Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Infeksi Cacing (Kecacingan), Humaira Zakiya 2106654302 Modul Gangguan…
Infeksi Cacing (Kecacingan)
Trematoda (Cacing Hisap)
Morfologi:
Pipih, seperti daun, simetris bilateral, hemafrodit (kecuali schistosoma), anaerob
Mempunyai
genital pore
yang letaknya berbeda pada tiap spesies.
Bersifat
hermafrodit
(kecuali Schistosoma)
Cacing jantan
lebih pendek
daripada cacing betina
Memiliki
2 penghisap
dan
1 lubang
yang mengelilingi rongga mulut
Batil isap anterior/oral sucker
sebagai muara saluran pencernaan
Batil isap perut/ventral sucker
untuk melekatkan diri
Schistosomiasis
Penyebab:
Schistosoma Sp.
Tempat infeksi: Pleksus vena pada usus
Schistosoma mansoni
, S. haematobium,
S. japonicum
, S. mekongi, S. intercalatum
Siklus Hidup
Morfologi
S. mansoni
→ Berukuran lebih kecil, sistem integumen tidak sempurna
S. japanicum
→ Tidak memiliki sistem intgumen (penutup)
Rute transmisi:
Kulit/oral
Terjadi karena kontak dengan air yang terkontaminasi dengan siput pembawa parasit
Sering ditemukan di
Tempat dengan sanitasi yang buruk.
Habitat host perantara (siput)
Gejala klinis
Hati
→ hepatitis akut saat maturasi cacing
Kulit
→ reaksi inflamasi lokal
Anemia
Paru-paru
→ nyeri dada, batuk, batuk berdarah
Fascioliasis
Penyebab:
Fasciola hepatica
(Cacing hati)
Tempat infeksi: Hati
Morfologi
Pipih seperti daun, besarnya ± 30 x 15 mm, bagian anterior berbentuk seperti kerucut
Pada
puncak
kerucut terdapat
batil isap mulut
yang besarnya ± 1 mm
Pada bagian
dasar
kerucut terdapat
batil isap perut
yang besarnya ± 1,6 mm
Siklus Hidup
Definitive host
→ Domba, kambing, sapi, dan manusia
Intermediate host pertama
→ Siput dari genus Lymnaea dan Succinea.
Intermediate host kedua
→ Encystment terjadi pada tanaman air.
Cara infeksi:
Host definitif terinfeksi dengan
menelan metacercariae encysted
pada
vegetasi air
.
Cestoda (Cacing Pita)
Platyhelminthes (Cacing Pipih)
Morfologi:
Pipih, panjang, bersegmen (proglotid), memiliki hook
Cacing betina dapat dibedakan dengan cacing jantan
Cacing
betina
memiiki
vulva
Cacing
jantan
memiliki 2
spikula kopulatori
Panjang:
bisa mencapai >10 m (bervariasi)
Habitat:
Di dalam host definitif → parasit tumbuh dewasa dan bereproduksi secara seksual
(+)
Memiliki sistem ekskresi dan saraf yang belum sempurna
(-)
Tidak memiliki rongga tubuh atau saluran pencernaan
Terdiri atas 3 bagian, yaitu
Scolex
(kepala),
Neck
(leher), dan Trunk/
Strobila
Taeniasis
Penyebab
Taenia saginata (Beef tapeworm-intestinal cestode)
Hospes antara: sapi
Morfologi
Memiliki 4 penghisap tetapi tidak memiliki hook (pengait) dalam rostellumnya
Berwarna kuning, memiliki papil peraba
Panjangnya mencapai 5-25 m
Ciri khas
Biasanya sistiserkus (bentuk larva T. saginata) berada pada
daging sapi dengan mutu rendah
dan
pengolahan kurang baik
Taenia saginata
tidak
menyebabkan sistiserkosis pada
manusia
Siklus Hidup
Definitive host
: Manusia (menampung cacing dewasa).
Intermediate host
: Sapi atau kerbau (menyimpan tahap larva cacing).
Rute transmisi:
Fekal-oral
Menelan larva dalam daging sapi setengah matang
Taenia solium (Pork tapeworm-intestinal and tissue cestode
Hospes antara: babi
Morfologi
Memiliki 4 penghisap dan rostellum berisi 2 baris pengait (hook).
Panjangnya mencapai 2-7 m
Ciri khas
Biasanya sistiserkus (bentuk larva T. solium) berada pada
daging babi dengan mutu rendah
dan
pengolahan kurang baik
Taenia solium
dapat
menyebabkan sistiserkosis pada
manusia
Rute transmisi:
Fekal-oral
Menelan larva dalam daging babi setengah matang
Siklus Hidup
Definitive
host: Manusia
Intermediate
host: Babi
Gejala Klinis
Gejala umum
→ asimptomatik; diare, sakit perut, nafsu makan menurun, berat badan turun
Kasus jarang
→ segmen cacing pita tersangkut di usus buntu, atau saluran empedu dan pankreas.
