Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STDs - Coggle Diagram
STDs
SIFILIS
Patofisiologi primer
diinfeksi oleh
Bakteri Treponema Pallidum
yang dapat menembus
mikroabrasi dermal
yang menghasilkan
chancre tunggal di tempat inokulasi
penyerapan
dilakukan oleh
Antigen-presenting cells (APCs)
tidak efisien karena
tidak adanya antibodi opsonik
yang telah difagositosis
bermigrasi ke kelenjar getah bening
sehingga mengeluarkan
antigen ke sel Tnaive dan Bnaive.
menyebabkan
Kelenjar getah bening membesar
dan berakibat
1 more item...
Patofisiologi sekunder
terjadi dalam kurun waktu
2 hingga 8 minggu sesudah infeksi terjadi
Respons Th1 yang dominan pada sifilis primer mendorong produksi IFN-γ
pada chancre
treponema yang bereplikasi menghasilkan
makrofag,
sel T,
Sel T CD4+ dan CD8+ yang diaktifkan secara lokal menghasilkan IFN-γ.
sel plasma.
T. pallidum yang teropsonisasi pada sifilis sekunder mengalami fagositosis
Treponema resisten menyebar dan menghasilkan lesi kulit dan mukosa.
Lesi sifilis sekunder muncul setelah T. pallidum melewati persimpangan endotel
yang akan memicu
respon imun lokal
yang terdiri dari
makrofag, monosit, dan sel T
Faktor Peningkat
Kontak seksual
Pasien homoseksual dan biseksual memiliki risiko yang lebih tinggi
Pekerjaan
pekerjaan yang membutuhkan interaksi serta mobilitas tinggi dan pekerjaan dengan kemungkinan adanya aktivitas seksual yang tinggi
Penggunaan kondom
Bayi yang lahir dari ibu dengan syphilis
Status pernikahan
Lebih banyak ditemukan pada pasien yang belum menikah
Pernah mengalami STBBI, sifilis, atau HIV
Patofisiologi Kongenital
disebabkan oleh
transmisi spirochete Treponema pallidum
ke
ibu janin
dilepaskan ke
aliran darah janin
menyebabkan
transmisi spirochete treponema pallidum
menyebar
2 more items...
Patofisilogi Laten
disebabkan
T. pallidum tertinggal
pada
jaringan tubuh
dapat menyebabkan
bayi sifilis kongenital
dibagi menjadi
Tahap awal
satu tahun setelah infeksi
Tahap akhir
lebih dari satu tahun setelah infeksi
Pencegahan dan Pengontrolan
Kondom lateks
Memberikan pendidikan konseling
Pentingnya skrining IMS
Potensi penularan ke pasangan seksual
Kerentanan terhadap IMS
Monogami
Klasifikasi
terbagi menjadi
sekunder
menular dan
terjadi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan
primer
sangat menular
dan berlangsung selama 3-6 minggu
laten
asimptomatik dan umumnya tidak menular serta dapat berlangsung selama bertahun-tahun
tersier
simptomatik
dan tidak menular
kongenital
ditularkan dari ibu ke janin di dalam rahim
terdiri dari
dini (early)
simptomatik dan terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan bayi
lanjut (late)
simptomatik dan
berlanjut hingga setelah usia 2 tahun
Tanda dan Gejala Klinis
primer
Terdapat lesi khas (chancre) tunggal dan tidak nyeri → berlangsung selama 3-6 minggu, kemudian sembuh.
Sering terjadi limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) regional.
sekunder
Muncul ruam kulit yang biasanya tidak gatal (saat chancre tahap primer sembuh atau beberapa minggu setelahnya)
demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, limfadenopati, penurunan bb, kelelahan, rambut rontok
laten
Tidak ada tanda dan gejala sifilis yang terlihat (asimptomatik)
laten dini → infeksi terjadi dalam 12 bulan terakhir
laten lanjut → infeksi terjadi > 12 bulan yang lalu
tersier
Jarang terjadi dan dapat muncul 10-30 tahun setelah terinfeksi
Dapat memengaruhi otak, saraf, mata, hati, jantung, pembuluh darah, tulang, dan sendi
gejala tergantung pada sistem organ yang dikenai
Kongenital
sifilis dini: Gejala dapat terlihat dengan jelas (overt disease) seperti ruam, kelainan tulang, penyakit kuning, Hepatosplenomegali
sifilis lanjut: gigi hutchinson dan kelainan mata atau tulang
TERAPI
golongan antibiotik beta lactam
mekanisme kerja
menghentikan sintesis peptidoglikan dengan memutus ikatan –CO–N dari cincin ß-laktam di PBP → terjadi autoisis dan gangguan morfogenesis dinding sel → kematian sel bakteri
Obat: Penicilin
Penicillin G Benzathine
Dosis: 2.4 million units secara IM sebagai dosis tunggal
KI: Hipersensitivitas terhadap penisilin
Bentuk sediaa: Serbuk injeksi (IM/IV)
Efek samping
-Umum: mual muntah, ruam, urtikaria, eosinofil, reaksi Jarisch Herxheimer, kelelahan, demam
Serius: kolitis pseudomembranosa, diare pseudomembranosa, anafilaksis, agitasi, ketakutan terhadap kematian, halusinasi, kejang, gagal ginjal, laring edema
golongan tetrasiklin
Mekanisme kerja
Saat tetrasiklin berikatan dengan subunit 30S, maka tetrasiklin akan memblokir pengikatan tRNA ke situs A sehingga menghambat sintesis protein bakteri.
