Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
OSTEOPOROSIS - Coggle Diagram
OSTEOPOROSIS
Definisi
merupakan pengeroposan tulang atau penurunan densitas tulang
Parameter Pemantauan Keberhasilan dan Keamanan Terapi
Kepatuhan pasien
Efek Samping
Pengukuran DXA/BMD 1-2 thn sekali
Evaluasi durasi terapi
1 tahun (romosuzumab)
2 tahun (teriparatide)
3 tahun (bifosfoat intravena)
5 tahun (bifosfonat oral)
Bone turnover marker (BTM) -> serangkaian protein atau biomarker
dilepaskan saat bone remodelling
-> diukur 2-3 bulan sekali
-> diukur kadar serum darah/urin
ALGORITMA TERAPI
Tatalaksana GIO pada wanita menopause dan pria > 50 tahun
menerima terapi glukokortikoid oral selama > 3 bulan melakukan tes BMD dengan alat DXA
glukokortikoid > 5 mg/hari selama 3 bulan
lini pertama: obat antiresorptif
dihentikan
12 bulan sebelum konsepsi pada wanita
Terapi Pascamenopause
low risk
tidak ada riwayat patah tulang panggul/belakang
T-score panggul dan tulang belakang > -1.0
risiko patah tulang panggul 10 tahun <3% dan patah tulang osteoporosis mayor <20%
menilai kembali risiko faktur setelah 2-4 tahun
moderate risk
tidak ada riwayat patah tulang panggul/belakang
T-score panggul dan tulang belakang > -2.5
risiko patah tulang panggul 10 tahun <3% dan patah tulang osteoporosis mayor <20%
bisphosphonate (menilai kembali risiko patah tulang setelah 3 tahun (injeksi) dan 5 tahun (oral))
high risk
ada riwayat patah tulang panggul/belakang
T-score kurang dari sama dengan -2.5
Denosumab dan menilai kembali risiko faktur setelah 5-10 tahun
very high risk
pernah mengalami patah tulang panggul/belakang beberapa kali
T-score kurang dari sama dengan -2.5
mengonsumsi teripatode/abalopatide selama 2 tahun
Denosumab dan menilai kembali risiko faktur setelah 5-10 tahun
Fracture Risk Assesment Tool (FRAX)
nilai major osteoporosis di bawah 20% dan nilai hip fracture kurang dari 3%
dikategorikan low risk osteoporosis
terapi yang dapat dilakukan
optimalisasi vit D dan kalsium, perubahan gaya hidup, pemberian SERM, mengulang cek BMD dan FRAX selama 2 tahun
KLASIFIKASI
PRIMER
Senil (Aging) Osteoporosis
PTH berlebih
Ca2+ berkurang
Vit D Kurang
Kurangnya penyerapan Ca2+ dalam tulang
Kalsitonin Kurang
Inhibisi osteoklas turun
Kurang Aktivitas Fisik
stimulasi bone remodelling turun
Penurunan aktivitas sel OPG pada usia lanjut
respon seluler terhadap growth factor terhambat
Pascamenopause Osteoporosis
Hilangnya produksi estrogen
Pengeroposan tulang
SEKUNDER
Drug-induced (glucocorticoid)
glucocorticoid meningkatkan produksi RANKL dan macrophage colony stimulating factor
Vitamin D Deficiency
FAKTOR PENYEBAB
Penurunan pembuatan vitamin D
Kekurangan asupan vitamin D
Penurunan cadangan vitamin D
Malabsorbsi dan pembuatan atau peningkatan degradasi 25(OH)2D
Manifestasi Klinis
Gejala
Terdiri
nyeri timbul mendadak
nyeri ringan
saat
bangun tidur
melakukan aktivitas
tidak dapat bergerak
depresi, takut, kurang percaya diri
akibat
gejala yang dialami
rasa sakit dengan atau tanpa fraktur
Tanda
Terdiri
low trauma fracture
setelah
jatuh
dari
saat berdiri
berkurangnya tinggi badan
hingga
lebih dari 4 cm
dalam
1 tahun
bertambah parahnya
kifosis
TERAPI FARMAKOLOGIS
Formation and Antiresorptive medication
Mekanisme:
mengikat sklerostin => mencegah inhibisi formasi tulang
Romosuzumab
dosis: 210 mg SC per bulan x 12
I : osteoporosis pascamenopause
ES : anrthalgia, hipersensitivitas, kejang otot, astenia, dll
KI : hipersensitivitas
Hormon : Teriparatide
Mekanisme :
berikatan dengan afinitas tinggi terhadap reseptor mirip PTH endogen => meningkatkan pembentukan tulang, bone remodelling, dan aktivitas osteoblas
DW : 20 mcg subQ 1x1 (FDA)
