Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Hipertensi, M.Diva puta parastan
2108260211 - Coggle Diagram
Hipertensi
CMD
Anamnesis
-Riwayat Kejadian Kardiovaskular
- Riwayat Konsumsi Obat
- penyakit terdahulu
- pusing & mual muntah
Pemeriksaan fisik
- Pengukuran Tekanan Darah
- Perhitungan indeks massa tubuh (IMT)
- Pemeriksaan mata
- Tanda kongesti
pemeriksaan penunjang
- Fungsi ginjal dengan elektrolit dan perhitungan laju filtrasi glomerulus
- profil lipid, dan gula darah puasa
- ELECTROKARDIOGRAFI (EKG)
krisis hipertensi
Krisis hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik di atas 180 mmHg atau diastolik di atas 120 mmHg dengan atau tanpa kerusakan organ.
Terbagi menjadi 2
- Hipertensi emergensi
- Hiperrtensi urgensi
gejala
- sakit kepala atau penglihatan kabur
- kejang
- sesak napas dan nyeri dada
- pembengkakan atau edema
definisi, klasifikasi
& tanda ,Gejala
Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, pembuluh darah utama dalam tubuh. Hipertensi adalah ketika tekanan darah terlalu tinggi. Tekanan darah ditulis sebagai dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik) mewakili tekanan di pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara detak jantung. Hipertensi didiagnosis jika, ketika diukur pada dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari tersebut adalah ≥140 mmHg dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari tersebut adalah ≥90 mmHg.
klasifikasi
- Hipertensi Essensial
- Hipertensi Sekunder
Klasifikasi dari Tekanan darah
Normal< 120dan< 80
Pra-hipertensi 120 - 139 atau 80 - 89
Hipertensi tingkat 1 140 - 159 atau90 - 99
Hipertensi tingkat 2 > 160 atau > 100
Gejala
a. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)
b. Bising (bunyi “nging”) di telinga
c. Jantung berdebar-debar
d. Pengelihatan kabur
e. Mimisan
f. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.
Etiologi
-
Hipertensi SekunderPenyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dll.
prognosis & Edukasi
prognosis
Kematian akibat penyakit jantung atau stroke iskemik
meningkat secara bertahap seiring dengan peningkatan tekanan darah. Untuk setiap 20 mmHg sistolik atau 10 mmHg peningkatan diastolik di pembuluh darah di atas 115/75 mmHg, akan meningkatkan resiko kematian penyakit jantung iskemik dan stroke. Retinopati hipertensi dikaitkan dengan peningkatan risiko jangka panjang dari stroke, bahkan terjadi pada pasien dengan tekanan darah terkendali dengan baik
In hypertension patients, emphasize the importance of blood pressure control. Tell the patient that therapy is carried out long term with regular appointments. Explain that this is important to ensure therapy is adequate and complications are prevented as optimally as possible. Ask for the patient's cooperation in management and provide motivation that a diagnosis of hypertension does not mean that the patient will have a poor quality of life.
tatalaksana
Farmako
- golongan diuretik,
- golongan antagonis kalsium,
- golongan penghambat konversi rennin angiotensin.
non farmako
- Pembatasan atau kurangi konsumsi garam.
- istirahat cukup
- kurangi stress
fisiologi tekanan darah
- Curah jantung atau cardiac output
- Viskositas darah & tahanan perifer
- Elastisitas dan volume darah
faktor Resiko
1.Keturunan
2.Usia
- Garam
4.Kolesterol
5.Obesitas
6.Stress
7.rokok& kafein
- Alkohol
diagnosis banding
1.Hiperaldosteronisme
2.Koarktasio Aorta
3.Stenosis Arteri Renal
- Penyakit Ginjal Kronis
patofisiologi hipertensi
renin is produced from the juxtaglomerular cells of the kidney, which stimulates the activation of angiotensinogen in the liver to angiotensin I.
•Angiotensin I is converted to angiotensin II by angiotensin converting enzyme from the lungs.
•Angiotensin II constricts blood vessels and promotes the release of aldosterone from the adrenal glands, which subsequently triggers sodium reabsorption.
•Antidiuretic hormones from the pituitary glands are also released to cause water reabsorption.
•Combined, these leads to increased blood volume and blood pressure.
komplikasi
- edema paru
- angina
- stroke
- gagal ginjal
- retinopati
- gagal jantung
- krisis hipertensi
-