Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Menstruation Related Diseases - Coggle Diagram
Menstruation Related Diseases
Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Uterus
Fungsi
memberikan perlindungan mekanis dan nutrisi untuk embrio yang sedang berkembang (minggu 1-8) dan janin (minggu ke-9 sampai kelahiran)
Karakteristik
Bentuk seperti buah pir, beratnya sekitar 60 g dan panjang 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 1 hingga 2,5 cm. Uterus terbagi menjadi 3 bagian yaitu fundus, corpus, dan cervix.
Vagina
Fungsi
Tempat insersi penis ketika berhubungan seks, Tempat pengeluaran cairan menstruasi, dan Jalur untuk persalinan
Karakteristik
Saluran fibromuskular sepanjang 10 cm yang dilapisi dengan membran mukosa yang memanjang dari bagian luar tubuh sampai ke serviks
Tuba Falopi
Fungsi
menyediakan jalur transportasi untuk sel telur dan embrio serta berperan dalam proses fertilisasi
Karakteristik
silinder muscular dengan panjang 13 cm dan dapat dibagi menjadi tiga segmen, yakni infundibulum, ampula, dan Isthmus
Eksternal
Labia Minora
Mengelilingi lubang vagina dan uretra dan Memiliki banyak kelenjar sebasea
Klitoris
Massa silinder kecil yang terdiri atas dua bagian erektil, serta sensitif terhadap stimulasi seksual
Labia Majora
2 lipatan longitudinal kulit yang melindungi organ reproduktif eksternal lainnya dan memiliki kelenjar untuk sekresi keringat dan minyak
Vestibula
Terletak di antara labia minora, Menghasilkan lendir ketika gairah seks sehingga memberikan lubrikasi
Mons Pubis
Elevasi dari jaringan adiposa yang ditutupi kulit dan pubis kasar
Bulba dari vestibula
akan membesar saat berhubungan seks → membuat vagina lebih sempit dan memberikan tekanan pada penis
Ovarium
Fungsi
Ovarium memiliki ukuran sekitar 5 cm untuk panjangnya, lebarnya 2n5 cm, dan ketebalan 8 mm, serta memiliki berat sekitar 6—8 gram.
Karakteristik
memproduksi gamet dan juga memproduksi hormon
(progesterone, estrogen, inhibin, dan relaxin).
Kelenjar Mamae
Fungsi
Payudara memiliki puting dan duktus laktiferus → mengeluarkan ASI
Karakteristik
Area kulit berpigmen di sekitar puting (aerola) tampak kasar karena mengandung kelenjar sebaceous (minyak)
Amennorrhea
terdiri dari
Amenorrhea Primer
Tidak adanya menstruasi pada wanita usia 15 tahun yang belum pernah mengalami menstruasi.
Amenorrhea Sekunder
Tidak adanya menstruasi selama tiga siklus atau selama 6 bulan pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi.
Patofisiologi
merupakan
tidak adanya perdarahan menstruasi dalam periode 90 hari, dan dapat bersifat primer atau sekunder.
Gejala Klinis
Berhentinya menstruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang sudah menstruasi, tidak adanya menstruasi pada usia 16 tahun dengan adanya perkembangan seksual sekunder, atau tidak adanya menstruasi pada usia 14 tahun
Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan yang signifikan baru-baru ini.
Adanya jerawat, hirsutisme, rambut rontok, atau acanthosis nigricans mungkin menunjukkan kelebihan androgen.
Terapi Obat
Estrogen Terkonjungasi
indikasi -> Amenorrhea primer atau sekunder
mekanisme -> Menggantikan estrogen untuk keadaan hipoestrogenik yang menyebabkan anovulasi.
Dosis => 0,625–1,25 mg secara oral setiap hari pada 1–25 hari pada siklus
efek samping -> Tromboemboli, pembesaran payudara, pembengkakan, mual, nyeri GI, pusing, edema periferal
Dopamine Agonist - Cabergoline (Dostinex)
Indikasi -> Amenorrhea yang berkaitan dengan hiperprolaktinemia (prolaktinoma)
Mekanisme => Menekan produksi prolaktin dari tumor pituitari sehingga terjadi kembalinya produksi FSH dan LH normal.
