Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
OSTEOPOROSIS, Humaira Zakiya (2106654302) Modul Endokrin-B - Coggle Diagram
OSTEOPOROSIS
Pendahuluan
Fungsi Tulang
Pendukung
Memberikan dukungan struktural. Kerangka tulang menyediakan tempat perlekatan jaringan dan otot.
Pelindung
Struktur kerangka memberikan perlindungan pada organ dalam seperti otak, sumsum tulang belakang, paru-paru, organ pencernaan, organ reproduksi, dan jantung.
Penyimpanan mineral dan lipid
Kerangka tulang menyimpan banyak kalsium dan menyimpan lipid dalam sumsum tulang kuning.
Membantu pergerakan
Sebagian besar otot rangka melekat pada tulang, maka saat otot rangka berkontraksi, tulang ikut berperan untuk menghasilkan gerakan.
Produksi sel darah
Terdapat sumsum tulang merah yang memproduksi sel darah seperti sel darah merah dan sel darah putih.
Penyimpanan trigliserida
Sumsum tulang kuning utamanya terdiri dari sel-sel adiposa yang menyimpan trigliserida yang berfungsi sebagai cadangan energi kimia.
Cara Menjaga Fungsi Tulang
Mencukupi kebutuhan nutrisi kalsium dan vitamin D
Kekurangan kalsium mempromosikan resorpsi tulang untuk mengembalikan level kalsium ke normal
Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium, menjaga kesehatan tulang, performa otot, dan keseimbangan
Berolahraga secara rutin dan teratur
Melakukan regimen olahraga menahan beban secara teratur (seperti berjalan kaki 30-40 menit), melakukan posture & back exercises
Mengurangi konsumsi alkohol, soda, kafein, dan kebiasaan merokok
Deteksi dini faktor risiko
Bone Remodelling
Definisi
Bone remodelling adalah suatu proses penggantian jaringan tulang yang lama dengan jaringan yang baru secara terus menerus selama kita hidup.
Fungsi
Menjaga kerangka tetap pada efektivitas maksimum dalam penggunaan mekanisnya
dengan cara
Mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah
Memperbaiki kerusakan
Mencegah pengeroposan
Proses
Tahap 1: Inisiasi Bone Remodelling
Tahap 2: Diferensiasi dan Aktivasi Osteoklas
Tahap 3: Resorpsi Tulang oleh Osteoklas
Tahap 4: Perubahan dari Resorpsi ke Formasi
Tahap 5: Pembentukan Tulang oleh Osteoblas
Tahap 6: Quiescence - Resting Bone
SISTEM ENDOKRIN (Calcium and Phosphate Regulation)
Calcitonin
Fungsi : ↓ Ca2+ dan PO4 3-
Efek
↓ pergerakan Ca2+ tulang dan ↓ resorpsi tulang dengan menghambat aktivitas osteoklas melalui jalur cAMP
Menghambat reabsorbsi Ca21 dan PO432 dari tubulus ginjal selama pembentukan urin
Stimulus : ↑ konsentrasi Ca2+ dan PO4 3- plasma
Parathyroid Hormone
(PTH)
Fungsi : ↑ konsentrasi Ca2+ dan PO4 3- dari tulang ke plasma dan ECF
Stimulus : ↓ Ca2+ dalam plasma
Lokasi aksi : Tulang (bone remodelling), ginjal (aktivasi vitamin D); dan intestine (absorbsi Ca2+ dan PO4 3- ke plasma)
Vitamin D (Kalsitriol)
Kalsitriol menambah penyerapan Ca2+ dan fosfat.
PTH dan kalsitriol bekerja secara independen untuk meningkatkan resorpsi tulang.
Definisi
Kelainan tulang yang ditandai dengan kepadatan dan massa tulang yang rendah, gangguan arsitektur tulang, serta kekuatan tulang yang terganggu yang membuat seseorang rentan terhadap peningkatan risiko patah tulang.
