhadap karakteristik dan kebutuhan pengguna produknya
Define - Merumuskan Tujuan. Teknik perumusan tujuan dalam Design Thinking juga menggunakan prinsip empatis; di mana pengguna dan aspirasi/kebutuhannya dinyatakan secara spesifik dalam rumusan
Ideate - Ideas, Menciptakan Solusi . pada fase ini perancang akan mencipta ide-ide solusi. Proses mencipta ide dalam Design Thinking dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan sebanyak mungkin ide solusi (baik secara jumlah maupun variasi), serta menunda pemikiran kritis-analitis yang cenderung ‘membunuh’ ide-ide baru yang berpotensi menjadi inovasi
Prototype - Mengembangkan Prototipe. dapat digunakan untuk menguji dan memvalidasi ide secara cepat serta murah sehingga perancang dapat melakukan perbaikan terhadap produknya sebelum benar-benar diproduksi
Test / Evaluate - Menguji coba Prototipe. Uji coba memungkinkan perancang menemukan kekuatan dan kelemahan dari idenya, juga mendapatkan umpan balik dari pengguna rancangannya. Dalam uji coba prototipe, berlaku prinsip “tunjukkan, jangan jelaskan”
Ruang Kolaborasi. karakteristik Design Thinking yang empatik dan berpusat pada pengguna, alangkah baik jika kita memulai mengenali Design Thinking dengan mengalami sendiri prosesnya
Demonstrasi Kontekstual, membagikan pengalaman dan hasil kerja kelompok Anda pada rekan-rekan sekelas
Elaborasi Pemahaman, diskusikan bersama rekan kelompok Anda
Koneksi Antara Materi, temukan keterkaitan antara Design Thinking, Social-Emotional Learning (SEL) serta Pemahaman Siswa dan Pembelajarannya
Tugas mandiri: personal essay, Mari internalisasi pola pikir Design Thinking dengan menuliskan keprihatinan pribadi Anda terkait dunia pendidikan
Konsep Computational Thinking
Computational Thinking adalah proses berpikir yang diperlukan untuk merumuskan masalah dan solusi agar solusi tersebut dapat menjadi agen pengolah informasi yang efektif dalam pemecahan masalah
Computational Thinking (CT) didefinisikan sebagai landasan konseptual diperlukan untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah dunia nyata menggunakan metode algoritmik untuk mencapai solusi yang dapat ditransfer dan diperlukan untuk berbagai konteks dan disiplin ilmu
Berpikir komputasional pada prosesnya dapat melibatkan aspek pemikiran yang juga mengacu pada metodenya, yakni berpikir logis, berpikir algoritmis, efisiensi, dan berpikir inovatif
Desain Pembelajaran Berbasis Teknik Computational Thinking
tahapan Penerapan computational thinking dalam proses pembelajaran sebagai problem solving
Decomposition, Dekomposisi adalah menguraikan masalah ke dalam bagian-bagian yang lebih mudah diselesaikan.
Pattern recognition, menemukan pola yang terbentuk dalam suatu permasalahan sebagai bagian dari upaya menemukan solusi dari permasalahan yang lain secara efisien.
Abstraction, Abstraksi adalah proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint penyelesaian persoalan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sejenis.
Algorithm, Algoritma melakukan serangkaian tindakan sistematis untuk memperoleh solusi permasalahan
penerapan computational thinking dalam pembelajaran
Dekomposisi (Decomposition) :adalah proses memecah masalah yang kompleks menjadi masalah yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ini memungkinkan seseorang untuk fokus pada setiap bagian masalah secara terpisah
Algoritma (Algorithm):langkah-langkah atau instruksi yang terstruktur untuk menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Algoritma adalah panduan yang sangat spesifik untuk mencapai suatu tujuan.
Abstraksi (Abstraction):melibatkan penyederhanaan suatu konsep atau masalah dengan cara mengabaikan detail yang tidak relevan. Ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang inti dari masalah tersebut.
Mencari Pola (Pattern Recognation):Pola melibatkan mengidentifikasi pola-pola yang berulang dalam data atau masalah. Ini membantu dalam pengambilan keputusan dan meramalkan hasil berdasarkan pengalaman sebelumnya
cara penerapan CT dalam pembelajaran
Mulailah dari yang sederhana: Jangan mencoba untuk mengajarkan semua konsep CT sekaligus. Mulailah dengan konsep-konsep dasar dan tingkatkan kompleksitasnya seiring kemajuan siswa.
Hubungkan CT dengan kehidupan sehari-hari: Berikan contoh-contoh nyata dari bagaimana CT digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan membantu siswa memahami pentingnya CT.
Gunakan berbagai metode pembelajaran: Gunakan berbagai metode pembelajaran untuk membuat pembelajaran CT lebih menarik dan bermakna contohnya dengan menggunakan PjBL dan PBL.
Dukung siswa: Berikan dukungan kepada siswa saat mereka belajar CT. Ini dapat dilakukan dengan memberikan umpan balik, bantuan, dan sumber daya.
sikap-sikap peserta didik yang menggunakan CT dalam memecahkan masalah (problem solving) pada setiap mata pelajaran
Menghadapi Keraguan dengan Percaya Diri
Tangguh
Mampu Bekerja Sama
Aktif Mencari Tahu
Tidak Pernah Berhenti Belajar