OSTEOPOROSIS
Definisi
Parameter Pemantauan Keberhasilan dan Keamanan Terapi
ALGORITMA TERAPI
KLASIFIKASI
Manifestasi Klinis
TERAPI FARMAKOLOGIS
Gejala
Tanda
Terdiri
Terdiri
nyeri timbul mendadak
low trauma fracture
nyeri ringan
tidak dapat bergerak
depresi, takut, kurang percaya diri
rasa sakit dengan atau tanpa fraktur
berkurangnya tinggi badan
bertambah parahnya
saat
bangun tidur
melakukan aktivitas
akibat
gejala yang dialami
kifosis
setelah
jatuh
dari
saat berdiri
hingga
lebih dari 4 cm
dalam
1 tahun
merupakan pengeroposan tulang atau penurunan densitas tulang
Diagnosis
Tes kepadatan tulang (BMD) untuk menilai kepadatan tulang
- Kepatuhan pasien
- Efek Samping
- Pengukuran DXA/BMD 1-2 thn sekali
- Evaluasi durasi terapi
1 tahun (romosuzumab)
2 tahun (teriparatide)
3 tahun (bifosfoat intravena)
5 tahun (bifosfonat oral)
Bone turnover marker (BTM) -> serangkaian protein atau biomarker
dilepaskan saat bone remodelling
-> diukur 2-3 bulan sekali
-> diukur kadar serum darah/urin
Tatalaksana GIO pada wanita menopause dan pria > 50 tahun
menerima terapi glukokortikoid oral selama > 3 bulan melakukan tes BMD dengan alat DXA
glukokortikoid > 5 mg/hari selama 3 bulan
lini pertama: obat antiresorptif
dihentikan
12 bulan sebelum konsepsi pada wanita
Terapi Pascamenopause
low risk
moderate risk
tidak ada riwayat patah tulang panggul/belakang
risiko patah tulang panggul 10 tahun <3% dan patah tulang osteoporosis mayor <20%
tidak ada riwayat patah tulang panggul/belakang
risiko patah tulang panggul 10 tahun <3% dan patah tulang osteoporosis mayor <20%
high risk
ada riwayat patah tulang panggul/belakang
Fracture Risk Assesment Tool (FRAX)
nilai major osteoporosis di bawah 20% dan nilai hip fracture kurang dari 3%
dikategorikan low risk osteoporosis
terapi yang dapat dilakukan
optimalisasi vit D dan kalsium, perubahan gaya hidup, pemberian SERM, mengulang cek BMD dan FRAX selama 2 tahun
very high risk
pernah mengalami patah tulang panggul/belakang beberapa kali
T-score panggul dan tulang belakang > -1.0
menilai kembali risiko faktur setelah 2-4 tahun
T-score panggul dan tulang belakang > -2.5
bisphosphonate (menilai kembali risiko patah tulang setelah 3 tahun (injeksi) dan 5 tahun (oral))
T-score kurang dari sama dengan -2.5
T-score kurang dari sama dengan -2.5
mengonsumsi teripatode/abalopatide selama 2 tahun
Denosumab dan menilai kembali risiko faktur setelah 5-10 tahun
Denosumab dan menilai kembali risiko faktur setelah 5-10 tahun
TULANG
PRIMER
SEKUNDER
Senil (Aging) Osteoporosis
Drug-induced (glucocorticoid)
Pascamenopause Osteoporosis
Vitamin D Deficiency
CARA MENJAGA TULANG:
- Konsumsi makanan sehat
- Menambah vit D dan kalsium
- Olahraga
- Hindari rokok dan alkohol
- Melakukan pemeriksaan osteoporosis
BONE HOMEOSTASIS
Osteoblas : deposisi (pembentukan tulang)
Osteoklas : resorpsi (perombakan tulang
FUNGSI TULANG:
- Support
- Protection
- Assistance in movement
- Mineral homeostasis
- Blood cell production
- Triglyceride storage
Bone Remodelling
formasi tulang baru oleh osteoblas
resorpsi oleh osteoklas
Metabolisme Kalsium
Vitamin D => membantu penyerapan kalsium
PTH => menghambat resorpsi tulang
Kalsitonin => menurunkan konsentrasi Ca2+ plasma
Faktor yang memengaruhi
Tulang
Efek akhir pada kadar serum
Ginjal
Usus
disekresi
Kelenjar Paratiroid
meningkatkan kepekaan tulang terhadap PTH
Kalsium serum meningkat dan fosfat serum menurun
resorpsi kalsium dan fosfat meningkat, mineralisasi menurun
Menurunkan ekskresi kalsium dan meningkatkan eksresi fosfat
Meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat pada PTH dan Vit D
PTH berlebih
Vit D Kurang
