Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
LTM 2:OBESITAS, Humaira Zakiya (2106654302) Modul Gangguan Endokrin-B -…
LTM 2:OBESITAS
Fisiologi Lemak dalam Tubuh
Lipid
Sekelompok senyawa heterogen meliputi lemak, minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya.
Bersifat tidak larut air, tapi larut dalam pelarut nonpolar (eter, kloroform,dll)
Klasifikasi
Lipid sederhana
Lemak
Minyak
Wax
Lipid kompleks
Fosfolipid
Glikolipid
Lipid kompleks lain
Prekursor dan
lipid turunan
Asam lemak
Gliserol
Steroid
Alkohol
Aldehida lemak
Badan keton
Penyimpanan Lemak
Lemak utamanya disimpan dalam
jaringan adiposa
yang khusus untuk menyimpan lemak.
Jaringan adiposa juga mensekresi adipokin, salah satunya yaitu Leptin yang dapat mengatur asupan makanan (
food intake
).
Triasilgliserol (trigliserida)
merupakan bentuk simpanan utama asam lemak
Metabolisme
Katabolisme Lipid (Lipolisis)
Untuk menghasilkan ATP, trigliserida harus dipecah terlebih dahulu menjadi gliserol dan asam lemak melalui lipolisis.
Dikatalisis oleh enzim lipase dan dapat ditingkatkan oleh hormon epinefrin dan norepinefrin.
Setelah dipecah, gliserol akan diubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat.
Jika suplai ATP
tinggi
, gliseraldehida 3-fosfat akan dikonversi menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis.
Jika suplai ATP
rendah
, gliseraldehida 3-fosfat akan memasuki jalur katabolik dan menjadi asam piruvat, yang kemudian berubah menjadi asetil KoA dan masuk ke siklus Krebs.
Sementara itu, asam lemak akan mengalami beta oksidasi di matriks mitokondria dan membentuk asetil KoA, yang akan masuk ke siklus Krebs.
Anabolisme Lipid (Lipogenesis)
Lipogenesis adalah proses pembuatan trigliserida dari glukosa atau asam amino yang dilakukan oleh sel-sel hati dan adiposa dan dipicu oleh insulin.
Lipogenesis terjadi saat seseorang mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ATP mereka.
Hal ini menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan kalori dalam bentuk lemak melalui proses lipogenesis.
Asupan Makanan (
Food Intake
)
Energi
Input
Asupan makanan merupakan sumber utama energi yang masuk ke dalam tubuh.
Energi tersebut kemudian digunakan untuk menjalankan fungsi biologis atau disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen sebagai cadangan energi.
Energi
Output
Energi yang dikeluarkan tubuh untuk melakukan kerja.
Kerja eksternal
Energi yang digunakan saat otot rangka berkontraksi untuk memindahkan objek eksternal atau untuk melakukan gerakan di luar tubuh.
Kerja internal
Mencakup semua bentuk pengeluaran energi biologis yang tidak terlihat dalam bentuk kerja mekanis di luar tubuh.
Peran Hipotalamus
Nukleus arkuatus
merupakan kompleks neuron di hipotalamus yang berperan pada siklus makan dan kenyang
Nukleus arkuatus memiliki 2 subset neuron
Satu subset mengeluarkan
Neuropeptida Y (NPY)
yaitu
stimulan nafsu makan
Meningkatkan
food intake
Subset kedua mengeluarkan
Melanokortin
(terutama α-melanocyte-stimulating hormone atau
α-MSH
)
Menekan nafsu makan
Menurunkan
food intake
Faktor yang Mempengaruhi
Hormon Leptin
Merupakan
adipokin
yang berasal dari jaringan adiposa
Bekerja utamanya di
nukleus arkuatus
Berperan dalam
penurunan nafsu makan
→ penurunan berat badan
Mekanisme:
menghambat NPY
dan
merangsang melanokortin
. Penyimpanan lemak ⇩ → sekresi leptin ⇩ → nafsu makan ⇧ → berat badan ⇧
Hormon Insulin
Adanya peningkatan
konsentrasi glukosa darah
→ insulin meningkat (dihasilkan oleh
pankreas
)
Insulin kemudian merangsang sel-sel tubuh untuk menyerap, menggunakan, dan menyimpan nutrisi
Hal ini akan menghambat sel-sel yang
mensekresi NPY
dari nukleus arkuatus →
menekan
food intake
Second-order neuronal areas
LHA (Lateral Hypothalamic Area)
Menghasilkan
oreksin
(stimulator kuat food intake dan akan meningkatkan nafsu makan)
NPY merangsang
pelepasan orexin
Melanocortin menghambat
pelepasan orexin
PVN (Paraventricular Nucleus)
Menghasilkan
chemical messengers
seperti
corticotropin-releasing hormone
(menurunkan food intake dan menurunkan nafsu makan)
Dirangsang
oleh
melanokortin
dan
dihambat
oleh
NPY
Pusat Kenyang (Nukleus Traktus Solitarius (NTS))
Memproses sinyal penting dalam
perasaan kenyang
→ kontrol makanan
jangka pendek
.
