Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Sexually Transmitted Disease (STD) - Coggle Diagram
Sexually Transmitted Disease
(STD)
DEFENISI
Kondisi Penyakit karena infeksi yang ditransmisikan melalui hubungan seksual
EPIDEMIOLOGI
setiap tahun ada 357 juta kasus baru dari empat infeksi menular seksual
Terdiri dari
GONORRHEA
epidemiologi
terdapat 106 juta kasus baru gonorrhoea yang tercatat setiap tahunnya di seluruh dunia, Amerika menjadi negara industri dunia dengan tingkat gonorrhoea tertinggi
tingkat infeksi tertinggi terlihat pada remaja dan dewasa muda
patofisiologi
ditularkan saat ejakulasi akan melekat di epitel mukosa inang dengan bantuan tipe IV pili dan opa protein
GO bereplikasi dan membentuk mikrokoloni di permukaan epitel mukosa
sinyal NOD dan TLR mengaktivasi faktor transkripsi inflamasi dan melepaskan sitokin dan kemokin
menarik leukosit polimorfonuklear/neutrofil tempat infeksi untuk fagositosis
neutrofil ini menyebabkan terjadinya eksudat purulen
merupakan
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, membentuk koloni diplococcus, Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae)
tanda dan gejala
PRIA
infeksi uretra : disuria (keluarnya cairan uretra berwarna putih, kuning, atau hijau dan biasanya muncul 1-14 hari setelah terinfeksi
pruritus (gatal), terdapat sekret mukopurulen yang bersifat kental dan lengket, serta terjadi pendarahan
WANITA
simptomatik, dapat juga mengalami gejala sangat ringan
disuria, peningkatan cairan vagina berwarna kuning atau kehijauan dengan bau menyengat, dan pendarahan vagina
SYPHILIS
epidemiologi
meningkat sebesar 18% pada tahun 2000 hingga 2016 di Amerika Serikat
sebesar 30-50% penularan dapat terjadi melalui kontak seksual
patofisiologi
T. Pallidum menempel dengan host endothelium menggunakan Tp0751
mukopolisakaridase pada T. pallidum mendegradasi mukopolisakaridase jaringan dan menghasilkan N-asetil-D-glukosamin
Pembentukan kapsul perlindungan dengan N-asetil-D-glukosamin dan migrasi sel T. Pallidum
merupakan
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Troponema pallidum
tanda dan gejala
Sifilis Primer
terdapat lesi khas (chancre) tunggal dan tidak nyeri
limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) regional
Sifilis Sekunder
ruam kulit yang biasanya tidak gatal, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, limfadenopati
Sifilis Laten
< 1 tahun; Late > 2 tahun
asimptomatik
Sifilis Tersier
sifilis kardiovaskular, neurosifilis, dan sifilis gummatous
Aoritis dan insufisiensi aorta, Meningitis, paresis, demensia, gumma pada organ/jaringan
TERAPI FARMAKOLOGI (OBAT) STD
Gonorrhoea
Ceftriaxone (Cephalosporin)
Dosis
250-500 mg dosis tunggal IM
Efek Samping
Dermatologis: induirasi pada tempat injeksi, GI: diare, Hematologi: eosinofil meningkat dan trombositosis
bentuk sediaan
serbuk injeksi
Kontra indikasi
Neonatus hiperbilirubinemia
peningkatan resiko terkena ensefalopati bilirubin
(terutama pada bayi prematur)
hipersensitivitas terhadap sefalosporin
Interaksi obat
Pemberian larutan IV yang mengandung kalsium secara bersamaan
risiko pengendapan garam yang fatal di paru paru dan ginjal
Ciprofloxacin
Dosis
250-500 mg PO sekali
Efek Samping
ruam, diare, UTI, mual, muntah, sakit kepala, iritasi, nasofaringitis
bentuk sediaan
suspensi, oral, tablet, tablet extended release
Kontra indikasi
pemberian tizanidin secara bersamaan, hipersensitivitas terhadap ciprofloxacin atau quinolones lainnya
Interaksi obat
flibanserin, agomelatine, bepridil, cisapride, dronedarone, eliglustat
Cefixime
Dosis
400 mg oral sebagai dosis tunggal
Efek Samping
sakit perut, diare, perut kembung, gangguan pencernaan, feses encer, dan mual
bentuk sediaan
