Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kedatangan Bangsa-Bangsa ke Nusantara - Coggle Diagram
Kedatangan Bangsa-Bangsa ke Nusantara
Portugis
datang pada tahun 1511 M di kesultanan Malaka
dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque
tujuan:
mencari rempah-rempah untuk dijadikan sebagai bahan baaku obat, parfum, pengawet makanan, dan bumbu makanan
memonopoli perdagangan rempah-rempah di nusantara
menyebarkan agama
proses masuknya:
Diawali ekspedisi Bartholomeus Diaz yang menemukan Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Dilanjutkan ekspedisi di bawah pimpinan Vasco da Gama yang mencapai India. Diteruskan dengan ekspedisi Alfonso de Albequerque yang berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Kemudian, berlanjut dengan ekspedisi Antonio de Abreu yang dapat mencapai wilayah sumber rempah-rempah, yakni Maluku, pada tahun 1512
rute perjalanan:
Dari Pelabuhan Lisabon (ibukota Portugal), para penjelajah Portugis menuju Tanjung Harapan (Afrika Selatan), lalu ke India (Kalkut), kemudian ke Malaka, dan akhirnya sampai di Maluku
Gambar:
Spanyol
Tujuan:
Gold, yaitu mencari emas dan mencari kekayaan (dari perdagangan rempah)
Glory, yaitu mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan (wilayah jajahan)
Gospel, yaitu tugas suci menyebarkan agama Katolik
datang pada 8 November 1521 di kepulauan Maluku
dipimpin oleh Kapten Joan Sbastian El Cano
ditentang oleh Bangsa Portugis yang telah datang
faktor mundurnya:
demi memenangkan persaingan dalam perdagangan rempah, orang-orang Spanyol mendekati kesultanan Tidore, rival kesultanan Ternate yang sebelumnya menjalin kerja sama dengan Portugis
Buntut dari koalisi-koalisi ini adalah permusuhan Ternate dan Tidore yang makin memanas, karena telah dibumbui oleh kepentingan Spanyol dan Portugis di belakangnya. Perang pun tak terelakkan. Di pertempuran itu, Ternate yang dibantu bangsa Portugis keluar sebagai pemenang
Akibat kekalahan ini, sejak tahun 1535, Bangsa Spanyol mulai tersisih dari persaingan memperebutkan dominasi perdagangan rempah-rempah di Indonesia
perjanjian saragosa pada tahun 1535
berisi kesepakatan antara kerajaan Portugis dan kerajaan Spanyol dalam pembagian wilayah operasi perdagangan di timur jauh
bangsa Spanyol berhak beroperasi kembali di Filipina, sementara bangsa Portugis di kepulauan Maluku. perjanjian Saragosa sekaligus menandai berakhirnya masa pendudukan bangsa Spanyol di Indonesia yang terbilang singkat
Gambar:
Belanda
datang pada 27 Juni 1595 di perairan Banten dengan 4 kapal, 64 meriam, dan 249 awak
dipimpin oleh Cornelis de Houtman
rute perjalanan:
4 kapal Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tiba di perairan Banten pada 27 Juni 1595. Dari Banten, rombongan ini melanjutkan pelayaran ke arah timur dengan menyusuri pantai Utara Jawa hingga ke Bali. Rombongan de Houtman berhasil kembali ke Belanda pada 1597 dengan membawa serta banyak peti berisi rempah
Keberhasilan rombingan de Houtman kemudian mendorong pelayaran-pelayaran lain dari Belanda menuju wilayah nusantara. Pelayaran-pelayaran yang dilakukan setelah kembalinya rombongan de Houtman dikenal dengan masa wilde vaart (pelayaran tak teratur)
Pada 1598, sebanyak 22 kapal bertolak dari Belanda untuk mengikuti langkah rombongan Cornelis de Houtman. Kapal-kapal tersebut bukan merupakan kapal kerajaan, melainkan milik perusahan-perusahaan swasta Belanda
Salah satu rombongan di gelombang pelayaran kedua tersebut dipimpin oleh Jacob van Neck. Berbeda dengan de Houtman, van Neck bersikap lebih hati-hati dan tidak mencoba melawan para penguasa lokal Nusantara
Pada Maret 1599, rombongan van Neck berhasil mencapai Maluku yang kala itu menjadi penghasil utama rempah-rempah dalam jumlah besar. Keberhasilan van Neck menjangkau Maluku membuatnya untung besar saat kembali ke Belanda.
Pada 1601, gelombang pelayaran menuju nusantara kembali datang dari Belanda. Sebanyak 14 buah kapal ikut dalam gelombang pelayaran ketiga ini
Rangkaian pelayaran itu lantas diikuti dengan langkah orang-orang Belanda memonopoli perdagangan rempah di sejumlah daerah nusantara. Sejarawan M. C. Ricklefs menyebutkan kesuksesan orang-orang Belanda memonopoli perdagangan rempah di Nusantara dikarenakan mereka belajar dari kesalahan Portugis
3 gelombang pelayaran orang-orang Belanda ke Nusantara membuat terdapat beberapa perusahaan dagang yang saling bersaing di Nusantara. Akibatnya, keuntungan perdagangan rempah di pasar Eropa berkurang
Untuk menanggulangi dampak persaingan tersebut, pada 1602, dibentuklah Vereenig de Oost Indische Compagnie (VOC) sebagai perserikatan dagang Belanda. Lewat VOC, perusahaan dagang swasta bersatu dan menghilangkan persaingan sesama pedagang Belanda
Berdirinya VOC juga menjadi tonggak dominasi Belanda di nusantara. Setelah berhasil memonopoli perdagangan rempah, menguasai Batavia dan sebagian Jawa, hingga mengendalikan raja-raja lokal, VOC menjadi representasi awal dari kolonialisme Belanda di nusantara
Gambar:
Sumber:
https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-gjCF
https://tirto.id/tujuan-kedatangan-bangsa-spanyol-ke-indonesia-dan-latar-belakangnya-gjoD
https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-ke-indonesia-latar-belakang-gjtz