Obat
Tetracycline
Dosis: 500 mg 4 kali sehari secara oral selama 14 hari
Bentuk sediaan: kapsul
KI: Hipersensitivitas terhadap tetrasiklin, wanita pada paruh terakhir kehamilan, bayi, dan anak berusia <8 tahun
ESO:
Umum : perubahan warna pada gigi
Serius: fototoksisitas, pseudotumor otak, peningkatan tekanan intrakranial, asidosis, azotemia, nitrogen urea darah serum meningkat
Doxycycline
Dosis:
100 mg setiap 12 jam selama 4 minggu secara oral (infeksi berlangsung lebih dari 1 tahun)
100 mg dua kali sehari secara oral selama 14 hari
ESO:
Umum : fotosensitivitas, diare, nasofaringitis
Serius : diare pseudomembranosa, hepatotoksisitas, hipersensitivitas, pseudotumor otak, eritema multiform, sindrom Steven-Johnson
Bentuk sediaa: kapsul
GONORRHEA
Tanda dan Gejala Klinis
Pada Pria
Umumnya simptomatik
Infeksi uretra →
disuria
Keluar cairan uretra berwarna putih, kuning, atau hijau (muncul 1-14 hari setelah terinfeksi)
Infeksi faring →
faringitis
Asimptomatik hingga gejala ringan
Tanda: pruritus (gatal), terdapat sekret mukopurulen yang bersifat kental dan lengket, serta terjadi pendarahan
Para Wanita
Umumnya asimptomatik atau dengan gejala sangat ringan
Tanda: peningkatan cairan vagina berwarna kuning atau kehijauan dengan bau menyengat dan pendarahan vagina yang terjadi di antara periode menstruasi
Infeksi faring →
faringitis
Asimptomatik hingga gejala ringan
Risiko komplikasi lebih tinggi
Infeksi uretra →
disuria
Faktor Peningkat
Level edukasi atau pengetahuan
Penggunaan kondom
Kontak seksual
Berhubungan seksual pada saat pertama kali bertemu, berganti-ganti pasangan, frekuensi hubungan seksual, pekerja seks
Bayi yang lahir dari ibu dengan gonorrhoea
Pernah mengalami STBBI atau gonore
Umur
Aktif seksual di bawah 25 tahun
Terapi Farmakologis
Antibiotik β-laktam
Golongan Cephalosporin
mekanisme kerja
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu reaksi transpeptidasi
Berikatan secara kovalen dengan situs aktif PBP
Menghambat reaksi transpeptidasi
Menghentikan sintesis atau pembentukan peptidoglikan
Menyebabkan kerusakan pada integritas dinding sel
1 more item...
obat yang digunakan
Cefixime
dosis
400 mg oral sebagai dosis tunggal
Ceftriaxone
dosis
250-500 mg IM sebagai dosis tunggal
Golongan aminoglikosida
contoh obat
Gantamicin
prinsip kerja
inhibitor sintesis protein
dosis
Dewasa: 240 mg IM + azithromycin 2 g sekali sehari
golongan fluoroquinolone
contoh obat
Gemifloxacin Mesylate
dosis
infeksi gonokokal non komplikasi:
320 mg sekali sehari
prinsip kerja
inhibitor gyrase (topoisomerase)
Pencegahan dan Pengontrolan
Menggunakan kondom secara konsisten saat berhubungan seksual
Mengubah perilaku seks
Tidak mengonsumsi antibiotik secara sembarangan yang memicu resistensi antibiotik
Tidak berhubungan seksual dengan penderita gonorrhea
Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah
Berkumur dengan cairan antiseptik setelah kontak seksual
Patofisiologi
Neisseria gonorrhoeae
menempel pada sel epitel melalui pili tipe IV
Bereplikasi dan membentuk mikrokoloni di permukaan epitel mukosa
Terjadi kompetisi dengan mikrobiota residen untuk memperoleh nutrisi
Bakteri memproduksi peptidoglikan, lipooligosakarida (LOS), dan vesikel membran luar (OMVs)
Memicu aktivasi sinyal TLR dan NOD, makrofag, serta sel dendritik
Aktivasi faktor transkripsi inflamasi serta pelepasan sitokin dan kemokin
Bakteri memproduksi heptose-1,7-bisphosphate (HBP)
1 more item...