kaplet salut selaput, kapsul, dan sirup kering (oral)
Kontra indikasi
hipersensitivitas terhadap sefalosporin
Interaksi obat
meningkatkan efek antikoagulan (seperti warfarin)
Azythromycin
Dosis
1 gr atau 2 gr sebagai dosis tunggal, dikombinasikan dengan ceftriaxone
Efek Samping
rasa sakit pada situs injeksi, sakit perut, diare, perut kembung, mual, muntah
bentuk sediaan
sirup kering, kaplet salut selaput, vial
Kontra indikasi
hipersensitivitas terhadap azitromisin, eritromisin, antimikroba, makrolida, riwayat ikterus kolestatik/disfungsi hati
Interaksi
obat
Salmeterol, PEG 3350, Albuterol, setraline, ondansetron
meningkatkan risiko irama ajntung tidak teratur yang mungkin serius dan berpotensi mengancam nyawa
Ofloxacin
Dosis
250-500 mg PO sekali
Efek Samping
pruritus, diare, mual, muntah, pusing, sakit kepala, insomnia, rasa terbakar di mata
bentuk sediaan
tablet
Kontra indikasi
hipersensitivitas terhadap ofloxacin dan quinolone
Interaksi obat
bepridil, cisapride, dronedarone, levoketoconazole, mesoridazine, pimozide
SYPHILIS
Aqueous penicillin (Pfizerpen)
Dosis
Neurosyphillis : IV 18-24 MiU/hari, selama 10-14 hari
Efek Samping
hipersensitivitas, anemia, reaksi Jarisch-Herxheimer, reaksi positive coomb's, seizure
bentuk sediaan
serbuk injeksi, pre-mixed injection
Kontra indikasi
hipersensitivitas
Doxycycline
Dosis
100 mg atau 200 mg oral sebanyak 2 kali sehari selama 2 minggu
Efek Samping
kulit: fotosintesis; saluran pencernaan: diare; pernapasan : nasofaringitis
bentuk sediaan
kapsul
Kontra indikasi
hipersensitivitas terhadap tetrasiklin, ibu hamil, dan menyusui
Eritromisin
Dosis
sifilis : 30-40 gram p.o dalam dosis terbagi selama 10-15 hari (Micromedex)
sifilis stadium 1 dan 2 : 500 mg 4x sehari selama 30 hari (kemenkes, 2016)
Efek Samping
diare, hilang nafsu makan, mual, sakit perut, muntah
bentuk sediaan
kaplet salut selaput
Kontra indikasi
konsumsi bersamaan dengan astemizol, cisapride, dihidroergotamin, ergotamin, pimozid, atau terfenadin.
hipersensitivitas terhadap eritromisin
Tetrasiklin HCl
Dosis
Dewasa
sifilis laten dengan durasi tidak diketahui: 500 mg p.p 4x/hari selama 30 hari (FDA)
sifilis primer, sekunder, atau laten early : 500 mg p.p 4x sehari selama 15 hari (FDA)
Anak > 8 thn
sifilis primer, sekunder, laten late, laten early, laten dengan durasi tidak diketahui : 25-50 mg/kg p.o dalam 4 dosis terbagi
Efek Samping
fototoksisitas; metabolis endokrin: asidosis laktat, azotemia, serum BUN meningkat
bentuk sediaan
kapsul
Kontra indikasi
hipersensitivitas terhadap tetrasiklin
Benzathine penicillin G
Dosis
Dewasa
tersier dan nerusifilis : 1,8 gr (2,4 MIU) IM sekali seminggu untuk 3 dosis
primer, sekunder, laten: 1,8 gr (2,4 MIU) IM sebagai dosis tunggal
Anak
primer, sekunder, laten dini: 50.000 unit/kg IM sebagai dosis tunggal (dosis max = 2,4 MIU)
Efek Samping
hipersensitivitas, pruritus, anafilkasis, takikardia, limfadenopati
bentuk sediaan
serbuk injeksi
Kontra indikasi
Efek bakterisidal dapat diantagonis oleh tetrasiklin
Dapat mengalami penurunan tingkat ekskresi dan peningkatan konsentrasi serum jika digunakan dengan probenesid
ALGORITMA TERAPI STD
Terapi Sifilis (Nasional)
Pasien yang alergi penisilin dan tidak hamil
Doksisiklin* 2 x 100 mg/hari p.p, atau
Eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 30 hari
terapi neurosiflis dan sifilis okuler
hamil dan alergi penisilin : desensitisasi
Primer dan Sekunder
Penisilin - prokain 600.000 IU/hari selama 10 hari secara IM
Lini 1 : Benzatin-benzil penisilin 2,4 juta IU, dosis tunggal secara IM
Terapi sifilis kongenital
PP 50.000 U/kg/hari IM selama 10-15 hari
Penisilin G kristal dalam akua 100.000-150.000 U/kg/hari IM selama 10-15 hari