Nematoda
Nemathelminthes (Cacing Benang)
Morfologi:
Silindris, tidak bersegmen
Cacing betina dan jantan dapat dibedakan
Terutama dari
panjang
dan
lengkungan
pada sisi posterior cacing jantan
Cacing
betina
memiiki
vulva
(+)
Sistem pencernaannya lengkap
Panjang
: 2 mm–1 m (bervariasi)
Habitat
: laut, air tawar, air payau, tanah
(-)
Sistem saraf dan organ ekskresinya belum sempurna
Cacing
jantan
memiliki 2
spikula kopulatori
Ascariasis (Cacing Gelang)
Penyebab:
Ascaris lumbricoides
Tempat infeksi: Usus halus
Ditemukan di
Daerah dengan
kebersihan
dan
sanitasi
yang
kurang baik
Daerah yang menggunakan
feses manusia/babi
sebagai
pupuk
Panjang
Betina dewasa
: 20–35 cm
Jantan dewasa
: 15–30 cm
Rute transmisi:
fekal-oral
Manusia terinfeksi dengan menelan makanan atau tanah yang terkontaminasi dengan embrio pada
telur fertil A. lumbricoides
Gejala klinis
Moderate
ascariasis → Asimptomatik
Jangka panjang
→ pertumbuhan terhambat dan malnutrisi
Gejala umum
: sakit perut, kembung, mual, muntah, anoreksia, diare intermiten
Banyak
larva di paru-paru
→ pneumonitis, eosinophilia
Pada kasus
jarang
→ Komplikasi
Radang usus buntu, oklusi empedu umum saluran, obstruksi usus dan perforasi dengan peritonitis
Siklus Hidup
Enterobiasis (Cacing Kremi)
Penyebab:
Enterobius vermicularis
Tempat infeksi: Usus besar
Sering ditemukan di negara
beriklim tropis
Panjang
Betina dewasa
: 10 mm
Jantan dewasa
: 3 mm
Rute transmisi:
fekal-oral
Telur
tertelan oleh manusia dan terbawa melalui
saluran GI
Gejala klinis
Gejala khas
: gatal di bagian anus, terutama pada malam hari
Iritasi
akibat menggaruk terlalu kencang
Kelelahan
akibat susah tidur malam
Menggaruk berlebihan
Salpingitis, vulvaginitis, atau peritonitis pada perempuan
Siklus Hidup
Ancylostomiasis (Cacing Tambang)
Penyebab:
Ancylostoma duodenale
dan
Necator americanus
Tempat infeksi: Usus halus
Morfologi
A.duodenale
→ Memiliki 2 pasang
gigi ventral
(triangular cutting plate) dan sepasang
gigi dorsal rudimenter
, bentuk badan menyerupai
huruf C
N. americanus
→ Memiliki sepasang
‘gigi’ berbentuk bulan sabit
(semilunar cutting plate), bentuk badan menyerupai
huruf S
Rute transmisi
Prevalensi penyebab tertinggi →
kontak langsung dengan tanah
, seperti
tidak memakai alas kaki
di tanah
Larva menembus kulit
dan dibawa melalui
pembuluh darah
Siklus Hidup
Gejala klinis
Ground Itch, diare, anemia, gangguan pernapasan
Trichuriasis (Cacing Cambuk)
Penyebab:
Trichuris trichiura
Tempat infeksi: Usus besar
Morfologi
⅗ bagian anterior tubuh halus seperti benang
Panjang
Jantan
: 30-45 mm
Betina
: 35-50 mm
Rute transmisi:
fecal oral
Telur tertelan dalam tubuh
Karena makanan atau tangan yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut
Karena mengkonsumsi sayur atau buah yang tidak dimasak, dicuci atau dikupas dengan hati-hati
Gejala klinis
Infeksi ringan
Nyeri abdomen
Nyeri saat buang air besar
Perut terasa tidak nyaman
Infeksi berat dan menahun
Disentri yang menyerupai amebiasis
Apendisitis
Anemia berat
Mual dan muntah
Siklus Hidup
Humaira Zakiya
2106654302
Modul Gangguan Pencernaan-B
Golongan Obat Anticacing
Benzimidazole
Albendazole
Bentuk prodrug
Indikasi:
Obat spektrum luas yang digunakan untuk mengobati infeksi cacing pita, cacing tambang, dan cacing gelang
Bentuk sediaan:
Tablet, suspensi oral
Mebendazole
Indikasi:
Obat infeksi cacing gelang, cacing tambang, dan cacing pita
Bentuk sediaan:
Tablet, suspensi oral
Mekanisme kerja
Menghambat polimerisasi mikrotubulus dengan
mengikat β-tubulin
pada cacing
Struktur sel cacing tidak akan terbentuk dan cacing tidak mendapat energi dari ekstrasel
Pyrantel Pamoate
Mekanisme kerja
Bekerja secara selektif sebagai
agonis
pada
reseptor asetilkolin nikotinik sinaptik
dan
ekstra-sinaptik
pada
sel otot nematoda
Menghasilkan kontraksi dan kelumpuhan spastik
Indikasi:
Mengobati infeksi cacing usus (obat alternatif askariasis ketika tidak dapat menggunakan benzimiazole) + larva migrans kutaneus
Bentuk sediaan:
Suspensi oral dan tablet kunyah (obat bebas terbatas)
Glutamate Gated Cl- Channel Blocker
Ivermectin
Indikasi:
Sebagai medication of choice untuk strongyloidiasis (infeksi threadworms/Strongyloides stercoralis) dan lini kedua untuk askariasis dan infeksi hookworm
Bentuk sediaan:
Tablet
Mekanisme kerja
Mengikat saluran Cl-
yang diaktifkan oleh glutamat dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan konsentrasi klorida intraseluler
Mengakibatkan paralisis tonik pada otot-otot dan saraf nematoda → sehingga
nematoda tidak dapat bergerak