Terjadi ketika aktivitas osteoklas (resorpsi tulang) lebih tinggi daripada aktivitas osteoblas (formasi tulang)
Klasifikasi
Primer
Disebabkan oleh proses penuaan alami
terbagi menjadi
Post-Menopausal Osteoporosis (Tipe I)
Terjadi karena defisiensi estrogen
Menyebabkan pengeroposan tulang akibat peningkatan resorpsi tulang
Aktivitas osteoklastik meningkat
Pengeroposan tulang signifikan pada tulang trabekular
Senile (Age-Related) Osteoporosis (Tipe II)
Terjadi karena faktor penuaan
Perubahan jumlah BMSCs (Bone Marrow Stromal Cells), perubahan hormon, serta jumlah dan fungsi sel
Aktivitas osteoklastik menurun
Pengeroposan tulang signifikan pada tulang kortikal (juga terjadi pada tulang trabekular)
Sekunder
Disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang mendasari atau penggunaan obat-obatan tertentu
Glucocorticoid-Induced Osteoporosis
Merupakan agen anti inflamasi yang kuat dan agen imunosupresif (mencegah aktivitas sistem imun)
Salah satu efek jangka panjang dari penggunaan glukokortikoid adalah osteoporosis
Diagnosis
menggunakan
DXA (Dual Energy X-Ray Absorptiometry)
Pilihan Ideal → presisi, membutuhkan waktu singkat, dan radiasinya lebih rendah
Pengukuran BMD (Bone mineral density) sentral (pinggul dan tulang belakang) dengan dual-energy x-ray absorptiometry (DXA).
Hasil
T-Score → Untuk wanita post menopause dan pria berusia di atas 50 tahun
Perbandingan standar deviasi BMD pasien dengan BMD orang sehat berusia 20 – 30 tahun.
Z-Score → Untuk wanita premenopause dan pria berusia dibawah 50 tahun
Perbandingan standar deviasi BMD pasien dengan BMD orang sehat seusianya
Jumlah sinar-x yang diserap oleh jaringan dan tulang berkorelasi dengan kepadatan mineral tulang.
Garvan calculator
Memprediksikan risiko patah tulang osteoporotik dalam jangka 5-10 tahun ke depan menggunakan faktor risiko dan BMD
Eksaminasi fisik
Sakit tulang, perubahan postural (kifosis, lordosis, dll), dan kehilangan tinggi badan (> 3.8 cm atau 1.5 inch)
Test laboratorium
Complete blood count, kreatinin, nitrogen urea darah, kalsium, fosfor, elektrolit, alkaline phosphatase, albumin, TSH, total testosterone (untuk laki-laki), 25-hydroxyvitamin D, konsentrasi kalsium dan fosfor dalam urin 24 jam
Obat-obatan
berdasarkan cara kerja
Antiresorptive agent
Berperan menghambat resorpsi tulang osteoklastik dengan efek sekunder selanjutnya pada pembentukan tulang.
Bisphosphonate
Generasi pertama
Tidak mengandung gugus nitrogen
: Apoptosis osteoklas
Contoh obat: Alendronate
Indikasi: Osteoporosis postmenopause, osteoporosis akibat kortikosteroid
Sediaan yang beredar di Indonesia: Alovell
Bentuk sediaan: tablet, tablet effervescent
Generasi ketiga
Mengandung atom N dalam cincin heterosiklik, 10.000 kali lebih poten dari generasi pertama
Generasi kedua
Penghambatan komponen jalur biosintetik kolesterol
Memiliki gugus N pada rantai sampingnya, 10-100 kali lebih poten dari generasi pertama
RANK Ligan Inhibitor
Inhibisi RANK L
RANK-L tidak dapat berikatan dengan RANK receptor
Pembentukan osteoklas berhenti
Contoh obat: Denosumab
Indikasi: Osteoporosis, Osteoporosis induksi glukokortikoid
Bentuk sediaan: Injeksi
Sediaan yang beredar di Indonesia: Prolia
Anabolic agent
Merangsang pembentukan tulang osteoblastik dengan berbagai efek pada resorpsi tulang.