Pelepasan sitokin dan kemokin menyebabkan terbentuknya gradien sitokin dan kemokin
1 more item...
dibantu oleh
Opacity-associated
(Opa) protein
KLASIFIKASI
pada remaja dan dewasa
Uncomplicated
(tanpa komplikasi)
Infeksi gonokokal faring
Infeksi gonokokal konjungtivitis
Infeksi gonokokal urogenital (serviks, uretra, dan rektum)
Disseminated
Umumnya menyebabkan lesi pada kulit dan arthritis
Dapat terjadi komplikasi
Perihepatitis
Endokarditis
Meningitis
pada neonatus
Ophthalmia neonatorum
merupakan
Infeksi konjungtivitis pada bayi baru lahir
menyebabkan
Perforasi bola mata dan kebutaan
Infeksi gonokokal
disseminated
Sepsis, arthritis, atau meningitis
Gonococcal scalp abscesses
terjadi karena
Pemeriksaan janin menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala
pada bayi dan anak-anak
Sama seperti pada remaja dan dewasa
Untuk anak perempuan praremaja
Utamanya terjadi vaginitis
DEFINISI
Kondisi penyakit
karena
Infeksi yang ditransmisikan
melalui
Hubungan seksual
yang dilakukan dengan
Orang yang terinfeksi
disebut juga dengan
Infeksi Menular Seksual (IMS)
ALGORITMA
Nasional
Gonore
Lakukan anamnesis
Lihat adanya duh tubuh uretra dan disuria
Pengobatan
Sefiksim 400 mg dosis tunggal oral
Evaluasi pengobatan
Kanamisin 2 g injeksi IM dosis tunggal
Seftriakson 250 mg injeksi IM dosis tunggal
Lihat adanya duh tubuh vagina
Lihat adanya nyeri abdomen bawah
Konjungtivitis neonatorium (Ibu)
Konjungtivitas neonatorium (anak)
Pengobatan
Seftiakson 50-100 mg/kg BB, IM, dosis tunggal
Kanamisin 25 mg/kg BB (maksimal 75 mg), IM, dosis tunggal
Lihat adanya proktitis
Pengobatan
Sefiksim 400 mg dosis tunggal oral
Seftriakson 250 mg, IM, dosis tunggal
Menurut pedoman penggunaan antibiotik (2021); terserah mau ambil yg mana, kl bahas kasus kemaren obatnya ttp dikasi doksisiklin, jd kayaknya ibunya lebih mengacu kesini, + ini sumbernya lebih baru, cuman kurangnya disini ga ada algoritma teraapi: anamesis dkk, cuman pilihan obat aja. trserah mau ambil yg mana y
Gonore tanpa komplikasi
Sefiksim oral 400 mg dosis tunggal + doksisiklin oral 100 mg setiap 12 jam selama 7 hari
Seftriakson IM 250 mg dosis tunggal + doksisiklin oral 100 mg setiap 12 jam
Sefiksim oral 400 mg dosis tunggal // seftriakson IM 250 mg dosis tunggal + azithromisin 1 gram dosis tunggal
Gonore dengan komplikasi
Sefiksim oral 400 mg 5 hari + doksisiklin oral 100 mg setiap 12 jam
Seftriakson IM 250 mg selama 3 hari + doksisiklin oral 100 mg setiap 2 jam
Sefiksim oral 400 mg selama 5 hari // Seftriakson IM 250 mg selama 3 hari
Sifilis
Tes serologi
diberikan pengobatan bila ditemukan luka
Sifilis primer dan sekunder
Pengobatan
Benzatin-benzilpenisilin 2,4 juta IU, dosis tunggal IM
Penisilin prokain 600.000 IU/hari selama 10 hari, IM
Alergi penisilin: doksisiklin 2x100 mg/hari p.o atau eritromisin 4x500 mg/hari selama 30 hari
Prokitis
Ibu hamil
Pengobatan
Penisilin
Alergi penisilin
desensitisasi
Sifilis kongenital
Skrining ibu hamil dan bayi
Pengobatan
Aqueous crytallin penisilin G 50.000 unit/kg/dosis tiap 12 jam selama 7 hari
Prokail benzin penisilin IM 50.000 unit/kgBB/hari selama 10 hari
Laten
Sifilis tersier
Pengobatan
Aqueous crystalline penicilline G IV 18-24 juta unit/hari
Prokail benzin penisilin IM 2,4 juta unit/hari selama 10-14 hari