0,25–2 mg sekali seminggu atau dibagi menjadi dua dosis secara oral.
efek samping => Hipotensi, mual, konstipasi, anoreksia, sakit kepala
Ethinyl Estradiol
indikasi -> Amenorrhea primer atau sekunder
mekanisme -> Menggantikan estrogen untuk keadaan hipoestrogenik yang menyebabkan anovulasi.
Dosis -> 50 mcg/24 jam
efek samping -> Tromboemboli, pembesaran payudara, pembengkakan, mual, nyeri GI, pusing, edema periferal
Combined Hormonal Contraceptive
Indikasi -> Amenorrhea primer & sekunder, amenorea yang berkaitan dengan PCOS
mekanisme -> Estrogen dan progesteron eksogen yang akan menekan produksi FSH dan LH sehingga menghambat ovulasi.
Dosis -> ≤30 mcg etinil estradiol dengan desogestrel, norgestimate atau dropirenone
efek samping -> Tromboemboli, pembesaran payudara, pembengkakan, mual, nyeri GI, pusing, edema periferal
Medroksiprogesteron Asetat
indikasi -> Amenorrhea sekunder
mekanisme -> Menekan FSH dan LH, estrogen dan juga progesteron.Progestin bekerja dengan menyebabkan perubahan pada rahim. Setelah jumlah progestin dalam darah turun, lapisan rahim mulai terlepas dan terjadilah pendarahan vagina (menstruasi).
Dosis -> 5–10 mg secara oral setiap hari pada 14–25 hari pada siklus
Injeksi: 150 mg secara intramuskular atau 104mg secara subkutan setiap 12 minggu
Efek samping -> Edema, anoreksia, depresi, imsomnia, kenaikan atau penurunan berat badan
Dopamine Agonist : Bromocriptine
Indikasi -> Amenorrhea yang berkaitan dengan hiperprolaktinemia (prolaktinoma)
mekanisme -> Menekan produksi prolaktin dari tumor pituitari sehingga terjadi kembalinya produksi FSH dan LH normal.
dosis -> 2,5–15 mg setiap hari dibagi menjadi 2 hingga 3 dosis
Efek samping -> Hipotensi, mual, konstipasi, anoreksia, sakit kepala
Metformin
indikasi => Amenorrhea yang berkaitan dengan PCOS
mekanisme -> Menginhibisi produksi hepatic glucose and meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin → mengurangi resistensi insulin
indikasi -> 1500–2000 mg setiap hari secara oral
efek samping -> Anoreksia, mual, muntah, diare
Algoritma
Aksis Hipotalamus-Pituitary Gonadal (HPG)
GnRH dari hipotalamus merangsang pelepasan LH dan FSH dari kelenjar hipofisis interior
FSH
FSH berikatan dengan sel granulosa untuk merangsang pertumbuhan folikel
memungkinkan konversi androgen menjadi estrogen dan merangsang sekresi inhibin
LH
merangsang produksi dan sekresi androgen
Gonad wanita: Ovarium
Hormon
Progesteron
fungsi
mempersiapkan untuk kehamilan
Esterogen
fungsi
Mendorong perkembangan folikel
Mengatur perkembangan karakteristik seks sekunder wanita
Merangsang pertumbuhan uterus dan payudara
Hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan gonad (ovarium) bekerja sama untuk mengatur siklus menstruasi
Negative / Positive Feedback
Negative Feedback
kadar estrogen sedang
yaitu
pada hipotalamus -> menghambat sekresi GnRH
pada Anterior pituitary -> secara selektif menghambat sekresi FSH
kadar progesteron tinggi
yaitu
pada Anterior pituitary -> secara selektif menghambat sekresi FSH
pada Anterior pituitary -> menghambat sekresi FSH dan LH
Positive Feedback
kadar estrogen tinggi
yaitu
pada hipotalamus -> menghambat sekresi GnRH
pada Anterior pituitary -> secara selektif merangsang sekresi LH -> progesteron mulai terbentuk
sekresi TSH dari kelenjar pituitari bagian anterior distimulasi oleh adanya TRH
TSH menstimulasi sekresi hormon tiroid (T3 dan T4) dari kelenjar tiroid
