Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS - Coggle Diagram
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS
TATALAKSANA
Farmako
Non-Farmako
Menyampaikan edukasi, penjelasan mengenai penyakit, penyebab, serta faktor risiko
Rehabilitasi Medis
Pasien SLE memerlukan berbagai latihan untuk mempertahankan kestabilan sendi karena jika pasien SLE diberikan dalam kondisi immobilitas selama lebih dari 2
minggu dapat mengakibatkan penurunan massa otot hingga 30%
APA ITU?
penyakit autoimun kronis yang bisa menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, hingga otak
EDUKASI
Mengelola stres dengan cara yang positif, misalnya dengan yoga atau cukup beristirahat
Menghindari paparan sinar matahari langsung, terutama pada siang hari
Melakukan aktivitas fisik secara rutin
Berusaha menurunkan risiko terkena infeksi, misalnya dengan menerapkan gaya hidup yang bersih dan rutin cuci tangan
Tidak merokok
Mencukupi waktu tidur dan istirahat
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RISIKO
Female sex
Age
Ethnicity
Sun Exposure
Family history
Tobacco smoking
Drugs
PROGNOSIS
prognosis sangat bervariasi bergantung pada keterlibatan organ. Sekitar 25% pasien mengalami remisi selama beberapa tahun
KLASIFIKASI
Lupus Eritematosus Kutaneus (Cutaneous Lupus Erythematosus/CLE)
Lupus Eritematosus Neonatal
Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE)
CMD
diagnosis SLE
dapat ditegakkan secara pasti jika dijumpai empat kriteria atau lebih dari 11 kriteria
PATOGENESIS
DD
Mixed connective tissue disease
Sindrom vaskulitis
ETIOLOGI
Environmental factors
Hormonal factors
Immunological factors
Genetic factors
KOMPLIKASI
Lupus serebral
Nefritis lupus
Trombosis
infeksi sekunder
Anemia hemolitik
KONSEP AUTOIMUN
Autoimunitas dimulai oleh kombinasi predisposisi genetik dan pemicu lingkungan. Pasien dalam fase inisiasi penyakit biasanya tidak menyadari gejala klinis (subklinis). Pasien datang dengan penyakit klinis selama fase propagasi, yang ditandai dengan peradangan yang berlangsung sendiri dan kerusakan jaringan akibat produksi sitokin, penyebaran epitop, dan gangguan keseimbangan sel T efektor/Treg (Teff/Treg).