NTS tidak hanya menerima input dari
neuron hipotalamus
yg terlibat dalam
homeostasis energi
, tetapi juga menerima input
aferen
dari
saluran pencernaan
.
Ghrelin (sinyal lapar)
Diproduksi oleh
lambung
dan diatur oleh
status makan
Perangsang nafsu makan
yang kuat
Mekanisme: mengaktifkan neuron yang mensekresi NPY → sekresinya memuncak sebelum makan dan
membuat orang lapar
, lalu
turun setelah makanan dimakan
PYY3-36 (sinyal kenyang)
Diproduksi oleh
usus halus
dan
usus besar
Berada pada
tingkat rendah sebelum makan
, lalu
setelah makan meningkat
→ menandakan rasa kenyang
Mekanisme:
menghambat neuron
yang
mensekresi NPY
Cholecystokinin (CCK)
Diproduksi oleh
mukosa duodenum
selama pencernaan
Berperan sebagai
sinyal kenyang
Disekresikan sebagai respon adanya nutrien di usus halus, akan
mempermudah pencernaan
dan
penyerapan nutrien
Mekanisme
: setelah makanan masuk ke usus halus, CCK disekresi → CCK membantu penyerapan nutrien di usus → menimbulkan rasa kenyang
Faktor Psikososial
Faktor sosial dan lingkungan
Kebiasaan makan tiga kali sehari
Makan sebagai bagian dari aktivitas hiburan, santai, bisnis
Faktor Makanan
Makanan dengan rasa, aroma, dan tekstur yang enak → menambah nafsu makan dan asupan makanan
Makanan yang terlihat kurang sedap atau tidak sesuai selera → mengurangi nafsu makan dan asupan makanan
Jumlah makanan yang tersedia berperan penting dalam menentukan jumlah asupan makanan
Faktor kondisi psikologis
Stres, rasa cemas/ansietas, depresi, kebosanan dapat mempengaruhi jumlah asupan makanan.
Orang sering makan untuk memuaskan kebutuhan psikologis, bukan menghilangkan rasa lapar
Energy Balance
Keseimbangan energi (
energy balance
) terjadi ketika input energi sama dengan outputnya.
Neutral energy balance
Ketika jumlah energi dari asupan makanan setara dengan energi yang dikeluarkan → berat badan tetap.
Positive energy balance
Ketika jumlah energi yang berasal dari asupan makanan melebihi jumlah energi yang dikeluarkan → terjadi kenaikan berat badan.
Negative energy balance
Ketika jumlah energi yang didapatkan dari makanan kurang dari jumlah energi yang dikeluarkan → penurunan berat badan.
Klasifikasi
Overweight
dan Obesitas
BMI (
Body Mass Index)
Berat badan kurang (Underweight)
BMI= < 18,5
Berat badan normal BMI= 18,5 - 24,9
Kelebihan berat badan (Overweight) dengan risiko
BMI= 25 - 29,9
Obesitas I
BMI= 30 - 34,9
Obesitas I
BMI= 35 - 39,9
Obesitas ekstrim BMI= >40
Rumus
Lingkar Pinggang
Menggunakan pita pengukur meteran mengukur bagian atas tulang pinggul sejajar dengan pusar.
Pastikan tidak terlalu ketat dan lurus, bahkan di bagian belakang dan jangan menahan napas saat mengukur.
Laki-laki: >90 Perempuan: >80
Risiko Komorbiditas
Obesitas memiliki hubungan dengan risiko kesehatan yang serius dan peningkatan angka kematian.
Beberapa kondisi penyakit atau masalah kesehatan lebih umum terjadi pada orang yang mengalami kelebihan berat badan.