Prolaktin menyebabkan sekresi air susu dari mamae dan menghambat gonadotropin di ovarium
feedback negatif
prolaktin memfasilitasi pelepasan dopamin dari eminesia mediana
mencegah ovulasi pada wanita yang menyusui atau pada wanita dengan tumor
ESTROGEN
Sekresi
Stimulasi Hipotalamus → melepaskan GnRH
Stimulasi kelenjar Pituitari Anterior → melepaskan FSH dan LH
Stimulasi Ovarium
FSH → merangsang pertumbuhan folikel
LH → merangsang pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum
Sekresi Estrogen → pertumbuhan folikel dan pembentukan korpus luteum
Fungsi
Sistem Produksi
Mengatur siklus menstruasi, regulasi hormon, perkembangan karakteristik seksual, kesehatan vaginal dan uterus
Metabolisme
Metabolisme tulang, Metabolisme lemak, Metabolisme glukosa, kesehatan kardiovaskular
Biosintesis
Pada sel techa, stimulasi LH menghasilkan androstenedion dan testosteron yang keduanya berasal dari kolesterol
Dalam sel granulosa, testosteron diubah oleh P450 aromatase menjadi estradiol
Folikulogenesis berkembang dari folikel primordial, primer, sekunder, dan folikel praovulasi sebelum ovulasi terjadi. Setelah ovulasi, aktivitas korpus luteum dipulihkan
sel granulosa dan techa serta gonadotropin (FSH dan (LH) sangat diperlukan untuk menghasilkan estrogen dalam folikel ovarium
PROGESTERON
Sekresi
Progesteron disekresikan oleh plasenta selama kehamilan, terutama pada bulan keempat kehamilan
Progesteron disekresikan oleh corpus luteum pada minggu kedua dari siklus ovulasi
Fungsi
Memicu perubahan sekresi pada uterus, memicu sekresi pada tuba falopi, dan mendukung perkembangan payudara
Biosintesis
Kolesterol bebas diangkut ke mitokondria dengan melibatkan elemen sitoskeletal dan protein pembawa sterol
Kolesterol diubah menjadi pregnenolon dalam mitokondria oleh sitokrom P450scc
Tiga sumber kolesterol untuk sintesis progesteron : LDL, HDL, CE
progesteron berdifusi dari sel lutel atau dapat diserahkan ke inaktivasi intraluteal oleh enzim 20a-HSD
Jalur untuk biosintesis progesteron berada dalam sel luteul
Dysmennorrhea
terdiri dari
Dismenore Primer
pelepasan prostaglandin dan leukotrien ke dalam cairan menstruasi sehingga menginisiasi respon inflamasi dan vasokonstriksi.
Dismenore Sekunder
Terjadinya endometriosis dan sedang mengalami / memiliki riwayat penyakit radang panggul.
Patofisiologi
merupakan
NYERI HAID
Terapi Obat
Combine Hormonal Contraception
mekanisme -> Estrogen dan progesteron eksogen yang menekan produksi FSH dan LH sehingga menghambat ovulasi serta mengurangi frekuensi menstruasi
orgestrel:
Sediaan yang tersedia: 500 mcg Norgestrel dan 2 mg Estradiol valerate
Dosis: 1 tab sekali sehari, persis seperti yang diarahkan pada kemasan blister.
Dosis harus diminum terus menerus pada waktu yang sama setiap hari
efek samping => Tromboemboli, pembesaran payudara, nyeri payudara, kembung, mual, gangguan GI, sakit kepala, edema perifer
COX-2 Inhibitor
indikasi -> disminorrhea primer
mekanisme kerja -> Celecoxib adalah NSAID dengan efek terapeutik antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik. Celecoxib menghambat sintesis prostaglandin, terutama melalui penghambatan siklooksigenase-2 (COX-2).
dosis awal -> Dosis Awal, 400 mg secara oral sekali, ditambah satu dosis tambahan 200 mg jika diperlukan pada hari pertama;
Dosis Pemeliharaan, 200 mg per oral dua kali sehari sesuai kebutuhan
Efek samping -> hipertensi, diare, mual, sakit kepala, gangguan kardiovaskular, gangguan pencernaan, gangguan hati, dll.
