Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PERANCANGAN BUKU PAHLAWAN KI HADJAR DEWANTARA - Coggle Diagram
PERANCANGAN BUKU PAHLAWAN KI HADJAR DEWANTARA
TOKOH
Identitas
Nama Lengkap: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Lahir: 2 Mei 1889
Meninggal: 26 April 1959 (69 Tahun)
TARGET
Remaja umur 18-23 tahun (GenZ)
Jenis Kelamin: Universal
Agama: Universal
Pendidikan: Kalangan menengah hingga perguruan tinggi
Kelas Sosial: Menegah Keatas
Pekerjaan: Mahasiswa
Suka membaca buku
MEDIA
Poster (
https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/poster/jejak-ki-hadjar-dewantara
)
Video Youtube
https://youtu.be/GVpvL3dextw?si=5rRTa5kTWiXiIju7
Buku Novel (
https://www.gramedia.com/products/sang-guru-novel-biografi-ki-hadjar-dewantara
)
Buku Cerita dengan gambar-gambar/ ilustrasi-ilustrasi yang bersangkutan
Komunikasi: Menggunakan bahasa campuran, baku dan tidak baku
Menggunakan illustrasi seperti youtube video
Referensi buku Wimpy Kid
Referensi buku WHO
CERITA KUNCI
Meskipun wafat pada tahun 1959, warisan Ki Hadjar Dewantara terus hidup dalam pendidikan Indonesia dan penghargaan atas kontribusinya terhadap dunia pendidikan dan perjuangan kemerdekaan.
Ki Hadjar Dewantara juga terlibat dalam organisasi internasional seperti UNESCO dan menerima penghargaan atas kontribusinya terhadap promosi toleransi dan non-kekerasan.
Ia mempromosikan pendidikan nasional yang merangkul nilai-nilai lokal, inklusifitas, dan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan.
Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai lembaga pendidikan alternatif yang bertujuan memberikan pendidikan kepada semua lapisan masyarakat, terutama yang kurang mampu.
Di Belanda, ia terinspirasi oleh ide-ide modern, hak asasi manusia, dan sistem pendidikan inklusif. Pengalaman ini memengaruhi pemikirannya tentang pendidikan di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara melanjutkan pendidikannya di Belanda, di mana ia terlibat dalam gerakan pergerakan nasional Indonesia dan mengembangkan pemikirannya tentang pendidikan inklusif dan progresif.
Ia mendapatkan pendidikan awal di sekolah guru Belanda, Kweekschool, yang kemudian membawa pengaruh signifikan pada pemikirannya tentang pendidikan.
Ki Hadjar Dewantara, lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki kaitan dengan lingkungan keraton di Yogyakarta.