SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES (STD): GONORRHEA DAN SYPHILLIS

GONORRHEA image

SYPHILLIS image

Humaira Zakiya - 2106654302 - Modul Endokrin B

Gonnorrhoeae (kencing nanah) merupakan sexually transmited disease (STD) yang disebabkan oleh adanya infeksi Neisseria gonorrhoeae, yaitu suatu patogen obligat.

“Gonorrhoea” dalam bahasa latin dapat diartikan mengalirnya gonad atau nanah dari saluran genital. Dapat menginfeksi pria maupun wanita.

Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual (vagina, oral, anal) dan plasenta.

N. gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif yang membentuk koloni diplococcus. Famili Neisseriaceae tumbuh subur di membran mukus.

N. gonorrhoeae image image

Klasifikasi

Gonococcal

Gonorrhea yang isebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus.

Bakteri ini dapat menginfeksi saluran kemih, organ genital, dan rektum pada pria dan wanita.

Gejala yang muncul meliputi rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis atau vagina, atau rasa sakit pada daerah perut bawah.

Non-komplikasi

Sifilis merupakan sexually transmitted disease (STD) yang disebabkan oleh bakteri spiroset, yaitu Treponema pallidum yang merupakan bakteri gram negatif.

Treponema pallidum image image

Urogenital → pada serviks, uretra, rektum

Faringitis → terlihat pada amandel memerah dan bengkak, bintil kecil/lecet pada amandel, eksudat putih-kekuningan

Konjungtivitis → GO menyebar ke mata

Diseminata

GO sudah menyebar di luar saluran genitourinari (di daerah inti → menyebar ke daerah lain).

image

Umumnya menyebabkan lesi pada kulit dan arthritis.

image image

Neonatus

Ophtalmia neonatorum/konjungtivitis → mata merah dengan kotoran berair (nanah)

Gonococcal scalp abscesses → GO menyebar ke kulit kepala dan menyebabkan abses/kantung nanah di bawah kulit kepala

image

image

Non-gonococcal

Gonorrhea yang disebabkan oleh bakteri lain selain Neisseria gonorrhoeae, seperti Chlamydia trachomatis, Mycoplasma genitalium, atau Ureaplasma urealyticum.

Patofisiologi

image

  1. Neisseria gonorrhoeae menempel pada sel epitel urogenital inang dimediasi oleh Type IV pili dan Opa protein
  1. N. gonorrhoeae bersaing dengan mikrobiota penghuni, bereplikasi, membentuk mikrokoloni, dan mungkin biofilm

N. gonorrhoeae mampu melakukan invasi dan transcytosis

  1. N. gonorrhoeae melepaskan fragmen peptidoglikan, lipooligosaccharide (LOS) dan outer membrane vesicles (OMVs)

Mengaktifkan persinyalan Toll-like receptor (TLR) dan nucleotide-binding oligomerization domain-containing protein (NOD) di sel epitel, makrofag, dan dendritic cells (DCs)

  1. Pensinyalan NOD dan TLR menyebabkan aktivasi faktor transkripsi inflamasi dan pelepasan sitokin dan kemokin
  1. N. gonorrhoeae juga melepaskan heptosa-1,7-bifosfat (HBP)

Mengaktifkan TRAF-interacting protein with FHA domain-containing protein A (TIFA) immunity (innate immunity) yang mengandung domain FHA

  1. Pelepasan sitokin dan kemokin pro-inflamasi oleh jalur pensinyalan
    innate immune menciptakan gradien sitokin dan kemokin

Sejumlah besar leukosit polimorfonuklear/neutrofil didatangkan ke tempat infeksi.

  1. Peningkatan neutrofil membuat eksudat purulen yang kemudian memfasilitasi transmisi

Tanda dan Gejala Klinis

Gejala khas

Keluarnya cairan kental berwarna hijau atau kuning dari vagina atau penis, nyeri saat buang air kecil, dan pada wanita, pendarahan di antara periode menstruasi (National Health Service UK).