NSAID
mekanisme kerja => NSAID menunjukkan aktivitas analgesik dan antipiretik dan melibatkan penghambatan siklooksigenase (COX-1 dan COX-2), yang menyebabkan berkurangnya sintesis prostaglandin.
Ibuprofen
-> 400 mg secara oral setiap 4 jam sesuai kebutuhan; untuk dosis non-resep, jangan lebih dari 10 hari kecuali diarahkan oleh dokter
naproxen
-> Dosis awal, 550 mg secara oral; pemeliharaan, 550 mg secara oral setiap 12 jam sesuai kebutuhan atau 275 mg secara oral setiap 6 hingga 8 jam sesuai kebutuhan; MAX awal 1375 mg/hari, kemudian 1100 mg/hari
Algoritma
Terapi Non Farmakologis
latihan aerobik
pemberian panas ke perut bagian bawah
berhenti merokok
Abnormal Uterine Bleeding (AUB)
terdiri dari
Oligomenorrhea
Terjadi ketika siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35 hari tetapi dengan frekuensi pendarahan yang sedikit
Menorrhagia
menstruasi yang berlebihan dan atau berkepanjangan, dengan waktu lebih dari 7 hari
Menometrorrhagia
Perdarahan di luar siklus haid yang berkepanjangan dan secara tidak teratur dan sering, dengan mengeluarkan darah lebih dari 80 ml
Patofisiologi
Terdapat gangguan fungsional hipotalamus-hipofisis-hormonal
Terjadi peningkatan estrogen (korpus luteum tidak terbentuk)
Progesteron rendah
endometrium akan mengalami proliferasi berlebih
(menebal tapi rapuh)
terjadi pendarahan
merupakan
Pendarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang dianggap normal.
Terapi Obat
Tranexamic acid
indikasi -> Menorrhagia, Abnormal uterine bleeding
Mekanisme -> Obat ini mengurangi pembubaran fibrin hemostatik oleh plasmin.
dosis -> 650 mg ; 2 tablet 3 kali sehari (5 hari per bulan)
Efek samping => Sakit perut, Diare, Mual ; Anemia ; Arthralgia, Sakit Punggung, Kram, Nyeri Muskuloskeletal, Kejang ; Sakit kepala, Migrain ; Kelelahan
Levonogastrel-releasing intraurine system
mekanisme -> Obat ini menghambat ovulasi atau pembuahan melalui perubahan transpor sperma dan/atau ovum ke tuba dan mengentalkan lendir serviks. Obat ini juga menghambat implantasi melalui perubahan endometrium
dosis -> 20 mcg
per 24 jam
efek samping -> Nyeri perut, Mual; Pusing , Sakit kepala, migrain; Nyeri payudara, Dismenore, Perdarahan pertengahan siklus, Nyeri pada panggul wanita, Nyeri payudara, Vaginitis, Vulvovaginitis.
NSAID - Ibuprofen
mekanisme -> Ibuprofen memiliki efek penghambatan pada agregasi trombosit yang distimulasi oleh ADP (adenosin fosfat) atau kolagen.
dosis -> 600-1200 mg per hari (5 hari per bulan)
efek samping -> Hipotensi; Dermatologis: Ruam; Perut kembung, Mulas, Mual, Muntah ; Trombositosis; Pusing, Sakit kepala; Nitrogen urea darah serum meningkat, Retensi urin.
