Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
TATA GUNA LAHAN SKALA MIKRO: KOTA - Coggle Diagram
TATA GUNA LAHAN SKALA MIKRO: KOTA
KAWASAN PERKOTAAN-PERDESAAN
PERKOTAAN
Kegiatan utama bukan pertanian
PERDESAAN
Kegiatan utama pertanian
KOTA (CITY)
Karakteristik
Konsentrasi penduduk
LEBIH PADAT
dari wilayah sekitarnya
Jumlah penduduk
RELATIF BESAR
Luas areal
TERBATAS
Non-Agraris
Kepadatan penduduk
RELATIF TINGGI
Pola hubungan
RASIONAL
EKONOMIS
INDIVIDUALISTIS
PERKOTAAN (URBAN)
"
Daerah permukiman yang meliputi
kota induk
dan
daerah pengaruh di luar batas administratifnya
yang berupa daerah pinggiran sekitarnya/daerah suburban
"
KRITERIA (BPS, SENSUS 1980)
Kepadatan penduduk
5000 dianggap sebagai
Kota
Persen rumah tangga pertanian
< 25% rumah tangganya berusaha dalam bidang pertanian, didefinisikan sebagai
kota
Jumlah fasilitas kota
Lebih dari 7
fasilitas
dianggap sebagai
kota
(BPS, Sensus 1980)
Lebih dari 10
fasilitas
dianggap sebagai
kota
(SP, 2000)
Fasilitas
Kendaraan umum bermotor
Bioskop
SD
SLP
SLA
Klinik
Klinik bersalin
Puskesmas
Kantor pos
Bank
Daerah pertokoan
Asrama/Hotel
Tempat penyewaan alat pesta
KAWASAN PERKOTAAN (KP)
Berstatus
administratif Daerah Kota
Bagian dari
Daerah Kabupaten
PEMBAGIAN WILAYAH DALAM PENATAAN RUANG
ASPEK ADMINISTRASI
Wilayah Nasional
Wilayah Provinsi
Wilayah Kabupaten/Kota
FUNGSI UTAMA KAWASAN
Kawasan Lindung
Kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
Kawasan Suaka Alam
Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan Cagar Budaya
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan Lindung lainnya
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Budidaya
Kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi SDA, SDM, dan Sumber Daya Buatan
Kawasan Hutan Produksi
Kawasan Hutan Rakyat
Kawasan Pertanian
Kawasan Pertambangan
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan Pariwisata
Kawasan Permukiman
Kawasan lainnya
KEGIATAN KAWASAN
Kawasan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
NILAI STRATEGIS KAWASAN
Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BARLOWE,1986
Fisik dan Biologis
Kesesuaian dari sifat fisik
Geologi
Taah
Air
Iklim
Vegetasi
Ekonomi
Keuntungan
Kondisi pasar
Transportasi
Institusi
Hukum pertanahan
Kondisi sosial-politik
Administrasi
MODEL PENGGUNAAN LAHAN
PENDEKATAN EKONOMI
DALAM MEMAHAMI POLA PENGGUNAAN LAHAN
Teori Sewa Lahan (
land rent
)
Nilai atau harga yang dikaitkan dengan aset-aset yang memberikan aliran produksi dan jasa sepanjang lahan dipergunakan
Aset
Kesuburan tanah (Ricardian rent)
Lokasi (Thunenian rent)
Non-fisik
Kenyamanan lingkungan (amenity rent)
Institusional rent
Social rent
Asumsi
Terdapat satu pusat pasar (CBD) yang dikelilingi wilayah produksi pertanian
Tingkat kesuburan tanah seragam daengan permuaan tanah mendatar
Setiap rumah tangga mempunyai akses informasi yang sama dengan alat transportasi dan tingkat mobilitas sama
Harga faktor non-lahan kompetitif
Teori Nilai Lahan
KEKUATAN PASAR
DALAM ALOKASI LAHAN PERKOTAAN
Faktor Permintaan
SUmberdaya yang dialokasikan bergantung pada harga, biaya, dan keuntungan
Perusahaan dan rumah tangga mempunyai preferensi yang dicerminkan dalam harga dan rent
Pemilik lahan menjual dan menyewakan pada penwar yang lebih tinggi
Pembeli mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pasar sehngga terjadi persaingan
Tidak ada campurtangan pemerintah
Tidak ada perubahan dinamis dalam transportasi atau teknologi
Faktor Supply
Perencanaan mempengaruhi supply
Kendala fisik dalam bentuk dan kualitas lahan
Pilihan-pilihan perilaku yang dilakukan oleh pemilik lahan