Tatalaksana utama berupa antibiotik dan evakuasi pus. Belum ditemukan penelitian randomised controlled trial untuk pemilihan dan durasi antibiotik. Sebuah systematic review dan meta-analysis menunjukkan tidak ada perbedaan efek klinis dan bakteriologis antara satu regimen antibiotik dan yang lainnya. Pemilihan antibiotik empiris tergantung gambaran klinik, faktor risiko penderita, dan pola prevalensi kuman. Pada penderita risiko tinggi penyakit menular seksual dan pewarnaan aspirat sendi menunjukkan ram negatif, dapat diberi ceftriaxone dikombinasikan dengan azithromycin atau doxycycline untuk eradikasi infeksi Gonococcus dan Chlamydia. Jika pasien tidak jelas risiko tinggi penyakit menular seksual atau ram negatif, dapat diberikan ceftriaxone dikombinasi dengan vancomycin. Pada pasien lansia, immunocompromised, dan sebelumnya telah dirawat di rumah sakit, pilihan empiris vancomycin dikombinasi dengan cephalosporin generasi I (cefepime) agar cakupan kuman gram negatifnya lebih luas. Jika terdapat dugaan infeksi ESBL (extended spectrum beta lactamase), dapat digunakan karbapenem, kuinolon, atau cefepime. Pada pengguna jarum suntik (injection drug user), pemberian antibiotik harus dimulai dengan vancomycin dikombinasi dengan antipseudomonal betalaktam yang aktif melawan MRSA dan basil gram negatif. Vancomycin merupakan antibiotik empiris yang tepat untuk pasien berisiko infeksi MRSA (seperti hemodialisis, diabetes, rawat inap jangka lama). Linezolid, daptomycin, quinupristin-dalfopristin, dan ceftaroline dapat menjadi alternatif untuk mengatasi MRSA bila terdapat kontraindikasi terhadap vancomycin