Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kesulitan berjalan Bernadet Christabel - 2206025520 - Coggle Diagram
Kesulitan berjalan Bernadet Christabel - 2206025520
di diagnosa mengalami
Cerebral Palsy
Definisi
sekelompok gangguan permanen dari perkembangan motorik
menyebabkan
terbatasnya aktivitas dan dikaitkan dengan gangguan non-progresif pada perkembangan otak janin atau bayi
Klasifikasi
Ingram
Diplegia
Terjadi pada seluruh ekstremitas
Kaki penderita berbentuk “X”
Hemiplegia
Hanya satu sisi badan yang mengalami gangguan
Bilateral Hemiplegia
Ataxia
Dyskinesia
Mixed types
Harberg
Ataxia
Spastic Syndrome
Extrapyramidal Syndrome
SCPE
Spastik
Terjadi pada bagian piramidal otak imatur
Otot kaku dan sulit digerakkan
Patofisiologi
hemiplegia
quadriplegia
menginervasi hampir seluruh bagian korteks motorik dari cerebrum otak
akibat
1 more item...
diplegia
kerusakan area korteks otak pada area medial yang mengenai kedua sisi hemisfer otak
akibat
2 more items...
Dyskinestik
gerakan tidak terkontrol, involunter, dan repetitif pada tangan, kaki, dan wajah
Tonus otot berubah ubah setiap waktu
Patofisiologi
Kerusakan pada
ganglia basalis
bagian dari otak yang terdiri menginisiasi gerakan dan menginhibisi gerakan yang tidak diinginkan
akibat
menimbulkan gejala seperti chorea, athetosis, dan hipotonia
Ataxia
Patofisiologi
kerusakan pada area
cerebellum
otak
fungsi
koordinasi dan menjaga keseimbangan tubuh
akibat
timbul gejala seperti hypotonia, ataxia, dan dysmetsya
gangguan motorik pada seluruh bagian tubuh dan berkaitan extrapiramidal tract
Epidemiologi
Global
prevalensi sebesar 1,6 hingga 3,4 per 1000 angka kelahiran
penyebab gangguan motorik anak terbanyak di dunia
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan risiko
Indonesia
prevalensi sebesar 9 dari 1000 angka kelahiran
menurut Badan Pusat Statistik
0,6% dari jumlah seluruh anak di Indonesia mengalami cerebral palsy
Gejala
Umum
otot kaku dan refleks berlebih
tonus otot terlalu kaku/ terlalu lemah
kesulitan berjalan
keseimbangan dan postur tubuh terganggu
mengakibatkan
tubuh condong ke satu sisi
Tremor
Kesulitan makan, tidur, belajar
Kejang Otot
di bawah 6 bulan
tubuh terasa kaku atau lunglai saat disentuh
Tidak mampu mengangkat kepala ketika bayi diangkat dari posisi tertidur
saat bayi diangkat, kaki menyilang
6-10 bulan
tidak mampu berguling, duduk, menyatukan dua tangan, menaruh tangan di mulut
bayi diatas 10 bulan
merangkak dengan posisi miring
tidak mampu merangkak dengan kedua kaki dan tangan
tidak mampu berdiri dan berjalan
balita
ketidakmampuan untuk berjalan dalam usia 12-18 bulan
ketidakmampuan mengatakan kalimat sederhana pada usia 24 bulan
Faktor Risiko
Pada prenatal sebesar 75%
Pendarahan vagina
Abruptio Plasenta
Kehamilan < 1 janin
toxaemia
Konsumsi obat tokolitik
oligohidramnio/ polihidramnio
infeksi pada ibu
cedera/ stroke pada janin
hipoksia
Pada Neonatal, 10-18%
Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS)
Hypoglycaemia
Pendarahan intrakranial
Hyperbilirubinemia
Etiopatogenesis
Prenatal
kelahiran prematur
meningkatkan resiko periventricular leukomalacia (PVL)
infeksi intraurine
toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, virus herpes, dan hepatitis B
stroke intraurine
malformasi kongenital
