Sejumlah warga mengendarai sepeda motor menunggu di depan portal yang dijaga para pecalang. Mereka berbondong-bondong masuk, setelah seorang di antaranya berhasil membuka portal. "Ntar dulu, ntar dulu pak, hargai lah masyarakat. Ayo satu per satu masuk. Nggak ada yang larang, biar pun bapak Kapolda, bapak polisi, biar tidak ramai di sini," tutur pria berbaju loreng di dalam video tersebut dengan nada menantang. Perbekel Desa Sumberkelampok Wayan Sawitrayasa ketika dikonfirmasi detikBali, Kamis (23/3/2023), membenarkan hal tersebut. Ia mengakui warga yang memaksa rekreasi adalah umat yang tidak merayakan Nyepi di desanya. "Informasi dari warga, setiap hari raya Nyepi, mereka terbiasa berekreasi di sana agar tidak keluar ke jalan raya. Tetapi, yang namanya Nyepi itu seharusnya di rumah. Apalagi, ikut menghidupkan sepeda motor. Bandara saja ditutup," terang Sawitrayasa. Lebih lanjut ia menuturkan kawasan tersebut tidak pernah dijaga pecalang selama ini. "Baru kali ini kami menjaga di kawasan itu. Sebelumnya, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang punya kawasan itu. Dulu (kami) cukup jaga di jalan besar," lanjutnya.