NSAID - Naproxen Sodium
mekanisme -> penghambatan siklooksigenase (COX-1 dan COX-2), yang menyebabkan berkurangnya sintesis prostaglandin.
dosis -> 550-1100 mg per hari (5 hari per bulan)
efek samping -> Gastrointestinal: Nyeri perut, Sembelit, Mulas, Gangguan pencernaan, Mual
NSAID - Mefanamic Acid
mekanisme -> Asam mefenamat merupakan obat nonsteroid dengan aktivitas analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik
dosis -> 1500 mg per hari (5 hari per bulan)
efek samping -> Dermatologi: Pruritus, Ruam ; Gastrointestinal: Nyeri perut, Sembelit, Diare , Perut kembung, Mulas, Gangguan pencernaan, Mual, Muntah
Medroxyprogesterone acetate
indikasi -> Pendarahan uterus abnormal yang tidak terkait dengan siklus menstruasi, disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.
mekanisme -> Obat ini memiliki efek androgenik dan anabolik yang mampu mengubah proliferatif menjadi endometrium sekretori pada wanita dengan estrogen endogen yang memadai.
Dosis -> 10 mg per hari selama 10 sampai 14 hari per bulan (Non Ovulatory Bleeding) ; 10 mg per hari selama 21 hari per bulan (Ovulatory Bleeding)
Efek samping -> Perubahan berat badan, Penambahan berat badan; Nyeri perut ; Pusing, Sakit kepala ; Gangguan menstruasi, Bercak menstruasi ; Kelelahan, atau astenia, merasa gugup.
Algoritma
PCOS
terjadi karena ketidakseimbangan hormon, adanya peningkatan LH dan FSH
Patofisiologi
hiperinsulinemia
resistensi insulin
produksi androgen berlebih
Terapi Farmakologis
Biguanides (metformin)
mekanisme -> Menurunkan produksi glukosa hati dan penyerapan usus, dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan glukosa perifer, mengurangi sintesis androgen
dosis => (Immediate release tablet, oral) Awal, 500 mg oral dua kali sehari ATAU 850 mg oral sekali sehari dengan makanan; dapat menyesuaikan dosis dengan penambahan 500 mg setiap minggu ATAU 850 mg setiap 2 minggu; jika diinginkan, pasien yang dimulai dengan 500 mg dua kali sehari dapat dialihkan ke 850 mg dua kali sehari setelah 2 minggu;
Dosis MAX, 2550 mg/hari. Dosis yang lebih besar dari 2000 mg/hari dapat ditoleransi dengan lebih baik jika diberikan dalam 3 dosis terbagi.
(extended release tablet, oral) Awal, 500 mg sampai 1000 mg secara oral sekali sehari dengan makan malam; dapat menyesuaikan dosis dengan penambahan 500 mg setiap minggu; MAKSIMAL, 2500 mg/hari
Antiestrogen (Clomiphene Citrate)
mekanisme -> Stimulan ovulasi non steroid yang bertindak sebagai modulator reseptor estrogen yang secara selektif mengikat reseptor estrogen di hipotalamus, ovarium, endometrium, serviks dan menghasilkan efek estrogenik dan antiestrogenik
indikasi -> infertilitas wanita karena gangguan fertilisasi
Dosis -> 50 mg secara oral setiap hari selama 5 hari dimulai pada hari ke 5 siklus atau kapan saja jika tidak ada perdarahan uterus baru-baru ini; jika ovulasi belum terjadi, 100 mg (dosis harian tunggal) selama 5 hari dapat dimulai paling cepat 30 hari setelah siklus sebelumnya; pengobatan tidak dianjurkan setelah 3 siklus jika ovulasi belum terjadi atau jika ovulasi telah terjadi tetapi kehamilan belum tercapai; dapat mengulangi terapi siklik jangka panjang hingga 6 siklus
Efek samping : Perut kembung, Perut tidak nyaman, Mual dan muntah, Perut bengkak;: Sakit kepala ; Gangguan penglihatan ; Reproduksi: Nyeri payudara
Aromatase Inhibitor (Letrozole)
mekanisme -> Letrozole adalah inhibitor aromatase kompetitif nonsteroid, pada wanita pascamenopause, menghambat konversi androgen adrenal (terutama androstenedion dan testosteron) menjadi estrogen (estrone dan estradiol), meningkatkan FSH.
dosis -> Oral 2,5mg/hari diminum selama 6 hari dari hari kedua hingga hari keenam siklus menstruasi.