Perinatal
reperfusi hipoksia-iskemik
menyebabkan tangisan abnormal
Postnatal
infeksi sistem saraf pusat
kernikterus
kondisi kerusakan otak akibat kadar bilirubin yang terlalu tinggi pada darah bayi
head trauma
Patofisiologi
PVL (periventricular leukomalacia)
kehilangan inhibisi lower motor neuron
fitur
positif
dari sindrom upper motor neuron
spastisitas, hiperrefleks, clonus
patologi muskuloskeletal
kehilangan koneksi lower motor neuron dan jaras lain
fitur
negatif
dari sindrom upper motor neuron
kelemahan, defisit sensor, keseimbangan buruk
Pemeriksaan
fisik
pengukuran lingkar kepala
pengukuran tonus otot
pergerakan sendi
gait analysis
Analisis yang berfokus terhadap penilaian gaya berjalan
Mendeteksi penyimpangan fungsionalitas relatif
neurologis
refleks babinskir
refleks hoffman-tromner
refleks biceps, triceps, patella, dan achilles
penunjang
CT scan, MRI, Electroencephalogram, Electromyopathy
Prognosis
bergantung pada
subtipe cerebral palsy
Subtipe unilateral lebih mungkin berjalan
Subtipe bilateral lebih mungkin mengalami gangguan bicara
laju perkembangan motorik
kemampuan kognitif
penentuan refleks perkembangan
baik
mampu berjalan sendiri usia 24 bulan dan merangkak usia 30 bulan
buruk
kepala tidak seimbang (20 bulan), belum ada refleks postural (24 bulan), tidak merangkak (5 tahun)
Biokimia
neurotransmitter
sinyal kimia yang dikirim untuk neuron berkomunikasi
jenis
asam glutamat
jumlahnya banyak dan bekerja dengan cepat dalam proses eksositosis
jika terakumulasi
menyebabkan
Excitotoxicity
diakibatkan oleh kaskade iskemik
menyebabkan kerusakan neuron
1 more item...
GABA
neurotransmitter inhibisi utama dalam sistem saraf
berikatan dengan reseptor GABA di neuron post sinaps
kurang GABA
Spastik
menurunkan kemungkinan neuron post sinaps mengeluarkan potensial aksi
Terapi GABA
Tujuan
menghilangkan spastik di kaki dengan interupsi input sensorik di neuron motorik
inflammasi
mengakibatkan produksi sitokin
bersirkulasi di darah dan otak bayi pada saat masa kehamilan
merusak otak bayi
menyebabkan stres oksidatif, modifikasi matriks ekstraseluler, kurangnya faktor pertumbuhan dan produksi glutamat yang berlebihan
asam folat
defisiensi folat
beresiko mengalami ataxia, spastisitas, dyskinesia
menurunkan aktivitas neurotransmitter
asetilkolin
mengakibatkan turunnya kemampuan kognitif
fungsi
regulasi neurotransmitter, myelinasi dan sintesis DNA
gliserophosfolipid
produksi prekursor prostaglandin dan leukotrien
apoptosis
modulasi aktivitas transporter
Riset menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam komposisi asam amino dan gliserofosfolipid pada neonatal dengan perinatal asphyxia
mengakibatkan perubahan fluiditas dan permeabilitas membran
alzheimers dan depresi
meningkatkan resiko cerebral palsy
Komplikasi
kebutaan
osteopenia
nyeri
disabilitas kecerdasane
epilepsi
strabismus
gangguan bicara dan pendengaran
masalah urologi
masalah neurobehavioral
gangguan tidur
Tata laksana
Spastisitas
injeksi intramuskular obat fenol dan botulinum
inhibisi produksi asetilkolin
mengurangi ketegangan otot
medikasi oral valium, clonazepam, tizanidine, clonidine, dantrolene, dan baclofen (+ intratekal)
Ketidakseimbangan
trihexyphenidyl, tetrabenazine, baclofen, levodopa, benzodiazepin, dan stimulasi otak dalam.
