Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pengimplementasian Jurnalisme Hiperlokal dalam Pemberitaan Isu Lingkungan:…
Pengimplementasian Jurnalisme Hiperlokal dalam Pemberitaan Isu Lingkungan: Analisis Isi Project Multatuli dan Tempo.com
SITUASI
Media harus mulai meliput isu lingkungan karena perubahan iklim berangsur menjadi krisis yang berdampak terhadap segenap masyarakat dunia
Media tidak menyajikan informasi mendalam yang konstruktif, tetapi sekadar fakta dasar akan masalah lingkungan tersebut sehingga aksi konkrit belum bisa termanifestasikan oleh masyarakat
-
MASALAH
Kendati ganas dalam meliput krisis lingkungan berskala internasional, media jarang sekali mengulik masalah lingkungan berskala komunitas
Media lebih sering menargetkan target audiens yang general ketimbang menjadi watchdog akan pemerintah yang menerapkan protokol dan peraturan ekosistem yang masih laif
Media lokal tidak bisa menyebarluaskan isu lingkungan secara masif. Alhasil, media, baik independen maupun arus utama yang populer, memiliki peran yang imperatif dalam pemberitaan isu lingkungan. Sayangnya, frekuensi akan ini masih kian marginal.
Konsep jurnalisme hiperlokal kerap sekali absen dalam pemberitaan isu lingkungan. Padahal, peran warga komunitas itu tidak kalah esensialnya dari warga perkotaan
Maka dari itu, media independen seperti Project Multatuli dan media arus utama seperti Tempo.com terpilih karena secara frekuensi keduanya meliput berita lingkungan dengan kuantitas yang banyak
PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan Besar: Bagaimana cara media mengubah bukan perspektif saja, melainkan juga perilaku masyarakat terhadap lingkungan.
- Bagaimana media menggunakan elemen audio visual untuk menggalakkan segenap masyarakat Indonesia untuk bertindak?
- Bagaimana media menjadi pendorong untuk pemerintahan Indonesia, baik lembaga eksekutif maupun yudikatif, bertindak tegas akan masalah lingkungan?
- Bagaimana media memanfaatkan jurnalisme hiperlokal dalam memelekkan masyarakat Indonesia terhadapa isu lingkungan dalam skala komunitas?
SOLUSI
Solusinya adalah memproduksi karya ilmiah dengan menganalisis Project Multatuli dan Tempo.com lewat lensa teori Wilson Rowley akan Jurnalisme Komunitas
Karena adanya indikator, metode kuantitatif dalam bentuk analisis isi menjadi cara yang paling tepat untuk karya ilmiah ini. Bentuk analisis isi memungkinkan penelitian ini untuk mendeteksi frekuensi akan berita lingkungan dengan jurnalisme hiperlokal di Project Multatuli dan Tempo.com
Penelitian ini akan melalukan analisis isi akan berita lingkungan di Tempo.com. Sejumlah contoh artikel dengan jurnalisme hiperlokal tersebut adalah Menanti Pekikan Merdu Bilou Lagi, Primata Endemik Mentawai di Pulau Sipora Terancam Kehilangan Habitat, dan Dermaga Berbahan Terumbu Karang
Terdapat tiga indikator yang krusial guna melihat bila media telah menggunakan jurnalisme hiperlokal yaitu penjelasan struktur komunitas, multipel perspektif, dan nilai kohesif komunitas.
Setidaknya, total tiga ratus berita akan dijadikan sampel; 150 dari Project Multatuli, sedangkan 150 dari Tempo.com
Media, baik nasional maupun internasional, kerap sekali memfokuskan pemberitaan isu lingkungan berskala makro