Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KONSTIPASI, LTM KONSTIPASI, Najmi Nirmala (2106757925) Modul Gangguan…
KONSTIPASI
Kondisi peningkatan konsistensi feses, penurunan frekuensi defekasi, sensasi defekasi yang belum sempurna, feses sulit keluar saat proses defekasi dan terkadang disertai rasa sakit.
Kronis ->
berlangsung selama 3 bulan
terbagi menjadi
Konstripasi Primer
terjadi tanpa penyebab utama yang dapat diindetifikasi
terbagi menjadi
TRANSIT NORMAL =>
penderita memiliki motilitas dan frekuensi feses yang normal namun mengalami kesulitan buang air besar, feses keras, kembung
TRANSIT LAMBAT=>
kelainan waktu transot saluran cerna -> jarang buang air besar
GANGGUAN DEFIKASI=>
Sfingter anal internal dan eksternal berkontraksi selama buang air besar sehingga menghambat refleks defekasi → seharusnya relaksasi
Konstipasi Sekunder
diakibatkan oleh obat pencahar, faktor gaya hidup, dan gangguan medis
terbagi menjadi
Gangguan GI
IBS ( Irritable Bowel Syndrome) dengan konstipasi (IBS-C) ditandai dengan adanya tinja yang keras atau kental dengan lebih dari sama dengan 25% dari buang air besar.
Gangguan Metabolisme dan Endokrin
Hypothyroidism ~ “low and slow” ⇒ Perubahan aktivitas motorik sistem pencernaan, penurunan laju metabolisme basal, dan konstipasi
Diabetes ⇒ Berbagai saraf yang mengatur durasi sisa limbah di usus
Faktor Psikogenik
Pasien stress => tubuh mengalihkan darah dari usus ke organ vital. Akibatnya, gerakan usus melambat dan terjadilah konstipasi.
Pasien depresi => pelepasan 5-HT yang berfungsi untuk meningkatkan motilitas GI dan pertumbuhan mukosa usus ikut berkurang
Kehamilan
Perubahan kadar hormon
Neurogenik
Parkison’s disease → kondisi neurologis degeneratif dan progresif yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan pergerakan tubuh.
Tanda dan Gejala Klinik Konstipasi
jarang buang air besar (3 kali seminggu, feses keras, rasa sakit saat bab, buang air besa secara lancar jarang terjadi tanpa penggunaan laksatif
Gejala dan Peringatan Khusus
=> hematocheia, melena, riwayat keluarga kanker usus besar, riwayat keluarga IBD, penurunan BB, anoreksia, konstipasi parah dan persisten yang sulit diobati
SWAMEDIKASI KONSTIPASI
Dapat dilakukan dengan
Aktif berolahraga
Konsumsi makanan berserat
Banyak minum air putih
Tidak menahan BAB
Dapat mengonsumsi
Ramuan Herbal
=> daging lidah buaya, satu sendok madu, 200 ml air
Penggunaan Obat
Penggunaan Obat Bebas
=> dapat dibeli tanpa resep dokter. contohnya adalah microlax dan dulcolactol
Mekanisme dan Target Kerja Obat untuk Terapi Konstipasi
LAKSATIF
Bulk-Forming Agent
meningkatkan massa feses dengan menyerap cairan dari tubuh
-> peningkatan massa tinja → distensi(mengembung) → refleks enterik → peningkatan motilitas GI → penurunan waktu transit melalui usus besar. contoh : vegeta
Osmotic agent
Pencahar osmotik merupakan
zat yang tidak dapat diserap dengan berat molekul rendah, sehingga dapat menarik air ke dalam lumen dan merangsang peristaltik kolon
(mengandung laktulosa : karbo dan sorbitol). ES spesifik = flatulance
Obat Pencahar Pelunak (emolient)
memfasilitasi pencampuran bahan berlemak dalam feses dan bahan berair di luar feses dengan menurunkan tegangan permukaan tinja
STIMULAN
INTESTINAL SECRETAGOGUES
Merangsang saluran klorida tipe 2 ClC-2 di usus kecil
=> Sekresi cairan kaya klorida ke dalam usus (+) => Kontraksi otot kolon dan lambung melalui reseptor prostaglandin E => Motilitas usus (+), Waktu transit usus (-)
Pencahar Stimulan
(Diphenylmethane Derivates)
Merangsang pleksus saraf mukosa usus besar (pleksus mienterik dan pleksus auerbach)
→ meningkatkan sekresi dan motilitas usus
=> Mempengaruhi sekresi cairan usus dengan mengubah transportasi cairan dan elektrolit
Mengurangi penyerapan air dari lumen usus
Prokinetik
Agonis Reseptor Serotonin 5HT4
meningkatkan pelepasan neurotransmitter (calcitonin gene-related peptide) yang merangsang neuron enterik ordo kedua → mendorong refleks peristaltik
ANTAGONIS RESEPTOR DOPAMIN
Metoclopramide adalah benzamida tersubstitusi dengan sifat prokinetik dan antiemetik. Ini merangsang motilitas saluran pencernaan bagian atas dan mempercepat peristaltik lambung tanpa merangsang sekresi lambung, empedu atau pankreas, yang menyebabkan peningkatan waktu pengosongan lambung dan usus. Ini memblokir reseptor dopamin dan reseptor serotonin (pada dosis yang lebih tinggi) di zona pemicu kemoreseptor SSP.