Gonore sering asimtomatik pada wanita dan simtomatik pada pria.

image

Terapi Farmakologis

Beta Laktam

Mekanisme kerja (Cell Wall Synthesis Inhibitors)

Merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri image

Resistensi antibiotik

Penyebab paling sering → Inaktivasi antibiotik oleh B-laktamase

Penyebab lainnya

Gangguan Penetrasi Obat ke PBP Sasaran

Efluks dari membran plasma

Modifikasi PBP sasaran

Cephalosporin

Ceftriaxone

Cefixime

Lini pertama pengobatan berbagai jenis gonorrhea

Bentuk sediaan: Injeksi Intramuskular (IM) image

Lini kedua apabila Ceftriaxone tidak tersedia

Bentuk sediaan: Sirup kering, Kapsul image image

Makrolida

Mekanisme kerja (Protein Synthesis Inhibitors)

Menghambat sintesis protein dengan cara berikatan di ribosom 50 s dan menghambat proses translokasi
image

Resistensi antibiotik

Meningkatnya efluks dari membran plasma

Inaktivasi secara enzimatik

Terjadi mutasi pada ribosom sehingga interaksinya terganggu

Azithromycin

Lini kedua apabila alergi Cephalosporin

Bentuk sediaan: Tablet image

Faktor Peningkat Angka Kejadian Penyakit

Kondisi kesehatan menurun.

Riwayat STD (Pasien HIV/AIDS)

Perilaku seksual (Mitra seksual dan Berhubungan seksual)

Akses buruk ke sumber informasi dan layanan kesehatan

Status ekonomi yang rendah (sosial ekonomi)

Gender, MSM/homoseksual

Usia muda (15 – 24 tahun)

Pencegahan dan Pengendalian

Melakukan pemeriksaan status STD rutin

Berkumur dengan cairan antiseptik setelah kontak seksual

Intervensi masyarakat terutama populasi yang berisiko tinggi (LSL, PSK)

Mengubah perilaku seks

Algoritma/Tatalaksana

Internasional

Nasional

Pembengkakan Skrotum (Laki-laki) image

Konjungtivitis Neonatorium (Neonatal) image

Duh Tubuh

Uretra (Laki-laki) image image

image image

Vagina (Perempuan) image image

image image

Nyeri Perut Bagian Bawah (Perempuan) image

Proktitis image image

Remaja dan Dewasa image

Sejak 2007, N. gonorrhoeae resisten antibakteri fluoroquinolon (sefalosporin)

Pada 2010, CDC merekomendasikan terapi ganda Sefalosporin dan Azitromisin atau Doksisiklin

Pada 2013, N. gonorrhoeae resisten antibakteri azitromisin

Bayi dan Anak image image

Penyebab: pelecehan seksual, menular melalui plasenta

Anak yang terinfeksi harus diuji untuk C. trachomatis, sifilis, dan HIV

Hanya sefalosporin parenteral (ceftriaxone) yang direkomendasikan pada anak-anak

Neonatus (Ophthalmia Neonatorum) image

Penyebab: pajanan perinatal pada serviks ibu yang terinfeksi
Umumnya berupa penyakit akut yang bermanifestasi 2 – 5 hari setelah lahir

Neonatus (Diseminata) image

Mendeteksi diseminata pada neonatus: kultur darah, CSF, atau aspirasi sendi

Penularan

Vertikal

Menurun dari ibu ke anak (sifilis kongenital)

Horizontal

Melalui kontak langsung atau seksual dengan selaput lendir yang terinfeksi atau lesi kulit

Melalui kontak non seksual, inokulasi yang tidak disengaja, atau transfusi darah

Klasifikasi

Kongenital

Early (2 minggu - 2 tahun)

Sekunder → Beberapa sistem organ dalam tubuh yang disebarkan melalui darah dan sistem limfatik

Late (>2 tahun)

