Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SISTEM SARAF, Taksonomi, Diagnosis, Taksonomi,…
BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SISTEM SARAF
yaitu
Neisseria meningitidis
terdiri atas
yaitu
Mycrobacterium leprae
terdiri atas
Diagnosis
Demam ringan yang dapat disertai dengan faringitis
Meningokoksemia
Meningitis
Artritis
Status hipoadrenergik (sindrom Waterhouse-Friderichsen)
Terapi
dengan pemberian
Rifampisin 2 kali sehari
selama 2 hari
dengan dosis
Dewasa 600 mg per dosis
Anak berusia 1 tahun 10 mg/kg berat
badan per dosis
Bayi kurang dari 1 bulan 5 mg/kg berat badan per dosis
yaitu
Clostridium tetani
terdiri atas
Taksonomi
Kingdom
Bakteri
Kelas
Clostridia
Order
Clostridiales
Famili
Clostridiacea
Genus
Clostridium
spesies
C.tetani
Diagnosis
Demam ringan disertai faringitis
Artritis (radang sendi)
Meningokoksemia
Perikarditis
Taksonomi
Genus
Mycobacterium
Famili
Mycobacteriaceae
Sub ordo
Corynebacterineae
Ordo
Actinomycetales
Pencegahan
Pembersihan secara menyeluruh
terhadap
Sekret hidung dan tenggorokan
Barang terkontaminasi
Pengawasan ketat terhadap anggota keluarga penderita
Segera lakukan pengobatan dini yang tepat
Terapi profilaksis jika salah satu terinfeksi
Diagnosis
kekakuan otot kerongkongan
sulit menelan
kejang pada otot tenggorokan
Fisiologi
Didasarkan atas reaksi aglutinasi
Memiliki bentuk kapsul dan pili
Ekologi
Habitat
Dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang terbuat dari dedaunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi, dan feses ternak
Pertumbuhan
Tumbuh dengan baik pada perbenihan agar dan agar triptosa
Terapi
Seftriakson secara intramuskular
untuk
Orang dewasa 250 mg
Anak di bawah 15 tahun 125 mg
Pemberian rifampisin 2 kali sehari selama 2 hari
Pencegahan
pada
Neonatus
dengan
Pengobatan segera terhadap ibunya
Pasteurisasi susu dan makanan lainnya
Patogenesis
Masuk ke dalam tubuh lewat saluran napas bagian atas
lalu
Berkembang biak dalam selaput nasofaring
terjadi
Penyebaran sistemik
Morfologi
Memiliki bentuk kokus, terdiri dari beberapa grup (Neisseria meningitidis A, B, C,
D, X, Y, Z, dan Z')
Patogenesis
Masuk ke tubuh melalui saluran napas bagian atas
lalu
Berkembang biak dalam selaput nasofaring
terjadi
Penyebaran sistemik
Fisiologi
Membentuk katalase dan dapat meragi beberapa jenis gula membentuk asam tanpa gas
Patogenesis
Bakteri masuk ke peredaran darah
dapat
menimbulkan sepsis
Diagnosis
Dengan beberapa gejala
Gangguan penglihatan
Sulit menelan
Kesulitan berbicara
Tanda-tanda paralisis
Terapi
Pemberian antioksidan
yaitu
Antitoksin trivalen (A, B, E)
secara
Intravena
Patogenesis
Kontaminasi makanan kaleng yang tidak dimasak kembali
lalu
bakteri akan tumbuh dalam suasana anaerob
Menghasilkan toksin yang dapat dikeluarkan ke dalam lingkungan sekitarnya.
Morfologi
Berbentuk kokobasilus, bersifat gram positif, cenderung membentuk rantai-rantai pendek yang terdiri dari 3-4 bakteri
Pencegahan
dengan
Pemberian obat
kemoterapi profilaksis
Adanya pengawasan yang tepat pada anggota keluarga penderita beserta lingkungannya
Fisiologis
Memiliki kapsul dan pili serta grup yang terbentuk atas dasar reaksi aglutinasi
Taksonomi
Klasifikasi
Kindom
Yaitu
Bacteria
Ordo
Yaitu
Bacillales
Genus
Yaitu
Listeria
Class
Yaitu
Basil
Family
Yaitu
Listeriaceae
Division
Yaitu
Firmicutes
Spesies
Yaitu
Listeria monocytogenes
Taksonomi
Termasuk famili
Neisseriaceae
Morfologi
Memiliki bentuk kokus atau bulat dan terdiri atas beberapa grup (A, B,C, D, X, Y, Z, dan Z')
Terapi
Obat yang sering digunakan untuk infeksi listeriosis
Penisilin G
Eritromisin
Tetrasiklin
Diagnosis
Tiga tahap
Kedua
Analytic (pengujian di laboratorium)
Ketiga
Post-analytic (setelah pengujian)
Pertama
Pre-analytic (sebelum uji laboratorium)
Pencegahan
Makanan kalengan atau yang diawetkan harus dipanaskan dahulu
Ekologi
Terbagi menjadi 2
Pertumbuhan
Yaitu
Sebagai bakteri yang paling tahan panas dan berbahaya bagi kesehatan manusiabakteri ini dapat ditemukan dalam bahan pangan kaleng dalam kondisi anaerobic.
Habitat
Yaitu
Dapat ditemukan secara alami di lingkungan dan umumnya ditemukan di tanah, debu, air tawar dan sedimen laut, tumbuh-tumbuhan, alga yang mengambang bebas, serta hewan liar dan domestik.
Fisiologis
Menghasilkan toksin
terbagi
Tipe A, B, ddan E penyebab penyakit pada manusia
Tipe C mengakibatkan leher lemas pada unggas
Tipe D dapat menyebabkan botulisme pada sapi
Taksonomi
Klasifikasi
Genus
Yaitu
Clostridium
Spesies
Yaitu
Clostridium botulinum
Kingdom
Yaitu
Bacteria
Division
Yaitu
Firmicutes
Class
Yaitu
Clostridia
Ordo
Yaitu
Clostridiales
Famili
Yaitu
Clostridiaceae
Morfologi
Berbentuk batang, bersifat gram positif, dan berspora (endospora)
Patogenesis
menghasilkan eksotoksin yang berbahaya bagi tubuh manusia atau hewan.
akibat
kontraksi muskular spasmodik atau lebih dikenal dengan tetanus
Terapi
pemberian sedative atau pelemas otot
yaitu
diazepam
dosis
0,5 – 1,0 mg
secara
intravena
Pencegahan
Imunisasi profilaksis
terdiri atas
toksoid tetanus
vaksin DPT
vaksin DT
Ekologi
Pertumbuhan
di jaringan yang mati pada sekitar luka dalam kondisi anaerob dengan suhu 37°C dan pH 7-7,5
Morfologi
berbentuk basil, dan dapat bergerak karena mempunyai flagel peritrik.
yaitu
Clostridium botulinum
terdiri atas
yaitu
Listeria monocytogenus
terdiri atas
Ekologi
Ekologi
Fisiologis
Kelompok 6:
1. Astrelia Faustina Sandhari - 2206825901
2. Ayu Maduma - 2206825725
3. Lathifa Syakira Yoesoef - 2206826526
4. Nadia Hasina Hunaini Rangkuti - 2206826242
5. Putu Dhira Benita - 2206825845
6. Raisha Cahya Salim - 2206825933