Contoh: kanker, penyakit kardiovaskular (CVD), tipe 2 diabetes, dan penyakit pernapasan pada pria dan wanita.
Obesitas sebagai faktor pencetus terjadinya berbagai jenis penyakit kronis
Diabetes
Risiko jangka panjang DM tipe 2 meningkat secara signifikan dengan bertambahnya berat badan.
Cardiovascular disease
Obesitas merupakan faktor risiko pada beberapa penyakit kardiovaskular seperti penyakit arteri koroner, serangan jantung, gagal jantung, dsb.
Gallbladder disease
Penyakit kandung empedu memiliki hubungan yang signifikan dengan obesitas. Pasien obesitas memiliki level kolesterol lebih tinggi → batu empedu.
Acute Pancreatitis
Pankreatitis akut juga terkait erat dengan obesitas, dimana studi menunjukkan bahwa obesitas meningkatkan keparahan dan kematian akibat pankreatitis akut.
Nonalcoholic Fatty Liver Disease
Penyakit hati berlemak non-alkohol dikaitkan dengan obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan resistensi insulin, komponen MetS yang meningkatkan risiko kardiovaskular.
Obstructive Sleep Apnea
Merupakan gangguan pernapasan saat tidur akibat obstruksi jalan napas.
Pada pasien obesitas, lemak di saluran pernapasan bagian atas menumpuk → mempersempit jalan napas.
Depresi
Hubungan antara obesitas dengan depresi telah lama terjadi, sebab akibat dari hubungan tersebut belum diketahui, namun banyak obat antidepresan yang dikaitkan dengan penambahan berat badan.
Patogenesis obesitas
Food Intake and Energy Balance
Kelebihan konsumsi makanan dapat memicu keadaan positive energy balance sehingga dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Kenaikan berat badan hingga obesitas disebabkan oleh jumlah asupan energi melebihi jumlah energi yang dikeluarkan.
Family History and Lifestyle
Kemungkinan untuk gemuk ditingkatkan oleh riwayat keluarga (kecenderungan untuk menumpuk lemak) dan gaya hidup (kebiasaan pola makan atau olahraga yang buruk).
Bila salah satu orangtuanya Obesitas, maka peluang anak-anak menjadi Obesitas 40-50% dan bila kedua orangtuanya menderita Obesitas maka peluang faktor keturunan menjadi 70-80%.
Gaya hidup seperti konsumsi gula, lemak berlebih serta kurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas.
Modifikasi Epigenetik
Metilasi DNA
Mekanisme epigenetik yang paling penting untuk mengatur ekspresi gen.
Modifikasi histon
Kelainan modifikasi post translasi histon, berhubungan dengan regulasi epigenetik pada adipogenesis dan terjadinya obesitas.
Regulasi yang diperentarai oleh miRNA
Peningkatan kadar miRNA terlihat pada anak-anak dengan nilai BMI tinggi.
Lingkungan Mikro dan Mikrobiom Saluran Cerna
Mikrobiota usus memiliki peran penting yang bermanfaat pada inangnya, termasuk keterlibatan dalam metabolisme karbohidrat dan lipid, sintesis vitamin dan asam amino, proliferasi sel epitel, perlindungan terhadap patogen.
Gangguan pada mikroflora usus dapat menyebabkan peradangan pada lapisan usus.
Respons ini dimediasi oleh TLR (Toll like Receptors), yang mengidentifikasi dan menyerang mikroba inang.
Faktor Genetik
Obesitas monogenik
→ Dihasilkan dari mutasi gen tunggal, terutama terletak di jalur leptin-melanocortin
Obesitas sindromik
→ Obesitas berat akibat kelainan perkembangan saraf dan malformasi organ/sistem lainnya.
Obesitas poligenik
→ Disebabkan oleh kontribusi kumulatif dari banyak gen
Kondisi Kesehatan
Sindrom Cushing iatrogenik dan idiopatik,
Defisiensi hormon pertumbuhan,
Defisiensi leptin, Insulinoma,
Berbagai gangguan kejiwaan seperti depresi, binge eating, dan skizofrenia
Penggunaan Obat
Obat Diabetes
Insulin dan sulfonilurea
→ dapat menyebabkan weight gain.
Thiazolidinediones
→ Menyebabkan kenaikan berat badan yang bergantung waktu dan dosis yang substansial.
