Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Nyeri Lutut Kanan (Septic Arthritis) - Coggle Diagram
Nyeri Lutut Kanan (Septic Arthritis)
Patofisiologi nyeri sendi
Inflamasi
Kondisi autoimun menyebabkan imun seseorang melemah dan lebih mudah terinfeksi. Pada peradangan sinovial terjadi dilatasi vaskular sehingga ada manifestasi klinis berupa kemerahan dan hangat pada sendi. Dilatasi vaskular juga menyebabkan akumulasi cairan sinovial sehingga sendi akan bengkak dan nyeri saat istirahat. Cairal sinovial yang menumpuk di malam hari akan berdampak kaku di pagi hari dengan waktu lebih dari 1 jam.
Degeneratif
Adanya kegiatan abnormal berulang pada sendi menyebabkan nyeri saat bergerak. Fragmen kartilago sendi yang rusak mengakibatkan inflamasi sinovial sehingga sendi menjadi kaku. Gerakan fisik sendi dapat mendorong cairan radang kembali ke limfatik.
Definisi
Infeksi sekunder pada sendi yang dapat bersifat monoartikular dan poliartikular
Etiologi
Gonococcal
N. gonorrhoeae
Non-gonococcal
S. aureus, Streptococcus group A B, Salmonella spp
Faktor risiko
Gonococcal
Usia < 40 tahun, infeksi menular seksual, multiple partners
Non-gonococcal
Klasifikasi
Etiologi
Gonococcal
Non-gonococcal
Sendi yang terkena
Monoartikular
Poliartikular
Patogenesis
Faktor pencetus menyebabkan bakteremia sehingga bakteri menyebar secara hematogen. Bakteri akan menyebabkan infeksi di sinovium dan timbul respon inflamasi. Diikuti dengan peningkatan WBC di sinovial sehingga cairan menjadi purulen. Selanjutnya, terjadi peningkatan tekanan sendi yang mengakibatkan obstruksi vaskular lalu iskemik.
Manifestasi klinik lokal dapat berupa hangat, eritem, dan efusi sendi. Tekanan intra-artikular menyebabkan ROM terbatas.
Cara Menegakkan Diagnosis
Anamnesis
Pasien mengeluh demam dan nyeri lokal sendi terus menerus. Evaluasi faktor risiko berupa usia, penyakit terdahulu, riwayat obat, hingga riwayat tindakan.
Pemeriksaan fisik
Pasien tampak demam dan malaise. Pada pemeriksaan
look
, tampak sendi bengkak dan eritem. Pada pemeriksaan
feel
, sendi teraba hangat. Pada
move
, ada keterbatasan ROM.
Pemeriksaan penunjang
CRP dan LED meningkat pada pemeriksaan darah lengkap. Analisis cairan sendi menunjukkan hitung leukosit > 50.000/mm3 dan PMN > 90%. Pewarnaan gram cairan sinovial positif Staphyloccus dan positif gram negatif pada beberapa kasus. Pemeriksaan PCR dijumpai asam nukleat bakteri.
Radiologi menggunakan USG dapat mendeteksi efusi sendi. Pada X-ray, dijumpai pembengkakan jaringan lunak dan pelebaran celah sendi.
Diagnosis banding
Gout arthritis
Acute osteomyelitis
Acute rheumatic fever
Osteoarthritis
Rheumatoid arthritis
Tatalaksana
Farmakologi
Pemberian antibiotik empiris tergantung gambaran klinis dan faktor risiko penderita.
Pada penderita risiko PMS dapat diberikan Ceftriaxone. Untuk pasien lansia dan immunocompromised, dapat diberikan Vancomycin. Lama pemberia antibiotik disarankan 2-4 minggu.
Non-farmakologi
Rehabilitasi dengan imobilisasi sendi. Pembidaian kadang dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dengan optimal. Pada fase akut, latihan kontraksi otot harus dilakukan untuk mencegah atrofi.
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi
: Destruksi tulang dan dislokasi sendi, gangguan pertumbuhan, deformitas lokal, dan destruksi kartilago
Prognosis
: Morbiditas dan mortalitas dipengaruhi usia pasien yang meningkat, kondisi komorbid, dan penggunaan prostetik sendi. Infeksi Staphylococcus dapat membawa angka kematian lebih dari 50%
Edukasi dan Pencegahan
Edukasi
: Penyebab dan faktor risiko SA, tanda dan gejala, perkembangan penyakit, cara menghindari, dan pengobatan farmakologi dan non-farmakologi
Pencegahan
: Perawatan luka, menjaga imun tubuh, berhubungan seksual dengan aman, melindungi sendi dari infeksi/ trauma.