Kalsitonin Kurang
Kurang Aktivitas Fisik
Hilangnya produksi estrogen
Pengeroposan tulang
Penurunan aktivitas sel OPG pada usia lanjut
respon seluler terhadap growth factor terhambat
Inhibisi osteoklas turun
Ca2+ berkurang
Kurangnya penyerapan Ca2+ dalam tulang
stimulasi bone remodelling turun
glucocorticoid meningkatkan produksi RANKL dan macrophage colony stimulating factor
Formation and Antiresorptive medication
Mekanisme:
mengikat sklerostin => mencegah inhibisi formasi tulang
Romosuzumab
dosis: 210 mg SC per bulan x 12
I : osteoporosis pascamenopause
ES : anrthalgia, hipersensitivitas, kejang otot, astenia, dll
KI : hipersensitivitas
Hormon : Teriparatide
Mekanisme :
berikatan dengan afinitas tinggi terhadap reseptor mirip PTH endogen => meningkatkan pembentukan tulang, bone remodelling, dan aktivitas osteoblas
DW : 20 mcg subQ 1x1 (FDA)
56.5 mg 1 kali seminggu (off-label)
I : osteoporosis pascamenopause kepadatan tulang sangat rendah (Tscore <3.5) tidak toleran bifosfonat
ES : nyeri, arthalgia, mual, hipertensi, sakit kepala, dll
KI : Hipersensitivitas
Obat lain : Calcitonin salmon, PTHrP(1-34) Analog, Abaloparatide
SERM
Mekanisme:
secara selektif mengaktifkan dan memblokil jalur esterogenik dengan meningkatkan reseptor estrogen spesifik
1st gen : tamoxifen
2nd gen : raloxifene
3rd gen : lasofoxifene, bazedoxifene
raloxifene
RANK-L Inhibitors
I : post-menopause osteoporosis, kanker payudara pada wanita osteoporosis
Dosis : 60 mg/hari secara oral
ES : kram kaki dan hot flashes
KI : Ibu hamil, menyusui, tromboembolisme vena
Mekanisme:
berikatan dengan RANKL, menghalangi kemampuan utnuk mengikat RANKL pada permukaan sel prekusor osteoklas
Obat: Donsumab
Dosis: 60 mg setiap 6 bulan
secara subkutan + kalsium 1000 mg dan vit D 400 IU
I : Osteoporosis pada laki-laki, obat kortikosteroid dengan risiko fraktur tinggi, osteoporosis menopause
ES : reaksi dermatologis yang tidak spesifik pada tempat suntikan
KI : Hipersensitivitas, hipokalsemia kehamilan
Antiresorptive Medication/ Nutritional Supplements
Mekanisme: Mengatur transkipasi gen melalui reseptor vit D
Contoh obat : Ergokalsiferol, Kolekalsiferol
Dosis:
Anak usia 0-9 thn : 10-15 mcg (400-600 IU)
Pria usia 10-80 thn ke atas : 15-20 mcg (600-800 IU)
Wanita usia 10-80 thn ke atas : 15-20 mcg (600-800 IU)
KI : Hiperkalsemia
ES : Konstipasi, nafsu makan turun, gangguan ginjal, hypercalcemia, hypervitaminosis D
Antiresorptive Prescription Medications
BIPHOSPHONATE
MEKANISME
JENIS OBAT
1st Generation:
Obat bekerja melalui pembentukan metabolit yang membentuk analog ATP toksik yang menginduksi apoptosis osteoklas
2nd Generation:
aledronat, pamidronat
2nd and 3rd Generation:
Obat menghambat FPPS pada jalur metabolik mevalonic acid yang berperan dalam pembentukan dan fungsi osteoklas => sehingga osteoklas tidak aktif dan terjadi apoptosis osteoklas
3rd Generation:
risedronat, zoledronat
1st Generation:
medronat, etidronat, kloradronat, tiludronat
RISENDRONATE
I : osteoporosis pascamenopause
Dosis : 35 mg sekali satu minggu
ES : konstipasi, nyeri otot dan sendi
KI : abnormalitas esofagus hipokalsemia
ALENDRONATE
=> merupakan lini pertama pascamenopause
Dosis : 10 mg, 1x1
ES : sakit kepala dan gangguan pencernaaa
KI : abnormalitas esofagus hipokalsemia
ETIDRONATE
I : osteoporosis pascamenopause
Dosis : 400 mg 1x1 sebelum/sesudah makan, dikonsumsi selama 14 hari
ES : diare, gangguan pencernaan, sakit kepala
KI : Ibu hamil menyusui
FAKTOR PENYEBAB
Penurunan pembuatan vitamin D
Kekurangan asupan vitamin D
Penurunan cadangan vitamin D
Malabsorbsi dan pembuatan atau peningkatan degradasi 25(OH)2D