Pilihan Antibiotik
Erythromycin, antibiotik makrolida, menghambat sintesis protein dengan mengikat subunit 50S dari ribosom bakteri pada organisme yang rentan.
Spektrum bakteri : bakteri gram positif dan spirochetes
TERAPI FARMAKOLOGIS - LAKSATIF
BULK FORMING AGENTS
(Psyllium Husk/Sekam Psyllium)
Mekanisme kerja
=> Membentuk massa menyebabkan retensi cairan dan peningkatan massa feses, menghasilkan stimulasi peristaltik.
Dosis
=> Dewasa: Awal, 3,3 g (1 sendok teh bulat) dilarutkan secara oral dalam 8 ons cairan; dapat meningkat secara bertahap hingga 3 dosis setiap hari
Pediatri: Awal (6 - 11 tahun), sekitar 1,65 g (setengah sendok teh bulat) dilarutkan secara oral dalam 8 ons cairan; dapat meningkat secara bertahap hingga 3 dosis setiap hari
Efek Samping
=> mum: Gastrointestinal: Perut kembung
Serius: Gastrointestinal: Tersedak, Obstruksi kerongkongan; Imunologi: Reaksi alergi, Anafilaksis
Interaksi Obat
=> Licorice
OSMOTIC AGENT
(LAKTULOSA)
Mekanisme Kerja
=> Bakteri di usus besar mendegradasi laktulosa menjadi asam laktat, asam asetat dan asam format yang mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik dan pengasaman isi usus sehingga melunakkan tinja dengan mempromosikan kandungan air tinja
DOSIS =>
Dewasa
: (Larutan oral) Awal, 15 - 30 mL (10 - 20 g laktulosa) secara oral sekali sehari selama 24 hingga 48 jam; dapat ditingkatkan menjadi 60 mL (40 g laktulosa) per hari jika diperlukan
Pediatri:** (6 bulan - 3 tahun, larutan oral) 5 - 10 mL (3,33 sampai 6,66 g laktulosa) per oral setiap hari (dosis off-label)
Efek samping =>
Gastrointestinal: Gejala kembung, Diare, Nyeri epigastrium, Perut kembung, Mual, Muntah; Muskuloskeletal: Kram
Interaksi Obat
=> Droperidol, Levomethadyl, Licorice
Kontraindikasi
=> pasien DM
EMOLIENT => STOOL WETTING AGENTS
DUCOSATE SODIUM
Mekanisme Kerja
=> Bekerja dengan secara aktif menarik air ke dalam feses, sehingga melunakkan feses dan memudahkan buang air besar. Docusate sodium bertindak sebagai pelunak tinja dengan meningkatkan penetrasi air dan lemak.
Dosis
(
Kapsul
) 100 sampai 300 mg secara oral sekali sehari atau dalam dosis terbagi
(
Enema
) 283 mg (1 mini enema) rektal 1 sampai 3 kali sehari
(Cairan oral)
50 hingga 200 mg oral ATAU 5 hingga 20 mL cairan 10 mg/mL sekali sehari; gunakan dosis yang lebih tinggi untuk terapi awal dan sesuaikan dosis dengan respons individu
(Tablet)
100 per oral sesuai kebutuhan; MAKSIMAL 300 mg/hari
Efek Samping
=> Rasa tidak normal di mulut, Pahit, Diare, Mual
Interaksi Obat
=> Droperidol, Levomethadyl, Licorice
TERAPI FARMAKOLOGIS => STIMULAN
DIPHENYLMETHANE DERIVATES
BISACODYL
Dosis
=>
Tablet) 5 - 15 mg (biasanya 10 mg) secara oral sebagai dosis harian tunggal
(Enema) 10 mg (satu botol 30 mL) secara rektal sebagai dosis harian tunggal
(Supositoria) 10 mg (1 supositoria) secara rektal sebagai dosis tunggal harian; tetap dalam rektum selama 15 sampai 20 menit
Efek Samping
=> Kolik perut, ketidaknyamanan perut, diare, proktitis dengan penggunaan suppositoria
Interaksi Obat
=> Licorice, Magnesium Sulfate, Polyethylene Glycol 3350
ANTHRAQUINONE LAXATIVE
SENNA (JAMU)
Dosis
Tablet : 17.2 mg sennosides sekali sehari; Maks 34.4 mg sennosides dua kali sehari
Cairan : 25-50 mg (15-30 mL) hingga 2 kali sehari
Sirup : 17.6-26.4 mg sennosides sekali sehari saat sebelum tidur
Mekanisme
=> Obat Pencahar Stimulan (efek langsung ke mukosa intestinal → meningkatkan motilitas dan transit kolon, inhibisi sekresi air dan elektrolit); efek pelunakan tinja
Efek Samping =