Tersier → CNS, jantung, mata, tulang dan sendi

Acquired

Primer (10-90 hari (rata-rata 21 hari)

Tempat infeksi → Genitalia eksternal, daerah perianal, mulut, tenggorokan

Sekunder (2-8 minggu)

Tempat infeksi → Genitalia eksternal, daerah perianal, mulut, tenggorokan

Laten (4-10 minggu)

Tempat infeksi → Kemungkinan terjadi pada beberapa sistem organ (dormant)

Tersier (10-30 tahun)

CNS, jantung, mata, tulang dan sendi

Patofisiologi

image

Tanda dan Gejala Klinis

Faktor Peningkat Angka Kejadian Penyakit

Pencegahan dan Pengendalian

Algoritma/Tatalaksana

Terapi Farmakologis

Perilaku seksual (Aktivitas seksual, pasangan seksual, prostitusi, seks bebas)

Pernah mengalami infeksi sebelumnya atau terinfeksi HIV

Pada pasien hamil yang tidak melakukan skrining saat kehamilan → Bayi akan terinfeksi sifilis

Konseling, diagnosis yang cepat dan pengobatan yang tepat untuk orang tersebut dan pasangan seksualnya

Pemeriksaan rutin pada Wanita (awal kehamilan dan kondisi tertentu)

Pemeriksaan setahun sekali atau 3-6 bulan sekali (Gay/biseksual)

Ruam sifilis sekunder image image image

Lesi gummatosa sifilis tersier
image image

Chancre Sifilis Primer
image image

Primer

  1. Fagositosis oleh APC
  1. T. pallidum masuk melalui membran mukosa → chancre tunggal
  1. Spiroset bereplikasi menghindari respon bawaan dan menyebar ke kulit dan jaringan lainnya
  1. Uptake awal oleh sel fagosit tidak efisien karena tidak ada antibodi opsonik
  1. T. pallidum yang telah terfagositosis → menuju kelenjar getah bening → sel naive T dan B
  1. T.pallidum yang telah terfagositosis → menuju kelenjar getah bening → sel naive T dan B

Sekunder

Membran luar bakteri (protein TprK) menghasilkan antigen beragam → supbopulasi resisten terhadap opsonofagositosis

Tersier

Opsonisasi kurang efektif dan mencegah penyerapan oleh makrofag → penyebaran melalui darah ke end-organ dan jaringan lainnya termasuk sumsum tulang.

Kongenital image

Ditularkan kepada janin melalui plasenta

Risiko janin terpapar tinggi apabila ibu mengidap sifilis stage primer atau sekunder dan menurun pada wanita hamil yang sudah >4 tahun terinfeksi (laten).

Dapat menyebabkan kematian janin, prematuritas, atau sifilis kongenital.

Beta Laktam

Penicillin G

Merupakan lini pertama dari penyakit sifilis

Pengobatan sifilis bagi pasien yang tidak alergi penisillin

Benzathine Penicillin G

Bentuk sediaan: Serbuk injeksi, suspensi injeksi IM image

Procaine Penicillin G

Bentuk sediaan: Serbuk injeksi image

Mekanisme kerja (Cell Wall Synthesis Inhibitors)

Merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri image

Cephalosporin

Ceftriaxone

Pengobatan sifilis bagi pasien yang alergi penisillin

Bentuk sediaan: Injeksi image

Tetrasiklin

Mekanisme kerja (Protein Synthesis Inhibitors)

Menghambat sintesis protein dengan cara berikatan di ribosom 30s image

Pengobatan sifilis bagi pasien yang alergi penisillin

Tetrasiklin

Bentuk sediaan: Kapsul image

Doksisiklin

Bentuk sediaan: Kapsul, tablet, injeksi IV image

Nasional

Ulkus Genitalis image image

Stadium 1 dan 2 image

Proktitis image image

Ibu Hamil image image

Kongenital image

Internasional

Umum image image

Ibu Hamil image

Kongenital image