56.5 mg 1 kali seminggu (off-label)
I : osteoporosis pascamenopause kepadatan tulang sangat rendah (Tscore <3.5) tidak toleran bifosfonat
ES : nyeri, arthalgia, mual, hipertensi, sakit kepala, dll
KI : Hipersensitivitas
Obat lain : Calcitonin salmon, PTHrP(1-34) Analog, Abaloparatide
SERM
Mekanisme:
secara selektif mengaktifkan dan memblokil jalur esterogenik dengan meningkatkan reseptor estrogen spesifik
1st gen : tamoxifen
2nd gen : raloxifene
3rd gen : lasofoxifene, bazedoxifene
raloxifene
I : post-menopause osteoporosis, kanker payudara pada wanita osteoporosis
Dosis : 60 mg/hari secara oral
ES : kram kaki dan hot flashes
KI : Ibu hamil, menyusui, tromboembolisme vena
RANK-L Inhibitors
Mekanisme:
berikatan dengan RANKL, menghalangi kemampuan utnuk mengikat RANKL pada permukaan sel prekusor osteoklas
Obat: Donsumab
Dosis: 60 mg setiap 6 bulan
secara subkutan + kalsium 1000 mg dan vit D 400 IU
I : Osteoporosis pada laki-laki, obat kortikosteroid dengan risiko fraktur tinggi, osteoporosis menopause
ES : reaksi dermatologis yang tidak spesifik pada tempat suntikan
KI : Hipersensitivitas, hipokalsemia kehamilan
Antiresorptive Medication/ Nutritional Supplements
Mekanisme: Mengatur transkipasi gen melalui reseptor vit D
Contoh obat : Ergokalsiferol, Kolekalsiferol
Dosis:
Anak usia 0-9 thn : 10-15 mcg (400-600 IU)
Pria usia 10-80 thn ke atas : 15-20 mcg (600-800 IU)
Wanita usia 10-80 thn ke atas : 15-20 mcg (600-800 IU)
KI : Hiperkalsemia
ES : Konstipasi, nafsu makan turun, gangguan ginjal, hypercalcemia, hypervitaminosis D
Antiresorptive Prescription Medications
BIPHOSPHONATE
MEKANISME
1st Generation:
Obat bekerja melalui pembentukan metabolit yang membentuk analog ATP toksik yang menginduksi apoptosis osteoklas
2nd and 3rd Generation:
Obat menghambat FPPS pada jalur metabolik mevalonic acid yang berperan dalam pembentukan dan fungsi osteoklas => sehingga osteoklas tidak aktif dan terjadi apoptosis osteoklas
JENIS OBAT
2nd Generation:
aledronat, pamidronat
ALENDRONATE
=> merupakan lini pertama pascamenopause
Dosis : 10 mg, 1x1
ES : sakit kepala dan gangguan pencernaaa
KI : abnormalitas esofagus hipokalsemia
3rd Generation:
risedronat, zoledronat
RISENDRONATE
I : osteoporosis pascamenopause
Dosis : 35 mg sekali satu minggu
ES : konstipasi, nyeri otot dan sendi
KI : abnormalitas esofagus hipokalsemia
1st Generation:
medronat, etidronat, kloradronat, tiludronat
ETIDRONATE
I : osteoporosis pascamenopause
Dosis : 400 mg 1x1 sebelum/sesudah makan, dikonsumsi selama 14 hari
ES : diare, gangguan pencernaan, sakit kepala
KI : Ibu hamil menyusui
Diagnosis
Tes kepadatan tulang (BMD) untuk menilai kepadatan tulang
TULANG
CARA MENJAGA TULANG:
Konsumsi makanan sehat
Menambah vit D dan kalsium
Olahraga
Hindari rokok dan alkohol
Melakukan pemeriksaan osteoporosis
BONE HOMEOSTASIS
Osteoblas : deposisi (pembentukan tulang)
Osteoklas : resorpsi (perombakan tulang
FUNGSI TULANG:
Support
Protection
Assistance in movement
Mineral homeostasis
Blood cell production
Triglyceride storage
Bone Remodelling
formasi tulang baru oleh osteoblas
resorpsi oleh osteoklas
Metabolisme Kalsium
Vitamin D => membantu penyerapan kalsium
meningkatkan kepekaan tulang terhadap PTH
PTH => menghambat resorpsi tulang
disekresi
Kelenjar Paratiroid
Kalsitonin => menurunkan konsentrasi Ca2+ plasma
Faktor yang memengaruhi
Tulang
resorpsi kalsium dan fosfat meningkat, mineralisasi menurun
Efek akhir pada kadar serum
Kalsium serum meningkat dan fosfat serum menurun
Ginjal
Menurunkan ekskresi kalsium dan meningkatkan eksresi fosfat
Usus
Meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat pada PTH dan Vit D