> Serius (Endokrin: kadar elektrolit melebihi rentang; ginjal : nephritis)
Interaksi Obat
=> Major : Licorice, Magnesium Sulfate, PEG 3350
INTESTINAL SECRETAGOGUES
LUBIPROSTONE
Dosis
Konstipasi idiopatik kronis dan Konstipasi akibat opioid. Dosis : Dewasa, 24 mcg setiap 12 jam dibarengi makanan dan minuman untuk mencegah mual
Konstipasi-predominan sindrom iritasi usus besar. Dosis : Wanita minimal 18 tahun, 8 mcg setiap 12 jam
Penurunan efek bila diberikan bersamaan dengan opioid diphenylheptane (misalnya metadon, levomethadone)
Efek samping => Mual, kembung, diare, mulut kering, hipotensi, takikardia, Anoreksia, pembengkakan sendi, eritema, kram otot, kejang
TERAPI FARMAKOLOGIS => AGEN PROKINETIK
ANTAGONIS RESEPTOR DOPAMIN
METOCLOPRAMIDE
MEKANISME AKSI =>
merangsang motilitas saluran pencernaan bagian atas dan mempercepat peristaltik lambung tanpa merangsang sekresi lambung, empedu atau pankreas, yang menyebabkan peningkatan waktu pengosongan lambung dan usus
Ini memblokir reseptor dopamin dan reseptor serotonin (pada dosis yang lebih tinggi) di zona pemicu kemoreseptor SSP.
DOSIS
=> Dewasa: 10 mg hingga maksimal sehari tiga kalI
EFEK SAMPING
=> Mengantuk, pusing, gerakan tidak sadar
Direkomendasikan untuk tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin berat saat menggunakan obat
INTERAKSI OBAT
=> Depresan SSP (misalnya turunan morfin, antagoni reseptor H1, barbiturat, klonidin) → menimbulkan efek sedatif yang aditif, Menurunkan bioavailabilitas digoksin, Berpotensi Fatal: Pemberian bersamaan dengan agonis levodopa atau dopamin (misalnya bromokriprin) dapat menyebabkan antagonisme timbal balik.
MOTILIDES
=> ERYTHROMYCIN
Mekanisme kerja => Antibiotik dan agen prokinetik (dapat meningkatkan pengosongan lambung dalam jangka pendek)
Dosis
Dewasa: 1 g/hari selama dua minggu diikuti dengan 500 mg/hari selama dua minggu berikutnya
Anak: 20 mg/kg/day divided q.i.d. ⇒ sehari empat kali setiap 6 jam, satu kali minum 5 mg
Efek Samping
Diare, kehilangan nafsu makan, mual, kram perut, muntah
Interaksi Obat
Peningkatan risiko hipotensi dengan Ca channel blockers yang dimetabolisme oleh CYP3A4 (seperti verapamil, amlodipine, diltiazem).
Penurunan konsentrasi serum dengan penginduksi CYP3A4 (seperti rifampisin, fenitoin)
Agonis Reseptor Serotonin 5HT4
PRUCALOPRIDE
Mekanisme
=> Selective 5-hydroxytryptamine-4 (5-HT4 ) receptor agonist → stimulasi GI → peningkatan motilitas dan transit kolon→ diukur dengan high-amplitude propagating contractions
Dosis
=> Dewasa : 2 mg secara oral sehari sekali
Efek Samping =>
Gastrointestinal: Sakit perut (16%), Diare (13%), Perut kembung (3%), Mual (14%), Perut bengkak (5%), Muntah (3%)
ALGORITMA TERAPI
UMUM
first line
=> osmotic laxatives
Non-Farmakologi
Electrical stimulation
Konsumsi makanan berserat
Memastikan asupan cairan yang cukup
Operasi => diperuntukkan untuk pasien dengan konstipasi primer tipe transit lambat yang refrakter terhadap pengobatan
PEDIATRI
Non-Farmakologi
Toilet training dilakukan pada anak berusia diatas 3 tahun untuk menimbulkan kebiasaan buang air besar secara teratur
Memberikan suplementasiserat dengan jumlah cukup
bayi 6-11 bulan
=> memerlukan 11 gram serat perhari.
bayi 1-3 tahun
=> kebutuhan serat 19 gram.
anak usia 4-6 tahun
=> kebutuhan serat 20 gram
WANITA HAMIL
Non-Farmakologi
meningkatkan asupan serat dan aktivitas fisik yang cukup
kebutuhan serat wanita hamil 25-30 gram perhari, kebutuhan asupan cairan 300 ml lebih banyak banyak dari rata rata 2000ml orang normal
LTM KONSTIPASI
Najmi Nirmala (2106757925) Modul Gangguan Pencernaan B