SERM (Selective Estrogen Receptor Modulators)
Agonis estrogen pada tulang untuk menjaga kepadatan tulang
Generasi pertama: Tamoxifen
Mampu mempertahankan kepadatan mineral tulang (BMD) pada wanita pasca menopause
Generasi kedua: Raloxifene
Mengurangi patah tulang belakang dan meningkatkan BMD tulang belakang dan pinggul, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah dari bifosfonat
Bentuk sediaan: Tablet dan kapsul oral
Sediaan yang beredar: Evista, Raloxiheal
Indikasi: Osteoporosis postmenopause
Generasi ketiga: Bazedoxifene
Telah dikembangkan untuk mengobati osteoporosis dan memiliki efek yang mirip dengan Raloxifene
Calcitonin
Menginhibisi osteoklas dengan berikatan melalui reseptor kalsitonin (CTR)
Menghambat proses resorpsi tulang
Menurunkan reabsorpsi kalsium pada ginjal
Kadar kalsium di dalam darah menurun
Contoh obat: Miacalcide
Bentuk sediaan: Injeksi dan Nasal spray
Indikasi: Hiperkalsemia dan krisis hiperkalsemia, osteoporosis pasca menopause
Sediaan yang beredar di Indonesia: Miacalcin, Fortikal, Calcitonin - Calxiton
PTH Analog
Contoh obat: Teriparatide
Bentuk sediaan: Injeksi subkutan
Sediaan yang beredar: Forteo
Indikasi
Osteoporosis akibat kortikosteroid
Osteoporosis primer atau hipogonadal pada pria
Osteoporosis postmenopause, risiko patah tulang tinggi
Efek anabolik: ekspresi transkripsi yang diregulasi faktor pertumbuhan pro-osteoblastogenik
Peningkatan kelangsungan hidup dan jumlah osteoblas
Efek katabolik: ekspresi sitokin pro-osteoklastogenik seperti aktivator reseptor ligan faktor kappa-B nuklir (RANKL)
Meningkatkan diferensiasi dan aktivasi osteoklastik
Vitamin D
Memaksimalkan penyerapan/absorpsi kalsium ke dalam tulang di saluran pencernaan (usus)
Contoh obat: Cholecalciferol
Bentuk sediaan: Tablet
Sediaan yang beredar: Prove D 5000 Cholecalciferol
Indikasi
Mengatasi kekurangan vitamin D
Mengatasi kekurangan kalsium akibat hipoparatiroid
Mengatasi dan mencegah osteoporosis
Algoritma Terapi
Terapi Non Farmakologi
Diet seimbang kaya nutrisi yang sehat
Memiliki diet seimbang dengan asupan kalsium (700mg/hari) dan vitamin D (800IU/hari) yang cukup.
Kombinasi latihan menahan beban dan penguatan otot secara teratur, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing pasien
Penghentian merokok jika seseorang adalah seorang perokok
Anjuran untuk membatasi asupan alkohol hingga ≤ 2 unit/hari
Algoritma Terapi Wanita Postmenopause dan Pria 50 tahun dan lebih
Sumber: DiPiro, J., Yee, G., Posey, M. L., Haines, S. T., Nolin, T. D., & Ellingrod, V. (2020). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Eleventh Edition (11th ed.). McGraw Hill / Medical.
Algoritma Terapi Wanita Postmenopause dengan Fraktur
:
Sumber: Tu, K. N., Lie, J. D., Wan, C. K. V., Cameron, M., Austel, A. G., Nguyen, J. K., Van, K., & Hyun, D. (2018, February). Osteoporosis: A review of treatment options. P & T : a peer-reviewed journal for formulary management. Retrieved March 15, 2023, from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5768298/
Algoritma Terapi Wanita Postmenopause tanpa Fraktur
Sumber: Tu, K. N., Lie, J. D., Wan, C. K. V., Cameron, M., Austel, A. G., Nguyen, J. K., Van, K., & Hyun, D. (2018, February). Osteoporosis: A review of treatment options. P & T : a peer-reviewed journal for formulary management. Retrieved March 15, 2023, from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5768298/
Algoritma Terapi Glukokortikoid
Sumber: Schwinghammer, T. L., DiPiro J. T., DiPiro C., Wells., B. G. (2014). Pharmacotherapy Handbook (9th Ed). McGraw-Hill Education.
Parameter pemantauan keberhasilan dan keamanan terapi osteoporosis
Tujuan: Memastikan terapi obat aman, efektif, dan rasional bagi pasien
Monitoring dilakukan guna mengevaluasi efektivitas terapi
Metode utama
Pengukuran Nilai Bone Mass Density (BMD)
BMD diperiksa ulang 1-2 tahun setelah inisiasi terapi untuk mengevaluasi respons pengobatan pada pasien osteoporosis
Pengukuran Bone Turnover Markers (BTM)
Bone turnover markers: osteocalcin, alkalin fosfatase, procollagen-1-peptida,-propeptida N-terminal kolagen-1
Beberapa kondisi harus dipertimbangkan dalam interpretasi: fungsi ginjal, circadian rhythm, umur, penyakit lain
Humaira Zakiya (2106654302) Modul Endokrin-B