Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pengaruh Hindu-Buddha - Coggle Diagram
Pengaruh Hindu-Buddha
Seni Bangunan
Candi
Candi merupakan peninggalan artefak pada masa Hindu-Buddha yang masih dapat disaksikan hingga sekarang. Meskipun banyak omamen pada bangunan candi yang mendapatkan pengaruh budaya India, beberapa bagian candi masih menunjukkan pengaruh kebudayaan lokal. Dengan demikian, dapat dikatakan bangunan candi merupakan perpaduan antara kedua kebudayaan tersebut.
Stupa
Stupa merupakan bangunan yang terdapat pada
candi-candi Buddha. Pada awalnya stupa di India berupa makam ber- bentuk kubah atau bukit kecil. Selanjutnya, bangunan ini berkembang menjadi ciri khas bangunan suci umat Buddha.
Keraton
Pada masa Hindu-Buddha istilah kedatwan mengalami penyesuaian dengan konsep kerajaan sehingga menjadi keraton. Istilah keraton berasal dar kata "keratuan" yang artinya tempat kediaman ratu atau raja. Dengan demikian, keraton (istana) merupakan bangunan tempat tinggal raja. Bangunan keraton biasanya memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi identitas kerajaan. Keraton memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat budaya, dan tempat tinggal raja bersama keluarganya.
Langgam
Bangunan candi di Indonesia memiliki bentuk beragam. Tiap-tiap candi biasanya memiliki ciri khusus yang menunjukkan keunikannya. Ciri dan keunikan bangunan itulah yang menunjukkan langgam atau gaya tertentu. Gaya dapat dilihat dari sekumpulan ciri atau kombinasi sejumlah ciri yang bersifat khas dan membedakan dengan lainnya.
Sejak masa praaksara masyarakat Indonesia mampu menciptakan berbagai bentuk bangunan dengan fungsi berbeda-beda. Temuan situs-situs purbakala menunjukkan sejumlah bangunan berfungsi sebagai hunian dan tempat pemujaan. Kemampuan seni bangunan tidak dapat berkembang tanpa didukung oleh keterampilan membuat peralatan batu. Masyarakat Indonesia mempunyai keterampilan membuat bangunan dari batu seperti menhir, punden berundak, dan patung. Dalam perkembangannya pengaruh Hindu-Buddha mendorong masyarakat Indonesia mengadopsi berbagai teknologi bangunan dari India sehingga mereka mampu menerapkannya pada pembuatan seni bangunan.
Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan Bukti-bukti keberadaan seni bangunan pada masa Hindu-Buddha dapat ditemukan pada masa sekarang dalam bentuk artefak. Bukti-bukti peninggalan tentang keberadaan seni pertunjukan pada masa Hindu-Buddha harus digali melalui sumber-sumber tertulis dan relief. Sumber tertulis dapat ditemukan pada kitab-kitab dan karya sastra. Selain kitab, sumber lainnya dapat digali dari gambar pada relief candi. Beberapa jenis seni pertunjukan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha sebagai berikut.
Seni Tari
Pada dasarnya seni tari sudah berkembang di Indonesia sejak masa praaksara. Seni pertunjukan tari dipentaskan pada acara-acara tertentu seperti pesta panen dan pengangkatan kepala suku. Musik pengiring para penari berasal dari irama ritmis alat-alat perkusi atau tetabuhan yang dipukul tanpa iringan alat bernada. Pada masa Hindu-Buddha seni tari masih sering dipentaskan dalam upacara keagamaan, perkawinan, dan pengangkatan raja.
Seni Wayang
Wayang merupakan salah satu kebudayaan asli masyarakat Indonesia.Wayang telah berkembang di Indonesia sejak masa praaksara. Pada masa praaksara seni pertunjukan wayang berkaitan dengan fungsi magisreligius, yaitu sebagaI bentuk upacara pemujaan kepada arwah nenek moyang yang disebut Hyang. Kedatangan arwah nenek moyang sering diwujudkan dalam bentuk bayangan dari sebuah wayang. Lakon wayang pada masa ini lebih sering bercerita tentang kepahlawanan dan petualangan nenek moyang,Sementara itu, pada masa Hindu-Buddha per- tunjukan wayang dimodifikasi dengan membawakan cerita-cerita dari India seperti Ramayana dan Mahabharata. Meskipun demikian, tokoh-tokoh yang dimainkan tidak hanya berasal dari cerita asli Ramayana dan Mahabharata, tetapi juga mengikutsertakan sejumlah tokoh lokal seperti punakawan.
Seni Musik
Pertunjukan seni musik paling tua yang dikenal masyarakat Indonesia adalah pertunjukan musik gamelan. Menurut J.L.A. Brandes, gamelan merupakan salah satu seni pertunjukan asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Masuknya Hindu-Buddha menyebabkan kesenian gamelan mengalami perkembangan pesat. Informasi mengenai perkembangan seni musik pada masa Hindu-Buddha dapat ditemukan pada relief candi dan kitab kesastraan.
Seni Rupa dan Ukir
Patung/Arca
Pahatan menhir menunjukkan masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan membuat patung berbentuk manusia yang digunakan untuk penyembahan. Kemampuan membuat patung dari batu semakin berkembang pada masa Hindu-Buddha. Pada masa ini arca-arca yang melengkapi bangunan candi dibuat dengan menggunakan batu. Secara umum terdapat dua bentuk arca, yaitu trimatra dan setengah trimatra. Bentuk trimatra terdiri atas patung utuh yang menggambarkan sosok dewa, manusia, dan binatang. Sementara itu, bentuk setengah trimatra biasanya terdapat pada relief-relief candi.
Relief
Relief berupa gambar timbul yang menempel pada dinding candi. Relief tidak sekadar gambar, tetapi
representasi dari ajaran-ajaran agama, kehidupan
sehari-hari, dan kisah-kisah para dewa.
Makara
Makara merupakan makhluk dalam mitologi Hindu-Buddha. Makhluk ini memiliki perwujudan binatang laut besar yang diidentikkan dengan buaya, hiu, dan lumba-lumba. Binatang menjadi motif yang lazim dalam arsitektur India dan Jawa. Makara biasanya dipajang pintu gerbang candi atau keraton. Pemalangan makara bertujuan untuk menolak sifat buruk agar bagian candi yang sakral dan suci.