efek samping : Edema, berkeringat, konstipasi, arthritis, diarem mual muntah, asthenia, sakit kepala, dyspnea, gagal jantung, myocardial infarction, pancytopenia, penurunan mineral bone density, fraktur tulang, pulmonary embolism
Combined Oral Contraception (Drospirenone/Ethinyl Estradiol)
mekanisme -> Drospirenone dan etinil estradiol meningkatkan globulin pengikat hormon seks dan menurunkan testosteron bebas.
indikasi (sedang), kontrasepsi, gangguan dysphoric pramenstruasi
Drospirenone 3 mg/etinil estradiol 0,02 mg per oral setiap hari selama 24 hari berturut-turut diikuti dengan 1 tablet putih (inert) setiap hari selama 4 hari per siklus menstruasi; kemudian ulangi siklus. Mulailah terapi baik pada hari pertama periode menstruasi (Hari 1 mulai) atau pada hari Minggu pertama setelah menstruasi (Minggu mulai)
Terapi non farmakologis
menurunkan berat badan, diet rendah lemak jenuh dan tinggi serat, aktivitas fisik
Algoritma
POI (PREMATURE OVARIAN INSUFFIENCY)
Keadaan dimana ovarium berhenti berfungsi normal secara mendadak pada wanita berusia kurang dari 40 tahun. Ovarium pada POI akan melakukan penghentian pelepasan telur dan penghentian produksi estrogen serta progesteron
ditandai dengan hipergonadotropik -> menandakan berlebihnya gonadotroic hormones yaitu LH dan FSH
Hipogonadisme -> menandakan kurangnya aktivitas gonad/ovarium yang berarti ada kekurangan umpan balik negatif pada pituatary
penyebab
penyebab genetik
adanya kromosom abnormal/gen abnormal
penyebab toksik
adanya pengobatan kemoterapi dan terapi radiasi
penyebab autoimun
sistem kekebalan tubuh keliru untuk mengancurkan sel asing tubuh sehingga menghancuran organ reproduksi hormon endokrin
sindrom turner
ditemukan pada perempuan hanya terdapat satu kromosom X
menyebabkan apoptosis oosit dini pada rahim dan penepisan oosit diawal
Gejala
amenorrhea, stabilitas CNS menurun, gangguan mukosa urogenital, meningkatnya resiko kardiovaskular dan osteoporosis, sulitnya terjadinya fertilisasi
Terapi
Terapi farmakologis
Premarin (CEE) -> estrogen terkonjugasi alami
indikasi : Gejala-gejala vasomotor, osteoporosis, uretritis (radang aliran kandung kemih) dan vaginitis atrofik, hipoestrogenisme pada wanita
Dosis -> Gejala-gejala vasomotor, uretritis dan vaginitis atrofik, hipoestrogenisme pada wanita : 0,3-1,25 mg/hari.
Osteoporosis : 0,625 mg/hari
efek samping -> gejala serangan jantung, tanda-tanda gumpalan darah , penyakit kuning (menguningnya kulit atau mata)
masalah memori, pendarahan vagina yang tidak biasa, nyeri panggul, benjolan di payudara
Oral MPA (Provera)
mekanisme -> MPA mengubah proliferasi menjadi endometrium sekretori pada wanita dengan estrogen endogen yang memadai.
Dosis -> 5 atau 10 mg secara oral setiap hari selama 5 sampai 10 hari
efek samping
Mual, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, perubahan keputihan, perubahan suasana hati, penglihatan kabur, pusing, mengantuk, atau penambahan/penurunan berat badan
kontraindikasi
Mual, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, perubahan keputihan, perubahan suasana hati, penglihatan kabur, pusing, mengantuk, atau penambahan/penurunan berat badan
Pada wanita dengan amenorrhea primer → diberikan estrogen dengan dosis rendah untuk upaya meniru proses pematangan pubertas bertahap
→ regimen dosis 0,3 mg CEE tanpa progesteron selama 6 bulan
Pada wanita dengan amnorrhea sekunder → diberikan penggantian estrogen dengan dosis rendah. Terapi progesteron dibarengi dengan awal mula terapi estrogen, selama 6 bulan