Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Infeksi HIV Pemicu 3 PBL Infeksi Imunologi - Coggle Diagram
Infeksi HIV
Pemicu 3 PBL Infeksi Imunologi
Patofisiologi &
Patogenesis
Siklus Hidup
Glikoprotein envelope virus menempel pada reseptor CD4+
fusi virus dan materi genetik
denaturasi kapsid
integrasi nukleus
transkripsi &
translasi virus
perakitan
pelepasan
1 more item...
Perjalanan penyakit HIV
Infeksi HIV
TCD4 menurun cepat
Early stage
500 sel/mikroliter
asimptomatik
limfadenopati
MIddle stage
200-500 sel/mikroliter
diare
demam
Berat badan turun
Advanced stage
50-200 sel/mikroliter
manifestasi klinis AIDS
Late stage
<50 sel/mikroliter
Manifestasi neurologis
HIV wasting disease
Definisi
dapat ditransmisikan secara seksual, transfusi darah, penggunaan jarum intravena berbarengan, dan transmisi vertikal melalui ibu ke anak selama masa kehamilan atau menyusui
virus yang menyerang CD 4 limfosit T
Epidemiologi
84,2 juta orang telah terinfeksi virus HIV
sekitar 40,1 juta orang meninggal akibat infeksi virus HIV sejak pertama kali ditemukan
Secara global 38,4 juta orang terinfeksi HIV pada akhir 2021
Diperkirakan sekitar 0,7% orang berusia 15-49 tahun terinfeksi HIV
Penularan heteroseksual menjadi cara penularan paling dominan hingga sekitar 85% dari semua infeksi viru HIV-1.
Afrika Selatan masih menjadi epicentre dari pandemi
Hingga saat ini tidak ada wilayah di dunia ini yang tidak tersentuh oleh pandemi ini
Etiologi
HIV
HIV-1 paling sering menjadi penyebab infeksi dan bertanggung jawab menimbulkan AIDS di seluruh dunia
HIV-2 lebih sering ditemukan di Afrika Barat sehingga lebih jarang
Genus Lentivirus
Famili Retroviridae
Subfamili Orthoretrovoronae
Faktor Risiko
Melakukan seks anal atau vaginal tanpa menggunakan kondom
Memiliki penyakit menular seks lainnya seperti sifilis, herpes, klamidia, gonorrhea, dan vaginosis bakterial
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual
Berbagi jarum suntik, alat suntik, dan peralatan suntik lainnya yang terkontaminasi serta larutan obat saat menyuntikkan narkoba
Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi jaringan, dan prosedur medis lainnya yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril
Mengalami cedera jarum suntik yang tidak sengaja, termasuk di antara petugas kesehatan
Melakukan seks anal atau vaginal tanpa menggunakan kondom
Memiliki penyakit menular seks lainnya seperti sifilis, herpes, klamidia, gonorrhea, dan vaginosis bakterial
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual
Berbagi jarum suntik, alat suntik, dan peralatan suntik lainnya yang terkontaminasi serta larutan obat saat menyuntikkan narkoba
Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi jaringan, dan prosedur medis lainnya yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril
Mengalami cedera jarum suntik yang tidak sengaja, termasuk di antara petugas kesehatan
Komplikasi
Infeksi Oportunistik
Contoh
Semua jumlah CD4+
Mycobacterium tuberculosis
Jumlah CD4+ kurang dari 250 sel/mm^3
Coccidioidomycosis
pneumonia fokal yang disertai demam, batuk, dan nyeri dada pleuritik
meningitis dengan sakit kepala, lesu
Jumlah CD4+ kurang dari 200 sel/mm^3
Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP)
kandidiasis mukokutan (Candida albicans)
Jumlah CD4+ < 150 sel/mm^3
Histoplasma capsulatum
Jumlah CD4+ <50 sel/mm^3
Sitomegalovirus
Kompleks Mycobacterium avium (MAC)
Toxoplasma gondii ensefalitis
Bartonellosis (Bartonella henselae dan quintana)
Jumlah CD4+ < 100 sel/mm^3
Cryptococcus neoformans
Kriptosporidiosis (Protozoa, Cryptosporidium)
Virus herpes simpleks (HSV)
Mikrosporidiosis
Infeksi virus JC (Virus John Cunningham/human polyomavirus 2)
Patofisiologi
Fusi membran HIV dengan membran sel
genom virus masuk ke sitoplasma
enzim reverse transcriptase memediasi sintesis DNA proviral
integrasi provirus ke dalam genom sel
aktivasi sitokin sel, transkripsi genom HIV, pengangkutan RNA ke sitoplasma
mengakibatkan ekspresi gp120/
gp41 pada permukaan sel
pertunasan virion menjadi matang
1 more item...
Diagnostik
Diagnosis Kerja
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Tampilan umum
Limfadenopati
Kulit
Mata
Rongga mulut
Infeksi oportunistik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan serologis
Rapid test
Immunokromatografi
3x positif
ELISA
Western blot
sudah tidak digunakan
Pemeriksaan virologis
PCR DNA HIV/ RNA HIV
untuk bayi
Prinsip pemeriksaan
Informed consent
Confidentiality
Counseling
Correct test
Connection to prevention, care
Tanda dan Gejala
Anamnesis
TOSSIS
Riwayat transfusi
Penggunaan tato
Orientasi seksual
Keluhan dan gejala
(flu-like syndrome)
7 Cardinal Signs
Kandidiasis oral
Sarkoma kaposi
Gingitis ulseratif
Eritema gingiva linear
Hairy leukoplakia
limfoma non-hodkin
Necrotizing periodentitis
Diagnosis Banding
Burkitt lymphoma
Candidiasis
Cryptococcosis
Cryptosporidiosis
Coccidioidomycosis and valley fever
Cytomegalovirus (CVM)
High grade malignant immunoblastic lymphoma
Herpes simplex
Mycobacterium avium complex(MAC)
Toxoplasmosis
Tatalaksana
Farmakologi
Terapi Antiretroviral (ARV)
NRTI (Nucloside reverse
transcriptase inhibitor)
NNRTI (Nonnucreoside reverse
transcriptase inhibitor)
PI (Protease inhibitor)
Entry inhibitors
Non Farmakologi
Edukasi
Perubahan gaya hidup sehat
Pemantauan kondisi
Evaluasi klinis
Jumlah CD4, viral load per 6 bulan
Pencegahan dan Edukasi
Penggantian ASI menjadi susu formula
Penggunaan kondom saat berhubungan seksual
profilaksis pra pajanan (PrEP)
Melakukan beberapa vaksinasi
Tidak melakukan konsumsi narkoba
Mengedukasi diri mengenai HIV
Pencegahan oleh
KEMENKES RI
A (Abstinence): yang berarti absen atau tidak melakukan hubungan seksual bagi yang belum menikah.
B (be faithful): bersikap saling setia kepada satu pasangan seks yang berarti tidak bergonta-ganti pasangan.
C (condom): penggunaan kondom diperlukan pada saat melakukan hubungan seksual.
D (drug no): yang mana dilarang untuk menggunakan narkoba.
E (education): diperlukan adanya edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV seperti cara penularannya, pencegahan, dan pengobatannya.
Prognosis
CD4 >500
sangat baik
Baik jika diberi tatalaksana
Rujukan
sakit berat/stadium 4
Rehabilitasi
mengembalikan fungsi sosial pasien