Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Malaria Pemicu 2 PBL Infeksi dan Imunologi - Coggle Diagram
Malaria
Pemicu 2 PBL Infeksi dan Imunologi
Epidemiologi
247 juta kasus malaria pada tahun 2021
619.000 kematian akibat malaria pada tahun 2021
185 juta kasus dan 997.000 kematian dapat dicegah pada tahun 2021
penyakit endemis pada daerah tropis, subtropis, dan menyerang negara padat penduduk.
Sub-Sahara Afrika (SSA)
Asia Selatan dan Tenggara
Kepulauan Pasifik
Amerika Tengah
Plasmodium falciparum → terdapat di Afrika Barat dan sub-Sahara
P. vivax → terdapat di Asia Selatan, Pasifik Barat, dan Amerika Tengah.
P. ovale dan P. malariae → terdapat di Afrika Sub-Sahara
P. knowlesi → terdapat di Asia Tenggara
Di Indonesia, malaria tersebar pada provinsi dan pulau yang berbeda
Spesies plasmodium dominansi:
P.vivax & P. falciparum
Faktor Risiko
Anak kecil, Bayi, Orang Tua, dan Masyarakat Tingkat Ekonomi Rendah
Defisiensi Sistem Imun
Kehamilan
Bayi Baru Lahir dengan Ibu Penyintas Malaria
Transfusi Darah
Tinggal di Daerah dengan Tingkat Malaria Tinggi
Mengunjungi Daerah dengan Tingkat Malaria Tinggi
Faktor Lingkungan
Etiologi
Vektor=
Nyamuk Anopheles
Siklus Hidup
Parasit=
Plasmodium
Spesies
P. Falciparum
P. Vivax
P. Malariae
P. Ovale
P. Knowlesi
Patofisiologi &
Patogenesis
Merozoit masuk ke RES, berkembang
secara aseksual
hemolisis eritrosit
Merozoit menghasilkan protease,
fosfolipase, lipid
Muncul sitokin proinflamasi
(TNF-alpha, IL-1, IL-3, IL-6, IFN-gamma)
Terjadi sitoadheren, sekuestrasi,
rosetting yang beredar di
mikrovaskular sehingga obstruksi
koagulasi akibat stimulasi
thrombin oleh sitoadheren
diagnosis
Diagnosis Kerja
Pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
Peripheral Blood Smear
Rapid Diagnostic Test
Nucleic Acid Amplification Test
Tes Serologi
Polymerase Chain Reaction
Mass Spectrophotometry
Pemeriksaan Fisik
uhu tubuh ≥ 37,5 °C
Sklera ikterik
Pembesaran hati (hepatomegali) dan limpa (splenomegali)
Tanda dan Gejala
Lainnya
Sakit kepala
Malaise
Kelemahan
Gangguan pencernaan
Gejala pernapasan pada bagian atas
Nyeri otot
Keringat malam
Umum
Demam
Pasien dengan komorbid
Penyakit kuning
Kebingungan
Kejang (60-80%) → pada anak-anak
Urin gelap
Diagnosis Banding
Demam Tifoid
Demam Berdarah Dengue
Demam Kuning
Hepatitis A
ISK
Influenza
Leptospirosis
Schistosomiasis
Tata Laksana
Farmakologis
Lini pertama
DHP + Primakuin
Primakuin dosis 0,25 mg/kgBB
ACT 3 hari
Primakuin 14 hari
Lini Kedua
Kina + Primakuin
Relaps malaria
regimen sama tapi dosis primakuin dinaikkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari
Non Farmakologis
Keseimbangan cairan (kristaloid)
Deteksi Komplikasi
Pengelolaan pasien tak sadar
Pencegahan
Tidur menggunakan kelambu anti nyamuk
Menebarkan ikan pemakan jentik
Memakai obat anti nyamuk
Membersihkan lingkungan seperti selokan dan lumut
Memasang kawat kasa pada jendela atau ventilasi rumah
Menimbun genangan air
Menjauhkan kandang ternak dari rumah
Tidak menggantung kain atau pakaian yang bekas pakai
Menggunakan pakaian tertutup ketika keluar pada malam hari
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menggunakan obat antimalaria
Prognosis
P. falciparum dan P. ovale
selama 2 hingga 3 minggu
dapat kambuh kembali sekitar 6 hingga 18 bulan kemudian
P. vivax
berlangsung selama 3 hingga 8 minggu
dapat kambuh kembali dalam beberapa bulan hingga sampai 5 tahun kemudian
P. malariae
berlangsung selama 3 hingga 24 minggu
dapat kambuh kembali hingga 20 tahun kemudian
Untuk malaria berat yang diobati memiliki angka kematian antara 10-20% sedangkan kematian pada wanita hamil bisa mencapai 50%
Komplikasi
neurologis
Malaria serebral, gangguan saraf kranial, tremor ekstrapiramidal, dan ataksia
Pulmonal
Acute lung injury, edema paru, ARDS
Abnormalitas Hematologi
Anemia berat serta syok dan hipertensi
Renal
Gagal ginjal akut (oliguria/ anuria), hemolisis intravaskular akut, nekrosis tubular akut