Obat Antihipertensif
Beta Blockers
→ Mempengaruhi berat badan dengan pengurangan pengeluaran energi total
Calcium Channel Blockers
→ Dianggap netral dalam mempengaruhi berat badan. Namun, salah satu obat dalam golongan ini, flunarizine, dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan hingga 4 kg
Tujuan Terapi
Tujuan manajemen berat badan termasuk kehilangan sejumlah berat badan yang telah ditentukan sebelumnya, mengurangi tingkat kenaikan berat badan, atau mempertahankan berat badan, tergantung pada situasi klinis.
Terapi Non Farmakologi
Diet
Direkomendasikan:
Low-fat diets
(mengurangi konsumsi lemak) dan
High protein diets
(meningkatkan konsumsi protein).
Wanita: 1.200–1.500 kkal/hari
Pria: 1.500–1.800 kkal/hari
Aktivitas fisik
Direkomendasikan:
Aktivitas sedang.
Contohnya bulu tangkis, berjalan, bersepeda
Operasi
Untuk
Obesitas Parah
, pasien dengan
BMI ≥ 40 kg/m2
dan pasien dengan
BMI 35 hingga 40
kg/m2 yang memiliki kondisi
komorbiditas
berisiko tinggi
Vertical banded gastroplasty
:
dimana kantong kecil dengan saluran keluar terbatas dibangun di sepanjang kelengkungan perut yang lebih rendah.
Gastric bypass
: dimana kantong lambung proksimal dibuat dengan saluran keluarnya berupa tungkai usus halus berbentuk Y.
Terapi Farmakologis
Gastrointestinal Lipase Inhibitor
Inhibitor reversibel dari lipase usus
Contoh:
Orlistat
Bentuk sediaan:
Kapsul 120 mg
Glucagon Like Peptide-1 Agonist
GLP-1 endogen dilepaskan pada respons terhadap pencernaan makanan dan merangsang reseptor GLP-1 di otak untuk mengurangi nafsu makan.
GLP-1 juga merangsang sekresi insulin dan mengurangi sekresi glukagon.
Contoh:
Liraglutide
Bentuk sediaan:
Injeksi
Noradrenergic Agents
Peningkatan konsentrasi neurotransmitter adrenergik mengaktifkan pusat hipotalamus, yang mengakibatkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan.
Contoh:
Diethylpropion
Bentuk sediaan:
Tablet
Serotonin Receptor Agonist
Aktivasi reseptor 5-HT2C pusat menghasilkan penekanan nafsu makan, menyebabkan berkurangnya asupan energi dan peningkatan rasa kenyang.
Contoh:
Lorcaserin
Bentuk sediaan:
Tablet
Phentermine–topiramate combination
Topiramate
: menyebabkan penurunan berat badan dengan menekan nafsu makan melalui modulasi reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA)
Phentermine
: Merangsang pelepasan norepinefrin (utama), serotonin (5-hydroxytryptamine [5HT]), dan dopamin, sehingga menyebabkan pengurangan nafsu makan.
Bentuk sediaan:
Kapsul
Naltrexone-bupropion combination
Penelitian non-klinis menunjukkan bahwa naltrexone dan bupropion memiliki efek pada dua area otak yang terpisah terlibat dalam pengaturan asupan makanan. Efek neurokimia yang spesifik dari kombinasi menyebabkan penurunan berat badan tidak sepenuhnya dipahami.
Bentuk sediaan:
Tablet
Algoritma Terapi
Sumber
: Schwinghammer, T. L., DiPiro, J. T., Ellingrod, V., & DiPiro, C. V. (2022). DiPiro’s Pharmacotherapy Handbook, 12th Edition. McGraw-Hill Education / Medical.
Parameter monitoring
Dilakukan monitoring
1x setiap bulan
pada
3 bulan pertama
, kemudian dilanjutkan
sekali setiap 3 bulan
terhadap pasien
Efek samping dan tolerabilitas obat
Berat badan dan lingkar pinggang
Tekanan darah
Gula darah (pada pasien diabetes)
Tes laboratorium (tes elektrolit, tes fungsi hati, hitung darah lengkap, kolesterol total, kolesterol HDL dan LDL, trigliserida, dan hormon perangsang tiroid, atau tes fungsi tiroid (jika perlu))
Humaira Zakiya (2106654302)
Modul Gangguan Endokrin-B