Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 - Coggle Diagram
KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
Konsep Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Pembelajaran dengan kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia
Standar Kompetensi Lulusan
Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri
Kurikulum 2013 (K-13) mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung (direct teaching)dan proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
Pengertian dan Hubungan SKL, KI- KD, indikator dan Tujuan pembelajaran
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kriteria ini diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. SKL merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD)
KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti
Prinsip-prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis pada aneka sumber belajar
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan keterampilan mental (soft skills)
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat
Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah, dan masyarakat
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik
Langkah-langkah Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Perencanaan Pembelajaran
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran
kegiatan penutup
a) guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b) guru melakukan penilaian (post test) untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan yang telah direncanakan dan sekaligus melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; c) memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran; d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
kegiatan inti,
Mengamati
Menanyakan
Mengumpulkan Informasi
Mengasosiasikan Informasi
Mengkomunikasikan Hasil
Pendahuluan
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas
Penilaian Pembelajaran
menggunakan pendekatan otentik, yaitu pendekatan penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam situasi yang sesungguhnya (dunia nyata)
Perubahan Kurikulum 2013
Penilaian sikap K1 dan K2 yang ditiadakan di setiap mata pelajaran kecuali PAI dan PPKN
Nama kurikulum menjadi Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional
Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi
Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar danapabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan
Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom, yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran
Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan Penilaian Akhir Tahun untuk semester 2
Dalam RPP yang dicatumkan adalah Tujuan, proses Pembelajaran, dan penilaian, materi dan metode pembelajaran tidak perlu disebutkan, tetapi cukup dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika ada)
Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi
Tes remedial diberikan untuk siswa yang nilainya kurang, setelah diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil belajar
Menata Kelas Pembelajaran Aktif dan Dinamis
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif, maka harus diatur posisi tempat duduk peserta didik dalam suatu penataan kelas yang mempermudah siswa untuk melakukan mobilitas di dalam kelas
pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas)
Mobilitas: peserta didik dikondisikan ke bagian lain dalam kelas.
Aksesibilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia.
Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi secara intensif kepada seluruh teman di kelas.
Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik. Interaksi yang tercipta berupa interaksi multi-arah.
Dinamika: kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika kelompok, dinamika individu, dan dinamika pembelajaran.
Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan, atau kelompok
formasi penataan kelas
Formasi Huruf U
Formasi Lingkara
Susunan Chevron (V)
Kelas Tradisional
Kurikulum Merdeka Belajar
konsep “Merdeka Belajar”
Pertama, konsep “Merdeka Belajar” merupakan jawaban atas
masalah yang dihadapi oleh guru dalam praktik pendidikan
. Kedua, guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan profesinya, melalui keleluasaan yang merdeka dalam menilai belajar siswa dengan berbagai jenis dan bentuk instrumen penilaian, merdeka dari berbagai pembuatan administrasi yang memberatkan, merdeka dari berbagai tekanan intimidasi, kriminalisasi, atau mempolitisasi guru.
Ketiga, membuka mata kita untuk mengetahui lebih banyak kendala-kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran disekolah, mulai dari permasalahan penerimaan peserta didik baru (input), administrasi guru dalam persiapan mengajar termasuk RPP, proses pembelajaran, serta masalah evaluasi seperti USBN-UN (output)
Keempat, guru sebagai garda terdepan dalam membentuk masa depan bangsa melalui proses pembelajaran, maka menjadi penting untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih happy di dalam kelas, melalui sebuah kebijakan pendidikan yang nantinya akan berguna bagi guru dan siswa
konsep merdeka belajar, antara guru dan murid merupakan subjek di dalam sistem pembelajaran. Artinya guru bukan dijadikan sumber kebenaran oleh siswa, namun guru dan siswa berkolaborasi sebagai penggerak dan mencari kebenaran. Dengan demikian, posisi guru di ruang kelas bukan untuk menanam atau menyeragamkan kebenaran menurut guru, namun menggali kebenaran, daya nalar dan daya kritisnya siswa melihat dunia dan fenomena