Terapi Sifilis
(Internasional)
sifilis laten (wanita hamil)
Benzatin penisilin G 2,4 juta IU sekali seminggu secara intramuskular selama 3 minggu berturut turut atau, Prokain penisilin G 1,2 juta IU intramuskular sekali sehari selama 20 hari
Dewasa -> Doksisiklin 100 mg dua kali sehari per oral selama 30 hari, erythromycin 500 mg empat kali sehari per oral selama 30 hari
sifilis tersier (wanita hamil & dewasa)
Benzatin penisilin G 2,4 juta IU sekali seminggu secara intramuskular selama 3 minggu berturut turut atau, Prokain penisilin G 1,2 juta IU intramuskular sekali sehari selama 20 hari
Dewasa -> Doksisiklin 100 mg dua kali sehari per oral selama 30 hari,
Wanita hamil -> erythromycin 500 mg empat kali sehari per oral selama 30 hari
early sifilis (dewasa)
Benzatin penisilin G 2,4 juta IU sekali secara intramuskular atau, Prokain penisilin G 1,2 juta IU 10-14 hari secara intramuskular
Doksisiklin 100 mg 2 kali sehari per oral selama 14 hari, ceftriaxone 1 g sekali sehari secara IM selama 10-14 hari, Azitromisin 2 g sekali per oral
Bayi dengan sifilis kongentinal
Aqueous benzyl penicillin 100000-150000 IU/kg/hari secara IV selama 10-15 hari
Procaine penicillin 50.000 IU/kg/day dosis tunggal secara IM selama 10-15 hari
Terapi Gonorrhoea pada Bayi dan Anak
Bayi dan Anak
(vulvovaginitis, servisitis, uretritis, proktitis)
BB < = 45 kg
ceftriaxone 25 - 50 mg/kg (IV/IM) Dosis tunggal
Dosis max < 250 mg (IM)
Bayi dan Anak
(bakteremia, artritis)
BB < 45 kg
ceftriaxone 50 mg/kg, Dosis max 2 g (IV/IM), Dosis tunggal (1x1) selama 7 hari
BB > 45 kg
ceftriaxone 1 g (IV/IM) Dosis tunggal (1x1) selama 7 hari
Terapi Gonorrhoea Dewasa (Internasional)
Pasien Gonokokus (serviks, uretra, atau rektum tanpa komplikasi
BB < 150 kg
ceftriaxone 500 mg (IM) dosis tunggal
BB > = 150 kg
ceftriaxone 1 gr
Pasien Gonokokus
(faring tanpa komplikasi)
BB < 150 kg
ceftriaxone 500 mg (IM) dosis tunggal
BB > = 150 kg
ceftriaxone 1 gr
Terapi Gonorrhoea (Nasional)
Lini Pertama
sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal
Lini Kedua
kanamisin 2 gr injeksi IM, dosis tunggal
Seftriakson 250 mg injeksi IM, dosis tunggal
PENINGKATAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT
Gonorrhea
PENCEGAHAN
menggunakan kondom secara konsisten saat berhubungan seksual
tidak mengonsumsi antibiotik secara sembarangan
sebelum menikah melakukan pengecekan kesehatan
FAKTOR TERJADINYA
pasangan seks berganti-ganti
penggunaan kondom tidak konsisten
Usia muda saat pertama kali berhubungan seksual
ibu hamil penderita gonore
Sifillis
FAKTOR TERJADINYA
Anal seks, Narkotika, dan alkohol
Umur < 21 tahun
Poligami dan Monoseksual
PENCEGAHAN
Kondom lateks, sunat, monogami, pastikan pasien tidak terinfeksi, pendidikan konselling
PERAN APOTEKER
Pelaksanaan
Memberikan rekomendasi perubahan dosis maupun pengobatan alternatif
Evaluasi
Melakukan follow up dan evaluasi : berkurangnya gejala monitor kepatuhan khususnya antibiotik
Assesmen pasien
Kumpulkan informasi pasien yang tidak berkaitan dengan penyakit IMS, lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium
Parameter Monitoring Keberhasilan dan Keamanan Terapi Obat
Gonorrhoea
adanya resolusi gejala (berkurang atau berhentinya gejala) seperti disuria, sekret mukopurulen pada urin, atau keputihan
Penilaian Keberhasilan terapi atau Test of Cure (TOC) cid Amplification Test (NAAT)
Sifilis
dengan cara memantau hasil tes serologi
pasien dengan neurosifilis harus menjalani tindak lanjut dengan interval 6 bulan selama minimal 3 tahun dengan pemeriksaan fisik, evaluasi CSF (misalnya jumlah sel, protein, VDRL), dan uji serologis
wanita hamil yang dirawat karena sifilis harus menjalani tes VDRL bulanan selama masa kehamilan