Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Culturally Responsive Teaching - Coggle Diagram
Culturally Responsive Teaching
Ladson-Billing (1995: 164)
model pendidikan teoritis dan praktik yang tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu peserta didik menerima dan memperkokoh identitas budayanya.
peserta didik mencapai kesuksesan akademis
peserta didik mampu mengembangkan, dan memiliki kompetensi budaya (cultural competence)
peserta didik membangun kesadaran kritis (critical consciousness) sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam merombak tatanan sosial yang tidak adil.
karakteristik
menurut Gay (2000)
mengakui adanya warisan budaya dari berbagai kelompok etnis yang berbeda,
membangun hubungan yang bermakna antar peserta didik,
menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang terkait dengan berbagai macam gaya belajar yang berbeda,
mengajarkan peserta didik untuk mengetahui dan mencintai warisan budaya mereka sendiri serta menghargai kebudayaan orang lain,
menggabungkan informasi multikultural, sumber daya, serta keterampilan untuk diajarkan di sekolah.
Menurut Ladson & Billings (1995)
positive perspectives on parents and families, guru membangun hubungan yang baik dengan orangtua serta keluarga peserta didik,
communication of high expectation, guru memberikan pujian terhadap prestasi peserta didik, dan memberikan simpati jika peserta didik gagal dalam proses akademiknya,
learning within the context of culture, adanya keberagaman budaya yang dimiliki setiap peserta didik yang ada di sekolah, serta adanya proses globalisasi yang mengharuskan kita untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang budaya kita di antara populasi yang beragam,
student-centered instruction, pembelajaran yang tercipta harus dapat membuat peserta didik aktif. Peran guru sebagai perencana pembelajaran di kelas diperlukan agar dapat terjadi aktivitas dan komunikasi yang positif antar peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang memahami peserta didik sebagai individu yang dapat mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan pengetahuan sebelumnya,
culturally mediated instruction, kegiatan multikultural yang sedang berlangsung dalam ruang kelas menimbulkan kesadaran akan keberagaman budaya. Hal ini terkait pembahasan mengenai macam-macam aplikasi konten pelajaran dalam adat yang berbeda-beda,
reshaping the curriculum, sekolah harus membuat kurikulum yang dapat membangun karakter peserta didik dan tidak hanya terfokus pada hasil akademik,
menyusun RPP CRT
menyusun setiap Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, namun sebaiknya satu RPP untuk satu pertemuan,
memuat penjelasan yang singkat, padat, dan jelas. RPP bisa dibaca oleh siapa saja yang mengajar, termasuk siapa saja bisa melakukan sesuai yang dipaparkan tahap demi tahap dalam RPP,
menggambarkan prosedur yang tepat. Memuat struktur organisasi pembelajaran untuk bisa mencapai Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus,
menyusun indikator yang melibatkan tiga aspek penting seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik,
memuat audience, behaviour, condition, dan degree. Ini dapat diartikan, dalam RPP harus ada peserta didik (audience), tingkah laku belajar (behaviour), kondisi belajar (condition), dan tingkat keberhasilan (degree),
berorientasi pada produk yang akan dibuat oleh peserta didik. Misalnya saja membuat jurnal dan berbagai jenis penugasan,
memuat kegiatan-kegiatan yang terstruktur agar kelas menjadi tidak berantakan.
contoh budaya
peserta didik meningkatkan konsep belajar lewat interaksi dengan lingkungan belajar sebagai media budaya yang diciptakan oleh kerja sama sosial antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya.
penggunaan jenis-jenis makanan tradisional dalam pembelajaran matematika materi sistem persamaan linear dua variabel,
tradisi nginang (makan sirih dan tembakau) di Sekaten dalam pembelajaran Kimia materi Koloid,
seni Reog Ponorogo dalam Pembelajaran IPS materi keragaman budaya Indonesia,
jamu di Weru Sukoharjo Jawa Tengah dalam pembelajaran IPA materi unsur, senyawa, dan campuran.
Prinsip asesmen CRT
asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;
asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;
hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.