yang direkomendasi
Fisioterapi
Terapi Okupasi
CIMT
adminitrasi baclofen dan botulinum
Histologi
otak pasien cerebral palsy
jumlah sel satelit sedikit
mengakibatkan perkembangan myofiber terhambat
cedera perinatal
infark iskemik
mengakibatkan PVL
kerusakan area white matter otak di sekitar ventrikel
sering menyebabkan diplegia spastik pada kaki
terdapat tanda awal nekrosis
jaringan spons
sitoplasma eosinofilia
piknosis nukleus
hemorrhage
berdekatan dengan tanduk anterior dari ventrikel lateral dan dapat meluas ke sistem ventrikel
Prenatal Neuronal Death
neuron eosinofilik tersebar dengan inti basofiliknya yang terkondensasi
karyorrhexis di subikulum tanduk Ammon dan di pons ventral pada lesi baru
Jaras Neuroanatomi yang terganggu
adanya lesi pada descendent tract (
corticospinal tract
)
adanya lesi pada
extrapyramidal tract
Fisiologi Normal
Sistem Saraf Pusat
Cerebrum
Ganglia Basalis
planning, kontrol motorik volunter, membentuk kebiasaan, mempengaruhi/melepas inhibisi sistem motorik yang membuat sistem motorik menjadi aktif
Amygdala
berperan dalam sistem limbik
Korteks Cerebri
lapisan terluar
Medulla Spinalis
Substansia Alba
kumpulan serabut saraf
Substansia Grisea
Dorsal Root Ganglion
memberikan informasi sensoris
Ventral Root
memberikan informasi motorik
Batang Otak
Mesencephalon
pergerakan mata
Pons
Relay station antara cerebrum dan cerebellum
koordinasi respirasi
Medulla Oblongata
mengontrol fungsi involunter
fungsi
mediasi sensasi dan kontrol motorik dari kepala, leher, dan wajah
reticular formation
pengaturan kesadaran, tidur, modulasi nyeri, tonus otot
Diencephalon
pusat homeostasis tubuh
terbagi menjadi
Thalamus
Relay station informasi sensorik
Kelenjar Pineal
produksi hormon melatonin
Kelenjar Pitutiari
produksi hormon
FSH, LH, ACTH, TSH
Hipothalamus
regulator homeostasis
kontrol suhu tubuh
kontrol nafsu makan
kontrol fungsi reproduksi
aktivasi sistem parasimpatis
Fisiologi Refleks
Reseptor
Jalur Aferen
Pusat Integrasi
Jalur Eferen
Efektor
Jalur Ascendens ke otak
Klasifikasi Refleks
Berdasarkan tempat refleks terintegrasi
Refleks Spinal
Refleks Kranial
Berdasarkan asal refleks
Innate Reflexes
Accquired Reflexes
Berdasarkan jumlah sinaps
Monosinaptik
Polisinaptik
Berdasarkan divisi eferen
Refleks Somatik
Refleks Otonom
Anatomi Normal
Perkembangan sistem saraf
Prosencephalon
Telencephalon
Cerebrum
Bagian
Korteks Cerebri
Lobus Frontal
Lobus Parietal
Lobus Occipital
Lobus Temporal
Basal Nuclei
Putamen
Globus Pallidus
Nucleus Caudatus
Ventrikel Lateral
Sistem Limbik
Amygdala
Diencephalon
Mesencephalon
Brain Stem
Rhombencephalon
Metencephalon
Pons
Cerebellum
Myelencephalon
Medulla Oblongata
Homunculus
Vaskularisasi Otak
Arteri Karotis Interna
Arteri cerebri anterior
Arteri Komunikans
Arteri Cerebral Media
Arteri Vertebral
Arteri Basilar
Arteri Cerebal Posterior
Arteri Komunikans Posterior
Jaras Neuroanatomi
Tractus Ascendens
Jaras yang memanjang dari conus medullaris
pengantar suhu dan nyeri, penghantar sensasi raba tekan, dan penghantar sensasi proprioseptif dan diskriminasi
Tractus Descendens
hanya memiliki upper motor neuron dan lower motor neuron
Jaras Pyramidal
Tractus corticonuclearis
Tractus corticoreticularis
Tractus corticospinalis
Jaras Extrapiramidal
tractus reticulospinales
tractus vestibulospinales
tractus tectospinalis
tractus rubrospinalis
tractus olivospinalis